Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PEMISAHAN pemilihan umum (pemilu) tingkat nasional dan lokal yang diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai keliru. Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan berpendapat hal itu seharusnya diputuskan oleh DPR selaku pembentuk undang-undang.
Merujuk konstitusi UUD 1945, Iwan mengatakan MK melampaui kewenangannya. Sebab, lembaga yudikatif itu diberikan kewenangan yakni menguji undang-undang atas UUD yang sifat putusannya final dan mengikat, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, pembubaran partai politik, serta perselisihan hasil pemilu. MK, menurutnya tidak berwenang membuat norma baru atas undang-undang.
"Maka MK telah melampaui kewenangannya. MK dalam kapasitas sebagai guardian of constitution tidak diberikan kewenangan untuk merubah norma dalam UUD," ujar Iwan kepada Media Indonesia, Selasa (1/7).
Kendati demikian, ia berpendapat bahwa pemisahan pemilu seperti model yang dilakukan oleh MK memang lebih ideal. Secara positif, pemisahan pemilu dinilai akan memfokuskan pemilih pada isu nasional maupun lokal secara terpisah.
Putusan MK berdampak pada pemisahan pemilu tingkat nasional yang akan digelar pada 2029 untuk memilih presiden-wakil presiden, DPR RI, dan DPR RI. Setelah jeda minimal 2 tahun atau maksimal 2,5 tahun, pemilu lokal bakal digelar untuk memilih kepala daerah, baik gubernur-wakil gubernur dan bupati-wakil bupati/wali kota-wakil wali kota, serta DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
Di sisi lain, Iwan mengatakan penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu juga bisa lebih efektif dan efisien dalam menyelenggarakan pemilu. Ia menilai pemisahan pemilu akan memperkecil angka kematian petugas di lapangan akibat kelelahan.
"Namun, sekali lagi, mestinya DPR yang mengabil peran terkait ini. Rivisi UU Pemilu harus segera diselesaikan oleh DPR," jelas Iwan. (H-4)
Partai NasDem menilai Mahkamah Konstitusi (MK) telah mencuri kedaulatan rakyat karena memutuskan pemilu nasional dan daerah atau lokal.
Pakar hukum tata negara dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Gugun El Guyanie, misalnya, menyororti dampak negatif pemisahan pemilu nasional dan lokal
MK mengatakan selama ini terdapat perbedaan atau ketidaksinkronan peran Bawaslu dalam menangani pelanggaran administrasi pemilu dengan pelanggaran administrasi pilkada.
Beleid itu juga bisa memberikan efek jera kepada pihak-pihak yang menyusahkan penyidik sampai jaksa, dalam menangani perkara.
Jika tidak terdapat pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 30%, maka dilakukan pemilihan putaran kedua.
Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih menasihati Pemohon agar menguraikan syarat-syarat kerugian atas berlakunya norma yang diujikan pada permohonannya.
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) segera menyusun aturan turunan Undang-Undang No.32/2024 tentang Konservasi, Sumber Daya Hayati, dan Ekosistemnya setelah uji formil ditolak
Ada pula tantangan untuk memastikan para pencipta lagu dan musisi mendapatkan royalti dari penggunaan karya cipta mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved