Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AKSI bertajuk Indonesia Gelap kembali digelar di sejumlah kota di Tanah Air. Demonstrasi yang diikuti mahasiswa seluruh Indonesia ini salah satunya digelar di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Aksi ini mengajukan sembilan tuntutan, yakni kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.,Tranparansi status pembangunan dan pajak rakyat, Evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis. Lalu, tolak revisi UU Minerba yang bermasalah, tolak dwifungsi TNI, sahkan RUU Perampasan Aset, tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional. Kemudian, tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat, juga tolak cawe-cawe Jokowi dalam Pemerintahan Prabowo
Merespons itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Ujang Komarudin menyebut di dalam negara dengan sistem demokrasi, demonstrasi merupakan suatu keniscayaan.
“Kalau kita sudah bersepakat berdemokrasi maka segala bentuk kebebasan berekspresi itu dijamin oleh konstitusi,” ungkap Ujang kepada Media Indonesia, Kamis (20/2).
“Pemerintahan Prabowo-Gibran betul-betul menjaga dan melaksanakan kebijakan demokrasi yang inklusif dan terbuka,” imbuhnya.
Ujang juga menyebut Prabowo membuka seluas-luasnya untuk mahasiswa bisa melakukan kritik, dan melakukan demonstrasi kepada pemerintah. Tetapi, lanjut Ujang, pemerintah punya kebijakan-kebijakan yang sangat ril, sangat nyata untuk kepentingan publik.
Ujang menuturkan, pemerintah saat ini memiliki tingkat kepuasan sangat tinggi dari masyarakat hingga 80,9%. Lalu tingkat keyakinan publik terhadap Prabowo mencapai 89%. Hal itu, kata Ujang, karena banyak hal-hal yang sudah dilakukan prabowo dalam 3-4 bulan terakhir. Ia mencontohkan adanya makan bergizi gratis yang diapresiasi oleh rakyat Indonesia hingga dipuji oleh pakar luar negeri.
“Cek kesehatan gratis, bagaimana program ini dijalankan. Bagi yang berulang tahun silakan cek kesehatan gratis. Itu kado dari negara dan presiden,” tuturnya.
“Ini juga program pro rakyat yang sengaja diberikan oleh bapak Prabowo yang peduli kepada kesehatan rakyat Indonesia. Lalu juga pemutihan kredit UMKM."
Intinya, Ujang menegaskan pemerintah menerima kritik dengan terbuka. Ujang berpendapat kritik sebaiknya berbasis pada data, objektif dan konstruktif. Jangan sampai, ucap Ujang, kritik-kritik berbasiskan hal-hal yang subjektif dan program pemerintah yang baik lalu diframing tidak bagus.
“Jadi kita membangun negara ini dengan benar, objektif, sehingga betul-betul dinikmati oleh masyarakat," tukasnya.
“Kami yakin pemerintah saat ini berkomitmen untuk menjaga demokrasi dan menyejahterakan rakyat Indonesia".(M-2)
ANCAMAN pidana kepada masyarakat yang mengibarkan bendera One Piece dinilai berlebihan. Penggunaan bendera sebagai sarana penyampaian kritik
Pernyataan Prabowo merupakan bentuk serangan terhadap kebebasan berekspresi dan hak warga sipil untuk menyuarakan protes yang sah dan damai.
AMNESTY International merilis laporan tahunan 2024 yang mengungkapkan bahwa praktik otoritarian semakin menjangkiti negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Pemberedelan karya seni sebagai ekspresi artistik pada umumnya terjadi di negara-negara totaliter. Atau setidak-tidaknya di negara otoriter.
Program beasiswa ini adalah bentuk penghormatan UBSI terhadap nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi karakter bangsa.
Antusias membaktikan diri terjun ke desa, mahasiswa berbagai perguruan tinggi patahkan citra negatif Gen Z. Seperti apa cerita kiprah mereka?
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Mahasiswa diajak untuk memahami konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya perencanaan keuangan sejak dini, serta mengenali risiko dan peluang dalam dunia keuangan digital.
Harimurti menambahkan ketidakpastian hukum ini dapat dilihat dari data empiris yang menunjukkan adanya variasi putusan pengadilan dalam memaknai Pasal 31 UU No 24 Tahun 2009.
Pameran ini merefleksikan bagaimana gagasan mahasiswa mulai bergema di luar ruang kuliah dan memasuki industri, komunitas, dan budaya yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved