Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KEBIJAKAN efisiensi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai salah dalam pengimplementasiannya. Alih-alih potong anggaran, efisiensi oleh pemerintah seharusnya lebih tertuju pada tata kelola pengganggaran. Demikian disampaikan Direktur Eksektuif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah.
Ia berpendapat, efisiensi yang diwujudkan dalam kebijakan memotong anggaran justru mengakibatkan roda pemerintahan terhambat. Menurutnya, efisiensi itu lebih baik menyasar pada struktur kementerian yang semakin obesitas.
"Omong kosong jika Presiden menambah banyak lembaga yang tidak berdampak pada pembangunan, tetapi mengurangi anggaran," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (7/2).
Dedi berpendapat, anggaran negara sebaiknya difokuskan pada pos-pos yang memang potensial dan krusial. Kebijakan penghematan yang dilakukan saat ini dinilai tidak proporsional dan justru menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki peta jalan yang jelas terkait efisiensi.
"Jika cara semacam itu tetap dilangsungkan, negara ini potensial alami kemacetan kerja, alih-alih berhemat," terang Dedi.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa di banyak negara, penghematan anggaran dilakukan dengan memotong jumlah lembaga atau aparatur sipil negara, ketimbang memotong anggaran. Dengan demikian, anggaran yang tersedia jadi lebih difokuskan pada bidang yang benar-benar diperlukan. "Secara umum efisiensi dengan memotong anggaran keliru," pungkasnya. (Tri/J-2)
ANGGARAN publik yang menyasar infrastruktur Tahun Anggaran 2025 di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merosot tajam hingga Rp32.291.900.000.
"Kala sebagian besar warga kita sedang tertatih-tatih mendapatkan penghasilan kebutuhan sehari-hari, wakil mereka malah sibuk menghitung tambahan gaji yang terus membengkak,"
Narasi kenaikan gaji anggota DPR RIĀ bukan sesuatu yang mendesak untuk direalisasikan.
Anggaran tersebut tidak sejalan dengan semangat efisiensi yang telah ditegaskan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025
Sebelumnya, anggaran BP Haji dipangkas dari Rp179 miliar menjadi Rp108 miliar karena kebijakan efisiensi anggaran oleh Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk memerangi korupsi, praktik manipulatif dalam penggunaan uang rakyat, serta pemborosan anggaran negara.
Insentif tersebut bisa menjadi katalis transformasi sistemik, mulai dari peningkatan daya beli masyarakat, pembangunan industri hijau, hingga fondasi ekonomi rendah karbon di masa depan.
Program ini tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga bertujuan memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas.
Pimpinan DPR diklaim telah mengetahui nama calon bubes tersebut. Tetapi sosok itu belum bisa diungkap ke publik.
Hasan Nasbi menegaskan pemerintah tidak antikritikĀ terhadap pendapat publik. Pemerintah terbuka dan siap memperbaiki diri jika mendapat kritik dari publik.
Nasir juga mengapresiasi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu yang legawa dengan putusan Presiden Prabowo.
DIM RUU KUHAP tersebut sehingga hanya tinggal menunggu pembahasan selanjutnya bergulir di parlemen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved