Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

TNI Harus Perketat Pengawasan Penggunaan Senjata

Rahmatul Fajri
15/1/2025 21:07
TNI Harus Perketat Pengawasan Penggunaan Senjata
Ilustrasi .(Dok. MI)

ANGGOTA Komisi I DPR Jazuli Juwaini mengatakan penembakan yang dilakukan disersi prajurit TNI terhadap sesama prajurit TNI di Bangka Belitung perlu mendapat perhatian.

Ia menilai dalam kasus ini memang posisi eks TNI adalah buron (DPO). Namun, penggunaan senjata oleh eks prajurit tersebut yang menyebabkan prajurit TNI lainnya terluka perlu diselidiki lebih lanjut.

Jazuli meminta Mabes TNI untuk membuat dan menerapkan kebijakan pengawasan yang lebih ketat dalam penggunaan senjata oleh prajurit TNI. Ia mengatakan jangan sampai senjata organik TNI disalahgunakan untuk tindak pidana kejahatan.

"Kami sangat prihatin. Kali ini eks Anggota TNI meletuskan senjata bukan pada tempatnya mengakibatkan anggota TNI lainnya terluka. Dalam kasus lain, anggota TNI aktif mengakibatkan warga sipil tewas seperti dalam kasus penembakan bos rental mobil beberapa waktu lalu," kata Jazuli, melalui keterangannya, Rabu (15/1).

Ketua Fraksi PKS itu meminta TNI sungguh-sungguh mengevaluasi prajuritnya khususnya dalam konteks penggunaan senjata secara berkala untuk memastikan kondisi psikologis para prajurit serta kelayakan dalam memegang senjata. Apalagi bagi anggota TNI yang disersi harus lebih tegas dan ketat lagi pengawasannya.

"TNI adalah organ pertahanan yang dipersenjatai. Oleh karena itu prajurit TNI haruslah orang-orang pilihan yang matang secara psikologis. Sangat berbahaya jika prajurit sembarangan menggunakan senjata mengabaikan SOP. Apalagi terjerumus pada tindak pidana kejahatan," terangnya.

Komisi I DPR, lanjut Jazuli Juwaini, akan meminta laporan evaluasi serta rencana tindak lanjut kebijakan untuk mencegah dan menertibkan disiplin prajurit sehingga kejadian-kejadian yang mencoreng institusi TNI ini tidak terjadi lagi.

"Kita minta agar oknum prajurit yang melakukan tindak pidana diproses dan dihukum berat hingga pemberhentian tidak hormat agar memberi efek jera bagi lainnya. Dan yang lebih penting bagaimana upaya pencegahan yang dilakukan institusi agar tidak terjadi lagi," pungkasnya.

Sebelumnya, mantan anggota TNI di Belitung, Sertu Hendi menembak seorang anggota Subdenpom TNI di Belitung, bernama Serma Rendi, pada Minggu (12/1) malam.

Penembakan berawal saat petugas dari Subdenpom TNI hendak menangkap Hendi. Petugas yang bergerak ke lokasi mengetahui bahwa pelaku berada di dalam rumah. Namun, lampu rumah tiba-tiba dimatikan. Hendi yang menggunakan senjata api tiba-tiba keluar dan langsung menyandera Serma Rendi, lalu pergi menggunakan mobil.

"Di perjalanan, saat pelaku sedang menelepon, korban yang disuruh menjadi sopir sempat lari, kemudian ditembak dari belakang," kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya