Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Revitalization Green Business: The 19th Management e[X]posed Dorong Generasi Muda Berinovasi dalam Teknologi Ramah Lingkungan

Media Indonesia
18/11/2024 10:23
Revitalization Green Business: The 19th Management e[X]posed Dorong Generasi Muda Berinovasi dalam Teknologi Ramah Lingkungan
The 19th Management e[X]posed di Universitas Indonesia(MI/HO)

THE 19th Management e[X]posed merupakan program terbesar dalam pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa yang diselenggarakan di lingkungan Universitas Indonesia

Memiliki tema utama “Revitalization: Forging Business towards Green Technology”, dengan tujuan memberdayakan generasi muda untuk menciptakan solusi inovatif di bidang teknologi hijau yang dapat membentuk masa depan bisnis. Acara ini memiliki tiga rangkaian acara utama, yaitu Business Plan Competition, Talkshow, dan Lapak Loka x Youth e[X]po.

Talkshow The 19th Management e[X]posed kali ini dilaksanakan pada Rabu (30/10) berlokasi di Auditorium Soeria Atmadja, Fakultas Ekonomi dan Bisnis  Universitas Indonesia. 

Acara ini terdiri dua sesi dengan mengusung subtema "Green Technology Leadership: Pioneering Change in Industry" pada sesi satu dan “Scaling Sustainability: Overcoming barriers and Driving Innovation” pada sesi dua. 

Beberapa barisan pembicara hebat seperti Devi Erna Rachmawati sebagai CEO dari Nexbio Group, Meisya Sallwa sebagai Book Author, Public Speaker, dan Influencer, Lugas Prancafitri sebagai CFO dari BNI Ventures, Rinna Santi Sijabat sebagai founder dari Women in Energy (womeninenergy.id), dan Muhammad Rayhan Alghifari sebagai Policy Analyst di New Energy Nexus Indonesia.

Pada sesi pertama, terdapat Devi Erna Rachmawati yang memaparkan materi mengenai teknologi hijau yang dapat memberikan dampak positif signifikan yang luas, tidak hanya bagi efisiensi dan perkembangan bisnis tapi juga untuk kesehatan manusia, hewan, tanaman, dan kelestarian lingkungan. 

Devi menekankan pentingnya teknologi ramah lingkungan sebagai bagian dari strategi bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan. Materi yang dibawakannya memberikan wawasan tentang bagaimana integrasi teknologi hijau menjadi langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk industri dan masyarakat.

Kemudian, pembicaraan pada Talkshow sesi pertama dilanjutkan oleh Meisya Sallwa sebagai seorang influencer yang membahas mengenai peran generasi muda yang juga dapat menjadi pionir dalam perubahan industri menjadi lebih hijau, yang mana hal ini membutuhkan keberanian untuk memulai, beradaptasi, dan menghadapi perubahan.  

Sesi pertama ini ditutup dengan sesi interaktif dan tanya jawab, di mana peserta memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada pembicara tentang pandangan mereka terkait kepemimpinan di sektor teknologi hijau.

Sesi kedua Talkshow dibuka oleh Lugas Prancafitri, CFO dari BNI Ventures, yang membahas peran penting inovasi dalam mengatasi hambatan dan mendukung skala keberlanjutan melalui contoh program seperti Venture Builders dan Accelerator yang dimiliki oleh BNI Ventures. 

Lugas juga membagikan beberapa studi kasus dari perusahaan-perusahaan yang berhasil mengimplementasikan teknologi hijau dalam model bisnis mereka.

Rinna Santi Sijabat, pendiri Women in Energy (womeninenergy.id), melanjutkan sesi Talkshow dengan pembahasan bahwa Indonesia yang saat ini sedang berupaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan meski masih bergantung pada energi fosil. 

Kebijakan kuat perlu mendukung transisi ini, dan inovasi teknologi memainkan peran penting dalam mendukung sektor energi, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai transformasi yang lebih hijau dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. 

Sesi Talkshow diakhiri dengan paparan dari Muhammad Rayhan Alghifari, Policy Analyst di New Energy Nexus Indonesia, yang membahas perkembangan ekosistem startup cleantech di Indonesia. 

Rayhan menjelaskan bahwa dengan strategi yang terstruktur, dukungan kebijakan yang efektif, dan peningkatan pendanaan, startup cleantech di Indonesia memiliki potensi untuk menjadi lebih inovatif dan berkelanjutan. 

Menurutnya, pendanaan yang berfokus pada teknologi bersih dan ramah lingkungan sangat penting untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar global. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya