Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGAMAT Politik Citra Institute, Efriza,menuturkan kekuatan partai-partai politik pendukung pemerintah sangat lemah dibandingkan kekuatan oposisi. Pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai perlu memperkuat dukungan tambahan partai politik di parlemen.
“Ini menunjukkan bahwa Prabowo jika terpilih harus memperkuat tambahan partai politik di parlemen sekitar satu atau dua partai politik untuk menguatkan partai pendukung pemerintah,” ujar Efriza kepada Media Indonesia, Rabu (27/3).
Diketahui, suara parpol pendukung pemerintah memiliki jumlah persentase hanya sekitar 43,18 persen, sementara sisanya berada di luar pendukung pemerintah.
Baca juga : Pengamat: PKS Bisa Oposisi atau Koalisi dengan Kritis
Maka, kata Efriza, dibutuhkan dukungan political support atau dukungan partai-partai politik untuk pemerintah.
“Dukungan ini untuk mengamankan proses pembuatan perundang-undangan di parlemen, juga untuk menjamin keputusan dan kebijakan pemerintah tidak diganggu oleh partai-partai yang berada di luar partai pendukung pemerintah,” ungkapnya.
“Melihat realitas ini maka yang jelas telah dilakukan oleh Prabowo adalah upaya mengajak Partai NasDem dan PKB untuk bergabung di pemerintahan. Sehingga memungkinkan akan menyisakan dua kekuatan saja yakni PKS dan PDIP saja,” tambahnya.
Baca juga : Ada Wacana Koalisi Besar Pemerintah, Mahfud MD: Tetap Ada Peluang Oposisi
Jika tidak berhasil membujuk kedua parpol tersebut, tentu kekhawatiran pemerintahan bergoyang di Senayan akan semakin nyata ancamannya.
“Hal ini yang telah disadari oleh Presiden Jokowi ketika mencoba mendekati PKB maupun yang dilakukan oleh Prabowo mendekati Partai NasDem. Presiden Jokowi punya keinginan untuk mengamankan posisi dirinya agar kebijakannya dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo ke depan,” tegasnya.
Idealnya, kata Efriza, Prabowo semestinya tidak perlu memperluas koalisi pendukungnya.
Baca juga : Konsolidasi Prabowo dan Megawati Lemahkan Kekuatan Penyeimbang di DPR
Namun, kekuatan partai politik di Indonesia tidak ada yang masuk dalam kategori partai besar dan atau memperoleh suara mayoritas mutlak.
“Makanya yang terjadi adalah delapan partai politik di Senayan adalah berkategori partai tengah,” ujarnya.
Efriza menuturkan, yang mesti dilakukan oleh Prabowo sama seperti yang dilakukan oleh SBY dan Jokowi dalam dua periode mereka memimpin, yakni memperbesar mitra koalisinya.
Dengan mengajak partai-partai politik di oposisi bergabung merupakan langkah masuk akal, ketimbang hanya berusaha merealisasikan janji politiknya dalam menjelaskan visi-misi dan program kerjanya.
“Sebab bagaimanapun jika pemerintah ke depan meyakini lebih baik mereka mendapatkan dukungan yang besar untuk mengamankan kebijakan dan keputusan maupun pembuatan proses perundang-undangan di parlemen,” tandasnya. (Z-8)
Namun, Junta Myanmar masih belum merespons seruan dari NUG.
KETUA Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan menjadi oposisi selama 10 tahun terasa lama.
Guntur menilai pihaknya ingin menjadi pihak yang mengawal kekuasaan. Menurutnya, akan berbahaya ketika tidak ada pihak yang mengawasi jalannya pemerintahan.
KETUA Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden RI Prabowo Subianto menggarisbawahi pentingnya kerja sama antarelite politik untuk membangun bangsa Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai posisi PDIP tidak cukup kuat bersuara di parlemen karena kalah dari sisi jumlah.
Pramono enggan berbicara soal oposisi. Dia mengatakan sistem presidensial yang dianut Indonesia tak ada istilah oposisi.
pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal penjajahan asing selaras dengan ideologi Presiden Prabowo Subianto yang sering berkata anti-asing
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan PKB menghormati sikap politik Megawati Soekarnoputri yang berjanji akan memperkuat pemerintahan meskipun berada di luar koalisi.
Hensa menekankan, pernyataan Megawati itu cukup menegaskan sikap bahwa PDIP siap membantu pemerintahan tanpa harus berkoalisi.
Dikatakan bahwa ada keinginan pemilih untuk tidak memilih calon yang didukung oleh koalisi partai politik yang gemuk dari KIM plus.
KETUA Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkap partainya disarankan sejumlah pihak untuk masuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved