Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kubu Anies-Muhaimin Duga Sistem KPU sudah Dirancang Menangkan Capres Tertentu

Fachri Audhia Hafiez
16/2/2024 18:13
Kubu Anies-Muhaimin Duga Sistem KPU sudah Dirancang Menangkan Capres Tertentu
Anggota Tim Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto (BW).(Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez)

KUBU capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Amin) menduga data algoritma di sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah diatur untuk memenangkan salah satu dari tiga pasangan yang berlaga. Hal ini berdasarkan analisis kajian tim TI forensik Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Amin.

"Berdasarkan analisis kajian forensik terhadap server KPU, kami menduga ada algoritma sistem yang sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu. Jadi kalau ada revisi di satu TPS, dia akan mengubah TPS yang lain. Ini bukan sekadar angka yang dicatat, tetapi sistem itu yang membangun setting-nya," kata Anggota Tim Dewan Pakar Timnas Amin Bambang Widjojanto (BW) di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Februari 2024.

Bambang mengatakan sistem sudah diatur untuk meningkatkan perolehan suara secara otomatisasi di atas 50%. Indikasi kuat ke arah itu, kata dia, dikonfirmasi dengan penemuan kecurangan-kecurangan yang terjadi di wilayah tertentu.

Baca juga : Anies-Muhaimin Menang Telak di Sejumlah TPS Banda Aceh

Eks Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mencontohkan soal dugaan mark up perolehan suara. Pada formulir C1 yang didokumentasikan pada salah satu TPS di DKI Jakarta, perolehan suara Anies-Muhaimin sebesar 108, Prabowo-Gibran sebesar 74, dan Ganjar-Mahfud MD sebesar 16 suara. Namun, kata Bambang, saat konversi data ke sistem KPU dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), jumlah suara Prabowo-Gibran menjadi 748 suara.

"Ini betul-betul bukan sekadar salah menulis. Karena mestinya IT atau artificial intelligence yang ada dalam sistem IT KPU itu dia bisa membaca. Ini kalau sistemnya memang tidak dibangun dengan rekayasa tertentu, sulit itu," ucap Bambang. (Z-2)

Baca juga : Timnas Amin Sebut Real Count KPU Aneh, Suara Anies-Cak Imin 13 Juta Mendadak Turun Jadi 9 Juta



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya