Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH menggelar kampanye akbar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bersama rombongan melanjutkan safari politiknya ke Pulau Dewata, Bali.
Di sana, Surya memberikan amanat politiknya dalam acara Konsolidasi Kader Partai NasDem Sewilayah Bali yang digelar di Kantor DPW Partai NasDem Bali, Selasa (23/1).
Dalam amanatnya, Surya Paloh menegaskan komitmen kebangsaan Partai NasDem di depan ribuan kader yang menghadiri acara tersebut.
Baca juga : Satu atau Dua Putaran Pilpres Sama-Sama Konstitusional, Jangan Beri Narasi Negatif
Menurutnya, Partai NasDem tidak akan pernah mau kalah dalam hal pembuktian diri sebagai partai yang terdepan dalam hal kecintaan pada spirit kebangsaan dalam kancah perpolitikan di Tanah Air.
“NasDem bahkan harus berani menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi mereka yang meragukan komitmen kebangsaan Partai NasDem,” ujarnya.
Baca juga : Menteri Harus Fokus, Bukan Malah Kampanye
Surya menegaksn, semua kerja-kerja politik NasDem tidak pernah lepas dari spirit kebangsaan. Tidak terkecuali dalam pemilihan calon presiden tahun 2024.
Dipilihnya Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh NasDem, jelas Surya, didasarkan pada keyakinan bahwa dirinya adalah sosok terbaik sebagai calon pemimpin nasional pada Pemilu 2024 yang akan mampu menjaga semangat kebangsaan ini.
“Komitmen kebangsaan Partai NasDem tersebut didasarkan pada kesadaran historis maupun filosofis. Secara historis, paham kebangsaan ini telah menjadi penyatu bangsa-bangsa di Tanah Air. Dengan Pancasila, kita bersyukur Republik Indonesia telah mampu bertahan hampir satu abad lamanya,” ujar Surya.
Ia mengungkapkan, berbagai bentuk ancaman telah datang silih berganti. Namun bangunan kebangsaan telah membuktikan ketangguhannya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika NasDem memberikan komitmen penuhnya pada semangat nasionalisme tersebut.
“Sebab, diakui atau tidak, nasionalisme telah menjadi perekat bagi seluruh bangsa Indonesia sejak 1945. Api nasionalisme ini senantiasa berkobar-kobar dan telah dibangun oleh berbagai kearifan lokal seluruh bangsa di Tanah Air, tak terkecuali mantra-mantra kebudayaan di Pulau Dewata ini,” tutur Surya.
Mantra yang terbangun dari rintihan rakyat jelata di pelosok desa. Mantra yang tersusun dari kepercayaan dan perasaan senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang sama-sama ingin meraih kemerdekaan dan keadilan. Mantra yang berisi harapan untuk melangkah bersama meraih kejayaan.
“Oleh karena itu, jangan redupkan semangat ini dengan nafsu kekuasaan lima tahun sekali. Jangan usik kehidupan harmonis yang telah terbangun di antara seluruh anak bangsa sekian puluh tahun lamanya ini dengan aksi-aksi yang tidak terpuji dalam Pemilu. Berkontestasilah dengan penuh kedewasaan dan sportivitas. Jangan berkompetisi dengan cara-cara yang tidak mencerdaskan dan mengusik rasa keadilan rakyat. Sebab, hal-hal yang mengusik rasa keadilan akan melahirkan kecemburuan yang taruhannya adalah runtuhnya bangunan kebangsaan kita,” jelas Surya.
Menurutnya, emilu hanya lima tahun sekali, sementara politik dilakukan di setiap waktu. Utamakanlah selalu politik kebangsaan, sebab politik kebangsaan adalah politik yang senantiasa menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan orang per orang atau kelompok dan golongan.
“Politik kebangsaan adalah politik yang menempatkan hak-hak dasar manusia sebagai hal utama dalam pembangunan nasionalnya. Politik kebangsaan adalah politik yang menempatkan manusia sebagai subjek utama pembangunan, subjek utama segala kebijakan. Politik kebangsaan adalah politik yang memandang semua kelompok, semua golongan, semua kelas sosial, semua pikiran dan pandangan, kawan maupun lawan, sebagai warga negara yang dinaungi sekaligus diberikan ruangnya tanpa diskriminasi,” ucap Surya.
Ia menambahkan, menjadi maju itu oke. Menjadi besar itu bagus. Akan tetapi, sebelum menjadi maju kita harus terlebih dahulu mampu membangun kehidupan yang adil terlebih dahulu.
“Adalah bullshit membawa bangsa ini maju sebelum terbangunnya keadilan. Adalah mustahil membangun bangsa ini maju sebelum keadilan menjadi perikehidupan bersama kita secara nasional. Tanpa keadilan, apa yang disebut kemajuan hanya akan bermakna ketimpangan,” tegasnya.
Kondisi semacam itu, tentu, bukanlah tujuan dari diperjuangkannya kemerdekaan bangsa ini dari kolonialisme bangsa lain. Kondisi semacam itu bukan pula tujuan dari didirikannya republik ini. Sebab, seperti ditegaskan oleh Bung Karno, Republik Indonesia ini berdiri bukan satu untuk semua atau semua untuk satu, melainkan semua untuk semua.
“Tidak ada kata lain yang paling tepat untuk menerjemahkan ungkapan tersebut selain membangun keadilan sosial agar cita-cita Kemerdekaan 1945 benar-benar menjadi kanyataan,” pungkas Surya. (Z-5)
KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menerima para pencipta lagu mars dan himne NasDem di NasDem Tower, Rabu (2/7/2025).
DEWAN Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Nursiah Daud Paloh (NDP) menjamin hewan kurban, sapi maupun kambing dipotong sesuai dengan syariat Islam.
Penyerahan sapi kurban secara simbolis dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Jumat (6/6).
Surya Paloh menyerahkan sapi kurban di Masjid Nursiah Daud Paloh. Hewan itu diterima oleh Ketua DKM Masjid Endra.
Salat di Masjid Nursiah Dauh Paloh dipimpin oleh Ustaz Ferdiansyah. Tema khutbah dalam ibadah ini adalah ‘Islam Sebagai Hal yang Bisa Mempersatukan Seluruh Rangkaian Ajaran Nabi Ibrahim’.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/5) siang.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengungkapkan Magelang Kebangsaan Fun Run 2025 bukan sekadarperlombaan lari, tetapi Jadi Simbol Persatuan dan Semangat Pancasila
SEBANYAK tujuh pemuda-pemudi purna paskibraka terpilih dilantik dan dikukuhkan sebagai Pelaksana Duta Pancasila Paskibraka Indonesia (DPPI) Kota Yogyakarta untuk masa jabatan 2025–2029
BPIP dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar diskusi bertajuk “Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Kebangsaan dalam Menjaga Moderasi Beragama di Indonesia”. Edukasi Pancasila
Berbagai langkah kreatif harus terus diupayakan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki bangsa ini kepada generasi penerus.
PERMASALAHAN bangsa saat ini semakin beragam sehingga diperlukan langkah penguatan kebangsaan generasi muda agar mampu menjawab dan mengatasi tantangan tersebut.
KETUA Umum Ahlulbait Indonesia (ABI) Zahir Yahya menilai untuk menghadapi tantangan di Indonesia yang kompleks, Islam dan kebangsaan harus berjalan beriringan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved