Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jokowi Tidak Hadir, Sinyal Perpecahan Dengan PDIP?

Sri Utami
18/10/2023 11:25
Jokowi Tidak Hadir, Sinyal Perpecahan Dengan PDIP?
Absennya Presiden Joko dinilai pengamat sebagai sikap pecah kongsi antara Jokowi dan PDI Perjuangan.(Antara)

PAKAR politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam memaknai sikap Presiden Joko Widodo yang tidak menghadiri pengumuman bakal calon wakil presiden (bacawapres) Ganjar Pranowo hari ini merupakan sikap pecah kongsi yang terjadi antara Jokowi dan PDI Perjuangan. Sedangkan bagi PDI Perjuangan bisa dimaknai partai ini ingin secara tegas memutus ketergantungan politiknya pada figur Joko Widodo.

"Tidak dilibatkannya Jokowi dalam pengambilan keputusan penentuan cawapres Ganjar, seolah mempertegas sikap PDIP yang ingin membuktikan mesin politiknya yang independen, tetap kokoh, dan tidak lagi bergantung kepada ketokohan dan populisme Jokowi," ujarnya, Rabu (18/10).

Hal ini semakin diperkuat dengan penundaan pemanggilan putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto terkait wacana pencawapresannya setelah terbit putusan Mahkamah Konstitusi. "Artinya, PDIP tidak lagi mempertimbangkan variabel Jokowi dalam menjalankan mesin politiknya," imbuhnya.

Baca juga: Dipilih jadi Cawapres Ganjar, Berapa Total Kekayaan Mahfud MD?

Majunya Mahfud MD sebagai bacawapres akan berdampak pada terfragmentasinya basis kekuatan politik Nahdlatul Ulama (NU). Masuknya Mahfud sebagai kontestan pilpres berpeluang mengganjal target PKB yang hendak mengonsolidasikan basis pemilih Nahdliyyin untuk bersatu mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Menurutnya jika pasangan Koalisi Perubahan dan Koalisi PDIP meletakkan variabel NU dalam penentuan cawapres mereka, maka Koalisi Indonesia Maju (KIM) harus benar-benar mempertimbangkan ulang skema cawapresnya. Sebab jika Prabowo Subianto tidak menggandeng tokoh Nahdliyyin, maka mesin pencapresan Prabowo akan kerepotan untuk mengonsolidasikan basis jaringan Nahdliyyin untuk berpihak kepadanya.

Baca juga: Megawati: Mahfud MD Pendekar Hukum

"Karena itu, menjelang waktu pendaftaran capres-cawapres yang terbatas ini, Prabowo harus betul-betul memperhitungkan variabel NU sebagai representasi islam moderat untuk mengamankan basis kekuatan politiknya, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai penentu kemenangan Pilpres 2024 mendatang," tukasnya.

Jokowi dijadwalkan sedang melakukan lawatan ke China dan Saudi Arabia hari ini. Tidak munculnya Jokowi memunculkan pertanyaan terkait semakin lebarnya perpecahan dengan partai yang telah membesarkannya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya