Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PENINGKATAN keterampilan dan akademis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus dibarengi dengan penguatan idealisme dan nasionalisme setiap anak bangsa.
"Bonus demografi yang kita miliki merupakan modal penting bagi bangsa ini untuk mencapai target menuju Indonesia Emas 2045," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat diwawancarai Metro TV seusai menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Pidato Presiden di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Menurut Lestari, terpenting semua pihak harus sepakat bahwa Indonesia Emas 2045 ialah kesempatan bangsa ini untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia. Saat ini, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, di era globalisasi yang diwarnai dengan berbagai perubahan, pemerintah sudah merealisasikan program pembangunan untuk menancapkan dasar-dasar untuk mencapai target Indonesia Emas 2024.
Baca juga: Bonus Demografi Harus Mampu Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Pada 2030, tambah Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, jumlah usia produktif di Indonesia akan mendominasi komposisi demografi kita. Dengan demikian, ujarnya, pada 15 tahun kemudian kelompok produktif itu sudah matang dan menjadi pemangku kebijakan di negeri ini.
Karena itu, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem tersebut, upaya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan anak bangsa melalui pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan yang merata merupakan langkah penting yang harus direalisasikan sejak dini. Namun, tambahnya, upaya tersebut harus dibarengi dengan pemahaman yang kuat anak bangsa terhadap nilai-nilai kebangsaan dalam proses berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Gerakan Pramuka Harus Jadi Bagian Upaya Peningkatan Kualitas Generasi Muda
"Peningkatan kemampuan anak bangsa tanpa penguatan idealisme dan nasionalisme yang kuat malah berpotensi menghadirkan ancaman dalam proses bernegara," ujarnya. Karena itu, tegas Rerie, setiap anak bangsa harus benar-benar memahami nilai-nilai kebangsaan yang tertuang dalam empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk mewujudkan anak bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki nasionalisme tinggi, Rerie mengajak semua pihak terus mengamalkan nilai-nilai yang diamanahkan empat konsensus kebangsaan itu dan bertekad menggencarkan sosialisasi empat konsensus kebangsaan sebagai salah satu tugas dari anggota MPR. (Z-2)
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Kamaruddin menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi di tubuh Nahdlatul Ulama untuk mendukung pembangunan nasional.
Dia menemukan ada pelajar kelas 1 dan 2 SMP di Kabupaten Serang, Banten, belum bisa membaca.
Presiden Prabowo Subianto memiliki tiga senjata untuk atasi kemiskinan dan mencapai visi Indonesia Emas.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerukan penghentian praktik pekerja anak di wilayahnya dalam rangka peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Pemutaran film Believe yang mengangkat kisah hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dimanfaatkan sebagai sarana membangun kebangsaan dan nasionalisme.
"Menurut saya dalam logika kita berpikir berbangsa dan bernegara tidak etis, banyak kritik dan saran dituangkan dalam sesuatu yang lebih baik,"
Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahaya nasionalisme eksklusif yang bisa melahirkan perpecahan. Sebaliknya nasionalisme inklusif menjadi fondasi utama
KETUA DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan puncak peringatan Bulan Bung Karno di Makam Bung Karno di Kota Blitar
KETUA Umum Ahlulbait Indonesia (ABI) Zahir Yahya menilai untuk menghadapi tantangan di Indonesia yang kompleks, Islam dan kebangsaan harus berjalan beriringan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved