Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGGUNAAN dana filantropi belakangan menjadi perhatian publik karena ternyata praktek penggalangan dana publik yang digadang-gadang sebagai dana sosial kemanusiaan untuk kepentingan umat manusia yang membutuhkan, ternyata disalahgunakan untuk membiayai kebutuhan aksi terorisme.
Publik tentunya bisa terkecoh sehingga tak ragu memasukan sejumlah dana untuk disalurkan sesuai kebutuhan seperti apa yang diinformasikan oleh penyelenggara dana filantropi, entah untuk kepentingan kemanusiaan dalam membantu korban bencana alam, kaum miskin (duafa), pendidikan dan kegiatan ibadah lainnya.
Pendekatan melalui kegiatan keagamaan atau mengatasnamakan agama iniah yang sering dijadikan sebagai kedok untuk mengetuk hati para dermawan yang sebenarnya merupakan calon mangsa (korban).
Baca juga : Terjadi Peningkatan Migrasi Radikalisasi di Kalangan Remaja
Namun sebenarnya tidak ada kaitannya antara terorisme dan radikalisme dengan agama, karena tidak ada satupun agama yang membenarkan. Dan hal itu merupakan fitnah bagi umat Islam serta menjadi sebuah stigma negatif.
Ide dan gagasan akan kolaborasi intelijen Keamanan Mabes Polri (BIK) dengan kementerian/lembaga dalam mendeteksi pengelolaan dana filantropi dikemukakan oleh Kombes Pol. Solehan Sik, MH, siswa Pendidikan Kepemimpinan Tinggi Tingkat 1 LAN angkatan 55 tahun 2022.
Konsep pemikiran kolaborasi itu disampaikan oleh sejumlah pembicara yang kompeten di bidangnya, seperti Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, S.E., M.M dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kolaborasi Intelkam Polri Dengan Kementerian Lembaga Dalam Mendeteksi Pengelolaan Dana Filantropi” di Veranda Hotel, Jakarta Selatan , Kamis (27/10) .
Baca juga : Ulama Dukung Tindakan Tegas terhadap Terorisme
Dalam diskusi ini, Ahmad menyampaikan bahwa oknum umat beragamalah yang salah memahami cara beragama.
Dalam keterangan pers, Kamis (3/11), Ahmad menjelaskan. ada lima sumber dana yang digunakan oleh terorisme dengan menggunakan dalih keagamaan, yakni :
1). Menggunakan infak yang di koordinir diantara terorisme,
Baca juga : TNI dan Polri Kolaborasi Jaga Objek Vital Migas
2). Memiliki paham takfiri atau mengkafirkan orang lain yang berbeda (agama, kelompok) dan mengkafirkan negara yang dianggap berdasarkan hukum agama sehingga menghalalkan apapun seperti menipu, merampok, korupsi, mendirikan lembaga filantropi dengan casing atau kedok agama dan semua hal yang mengatasnamakan agama, darah dan harta menjadi halal,
3). Bekerja sama dengan mafia hitam (yang memiliki politik kekuasaan),
4). Mendapatkan donasi dari Wahabisasi Internasional, ciri dan indikasinya adalah Takfiri, ekslusif terhadap lingkungan pergaulan dan dinamika sosial, Intoleransi pada agama, Pro Ideologi Khilafah, Anti budaya dan kearifan lokal, serta.
Baca juga : 142 Tersangka Terorisme Ditangkap Densus 88 Sepanjang 2023
5). Radikal terorisme mengatasnamakan agama adalah proxy war dan asimetri war, dengan salahsatu donaturnya adalah intelijen asing.
Sementara itu dalam forum diskusi yang sama, Direktur tindak Pidana ekonomi khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Wishnu Hermawan Sik MH menjelaskan bahwa risalah filantropi ditemukan dalam kitab-kitab agama. Dari bentuknya dibagi menjadi dua bentuk.
Pertama, citizen filantropi kegiatan amal yang dilakukan seseorang dengan berasas jangka pendekatan.
Baca juga : IFA Jadi Momentum Pelaku Fundraising dan Filantropi Perbaiki Sistem Pengelolaan
Kedua, filantropi terorgansir yang berbentuk lembaga secara terstruktur termasuk bagaimana dana filantropi dapat didistribusikan bukan hanya melalui perorangan tapi bahkan melalui dunia usaha.
”Kemunculan dan perkembangan lembaga filantropi di Indonesia sebagian besar dilatarbelakangi oleh motif agama seperti contoh Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rumah Zakat, Dompet Du’afa, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Laziznu, Lazismu, PKPU, Dompet Sosial Madani (BSM) Bali, Karinakas (berbasis Agama Katolik), HFHIND (Kristen) dan berbagai lembaga filantropi berbasis agama lain yang belum teridentifikasi dalam kajian ilmiah," jelas Direktur tindak Pidana ekonomi khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Wishnu Hermawan, Sik MH.
Adapun Mardiansyah M.E. dari Direktorat Strategi dan Kerja Sama Dalam Negeri Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada diskusi ini menyampaikan, setidaknya ada sepuluh ancaman pendanaan terorisme global berdasarkan hasil Mutual Evaluation Reports (MER) FATF.
Ancaman pendaaan terorisme antara lain kelompok teroris internasional, kelompok teroris domestik, penyalahgunaan non-profit organization (NPO); pejuang teroris asing; penyalahgunaan sektor jasa keuangan; self funding; pembawaan uang tunai dari sektor Informal lainnya; lone actors dan kelompok jaringan kecil; pendanaan hasil kriminal/ilegal; dan perantara jasa profesi. (RO/OL-09)
Buku itu juga memuat capaian-capaian serta kontribusi Perhimpunan Filantropi Indonesia dinsektor pendidikan.
Kesadaran terhadap isu perubahan iklim meningkat di antara lembaga filantropi, bahkan pada lembaga yang tidak terkait langsung dengan isu-isu perubahan iklim.
Selama tiga bulan masa penilaian hingga babak final penjurian, Institut Fundraising Indonesia (IFI) mampu menjaring 63 lembaga yang berpartisipasi di IFA Award 2023.
Pentingnya bantuan itu sebagai ekspresi nyata dari solidaritas masyarakat Indonesia kepada rakyat Palestina yang sampai saat ini masih menderita akibat agresi Israel.
Pada tahap kedua ini, Baznas mengoordinasikan bantuan kemanusiaan kepada beberapa lembaga asal Mesir yang memiliki jalur untuk mendistribusikan bantuan ke Palestina.
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Insiden mengerikan terjadi saat perayaan kemenangan Liverpool di Liga Premier Inggris. Ketika sebuah mobil menabrak supporter
Jerman enggan mengkritisi Israel karena tanggung jawab sejarah. Namun, ia mengaku tak bisa lagi memahami tujuan Zionis di Gaza.
REMAJA 18 tahun bernama Muammar, ditangkap oleh pihak Datasemen Khusus (Densus) 88 saat sedang membeli air galon, Sabtu (24/5) petang karena diduga terlibat aktivitas terorisme.
MENTERI Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri), Tito Karnavian, menyampaikan pidato kunci dalam forum internasional bertema keamanan global yang diselenggarakan di Doha, Qatar.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved