Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKSELERASI perbaikan pendidikan Indonesia menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Sehingga dalam prosesnya, dibutuhkan kolaborasi serta kontribusi dari semua pihak, yakni pemerintah, swasta, pegiat pendidikan hingga lembaga-lembaga filantropi.
Lembaga filantropi sendiri memilki peran sangat penting dalam upaya memajukan pendidikan Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Dirjen Paud Dikdasmen Kemendikbud-Ristek Iwan Syahril dalam acara peluncuran buku Kolaborasi untuk Negeri, Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia.
Iwan menuturkan Kemendikbud-Ristek melalui program merdeka belajar meyakini memajukan pendidikan Indonesia tidak dapat dilakukan sendirian. Sehingga dibutuhkan semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat untuk mencapai hal tersebut, termasuk dari kalangan filantropi.
Baca juga : 89% Program Lembaga Filantropi sudah Selaras dengan SDGs
"Perhimpunan Filantropi Indonesia melalui berbagai kegiatan, telah membuktikan bahwa semangat gotong royong terus dijaga. Melalui semangat merdeka belajar," ujar Iwan di Jakarta Pusat, Jumat (19/7).
Lebih lanjut Iwan mengatakan dalam buku Kolaborasi untuk Negeri, Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia yang diluncurkan oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia, ia melihat adanya semangat bersama untuk memajukan pendidikan Indonesia. Buku itu, kata dia, menampilkan titik-titik peta kondisi serta memuat riset dan narasi berisikan solusi atas masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
"Dalam buku itu kita dapat pula membaca bagaimana kondisi lintasan pendidikan Indonesia pada hari ini, bagaimana lembag-lembaga filantropi turut menjaga supaya semangat advokasi pendidikan tumbuh secara berkeadilan dan setara," ujar dia.
Baca juga : IFA Jadi Momentum Pelaku Fundraising dan Filantropi Perbaiki Sistem Pengelolaan
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia Gusman Yahya mengatakan sebagai sebuah organisasi, Perhimpunan Filantropi Indonesia mewadahi para pegiat filantropi di Indonesia. Ia menyebut pihaknya selalu berusaha untuk mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan di Indonesia termasuk di sektor pendidikan.
"Kami bersama dengan anggota-anggota kami terus mendorong penguatan kapasitas, akuntabilitas, penguatan jaringan dan terus mendorong adanya kebijakan yang mendukung agar filantropi dapat tumbuh dalam ekosistem yang kuat. Sehingga kegiatan-kegiatan kami tentunya dapat memberikan dampak yang baik bagi negara dan bangsa ini," ujar Gusman.
Gusman menuturkan banyak tantangan pendidikan yang memerlukan solusi yang holistik serta keterlibatan semua pemangku kepentingan. Banyak juga inovasi, pendekatan dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah bersama dengan swasta dan filantropi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indoensia.
Baca juga : Yayasan Bakti Barito Raih Penghargaan Aksi SDG Indonesia 2023
Sehingga Perhimpunan Filantropi Indonesia berinisiatif untuk menerbitkan buku Kolaborasi untuk Negeri, Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia untuk memetakan tantangan-tantangan perbaikan pendidikan Indonesia. Buku itu juga memuat capaian-capaian serta kontribusi Perhimpunan Filantropi Indonesia dinsektor pendidikan.
"Harapannya publikasi ini menjadi inspirasi bagi semua stakeholders, pemerintah, pegiat pendidikan, yayasan, CSO, ataupun CSR perusahaan dan filantropis lainnya yang tertarik untuk melakukan intervensi lebih dalam lagi di isu pendidikan ataupun lembaga-lembaga filantropi lainnya yang hendak memulai kegiatan di sektor pendidikan di Indonesia," tutur Gusman.
Untuk diketahui dalam acara peluncuran buku tersebut juga digelar sesi diskusi panel untuk mengeksplorasi kontribusi, tantangan dan potensi penguatan keterlibatan filantropi dalam memajukan pendidikan Indonesia. Selain itu, diskusi akan membedah, titik dan elemen kunci pendidikan yang dapat dikolaborasikan dengan berbagai pihak.
"Diskusi ini kita harap dapat membantu kami para filantropi atau para pegiat filantropi, dalam mengembangkan dan memperkuat peta jalan, peran dan prioritas filantropi pendidikan di Indonesia tentunya untuk bersama-sama kita mencapai Indonesia emas 2045," pungkasnya.
Kesadaran terhadap isu perubahan iklim meningkat di antara lembaga filantropi, bahkan pada lembaga yang tidak terkait langsung dengan isu-isu perubahan iklim.
Selama tiga bulan masa penilaian hingga babak final penjurian, Institut Fundraising Indonesia (IFI) mampu menjaring 63 lembaga yang berpartisipasi di IFA Award 2023.
Pentingnya bantuan itu sebagai ekspresi nyata dari solidaritas masyarakat Indonesia kepada rakyat Palestina yang sampai saat ini masih menderita akibat agresi Israel.
Pada tahap kedua ini, Baznas mengoordinasikan bantuan kemanusiaan kepada beberapa lembaga asal Mesir yang memiliki jalur untuk mendistribusikan bantuan ke Palestina.
Pendekatan melalui kegiatan keagamaan atau mengatasnamakan agama iniah yang sering dijadikan sebagai kedok untuk mengetuk hati para dermawan.
Fundtastic kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi cerdas finansial dengan mendukung acara Graduation Sekolah Kanisius tahun ini.
Terdapat potensi tumpang tindih dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional antara sekolah rakyat, sekolah gratis, dan sekolah garuda
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya terhadap sektor pendidikan. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan civitas akademika Unhan RI
Program ini diharapkan menjadi bagian dari solusi kolaboratif antara sektor swasta dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di wilayah pedesaan dan terluar.
Program revitalisasi tahun ini menargetkan 10.440 satuan pendidikan, meliputi jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, SKB/PKBM, dan SLB di seluruh Indonesia.
SALAH satu program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ialah Wajib Belajar 13 Tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved