Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Soroti Mahalnya Biaya Politik, KPK: Jadi Gubernur Rp100 Miliar

Candra Yuri Nuralam
30/6/2022 20:28
Soroti Mahalnya Biaya Politik, KPK: Jadi Gubernur Rp100 Miliar
Wakil Ketua Alexander Marwata(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai biaya berpolitik di Indonesia terlalu mahal. Bahkan, untuk menjadi gubernur butuh dana ratusan juta.

"Kami telah melakukan survei, dana yang harus dimiliki para calon untuk menjadi Kepala Daerah tingkat II saja sebesar Rp20 sampai Rp30 miliar. Untuk gubernur, harus memiliki dana Rp100 miliar," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, hari ini.

Alex mengatakan biaya yang besar itu memberatkan para calon. Apalagi, proses kampanye tidak ada yang gratis. "KPK sangat menyadari biaya politik di negeri ini mahal. Menjadi anggota DPR, DPRD, Kepala Daerah tidak ada yang gratis," ujar Alex.

Alex mengatakan mahalnya biaya itu membuat para calon kerap mencari sponsor untuk mencari dana tambahan. Sponsor sering kali meminta timbal balik setelah orang yang didanai mendapatkan kursi jabatan.

Baca juga: Kasus Meme Borobudur Naik Penyidikan, Polisi Sita Akun Twitter Roy Suryo

"Kalau calon yang dijagokan menang, perusahaan penyumbang tersebut ikut tender dalam proyek kebijakannya dan pasti akan diloloskan. Nah yang seperti ini akan runyam karena sudah dipesan di awal, bahkan mulai dari perencanaan proyeknya, kegiatannya, lelangnya, dan harga yang terbentuk juga pasti tidak benar," tutur Alex.

Masalah sponsor ini kerap menjadi celah korupsi dalam sistem politik di Indonesia. Apalagi, partai politik membolehkan berbagai perusahaan menjadi sponsor calonnya.

Atas dasar itulah KPK menggelar acara politik cerdas berintegritas. Program antikorupsi itu diharap bisa mendidik partai politik untuk menghilangkan konflik kepentingan dalam sistem sponsor dalam pencalonan.

Pimpinan partai politik diminta untuk menandatangani pakta integritas untuk tidak korupsi dalam acara itu. Pakta integritas itu diharap bukan sekadar coretan di atas kertas putih.

"Pakta Integritas yang telah ditandatangani semoga tidak hanya di atas kertas, tapi betul-betul diimplementasikan setiap menduduki jabatan," ucap Alex. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya