Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Waspadai Penceramah Menyusupkan Paham Radikal

Mediaindonesia.com
05/3/2022 15:50
Waspadai Penceramah Menyusupkan Paham Radikal
Ilustrasi radikalisme(DOK.MI)

SEKRETARIS Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) M Najih Arromadloni meminta semua elemen bangsa untuk mewaspadai penceramah menyusupkan radikalisme.

Gus Najih, panggilan karibnya, mengatakan bahwa paham radikalisme terbukti telah menyusup di lingkungan kampus, institusi pemerintah (TNI, Polri, hingga aparatur sipil negara/ASN), rumah ibadah, ormas, bahkan lembaga pendidikan.

"Lembaga negara itu memang menjadi salah satu sasaran utama infiltrasi menggunakan pola pergerakan yang dikenal dengan istilah tholabun nusroh," ujar Gus Najih seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (4/3).

Istilah tholabun nusroh sendiri kerap digunakan oleh kelompok Hizbut Tahrir dengan cara mengelabui pihak-pihak yang dianggap memiliki kekuatan dan dapat memberikan perlindungan. Oleh karenanya, institusi TNI-Polri ini dijadikan sasaran oleh kelompok itu dalam melanggengkan visinya untuk menyebarkan paham radikal.

"Kelompok mereka ini berusaha mengelabui tentara, polisi, anggota intelijen dan lini lini strategis pemerintahan yang lain. Nah ini tentu saja yang harus diwaspadai karena kedepannya dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa," jelas Sekjen Ikatan Alumni Suriah (Syam) Indonesia ini.

Lebih lanjut, Najih mengatakan, kondisi ini juga dipengaruhi oleh semangat beragama dari masyarakat Indonesia yang kian hari kian tinggi, terbukti dengan banyaknya majelis dan pengajian mulai dari rumah hingga ke lingkungan instansi dan perkantoran.

"Semangat beragama masyarakat Indonesia saat ini tentunya harus disambut baik, tetapi pengetahuan agama yang tidak tepat. Alih-alih berbuat kebaikan, yang ada justru seseorang bisa terjerumus dalam keburukan," tuturnya.


Baca juga: BNPT Sebut 5 Indikator Ciri-Ciri Penceramah Radikal


Dia mengatakan semangat beragama yang tinggi ini tentunya harus diimbangi dengan ilmu yang mumpuni juga sebagaimana dalam hadis Nabi mengatakan bahwasanya Allah SWT membenci kebodohan.

"Artinya apa, orang yang semangat beragama juga harus semangat menambah ilmu, memperdalam ilmu agar supaya dia beragama yang benar," ujar Founder Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation ini.

Sehingga, katanya, perlu mendapat perhatian, terutama adanya fakta bahwa oknum penceramah radikal sudah mulai masuk dan menginfiltrasi aparat dan instansi negara melalui majelis dan pengajian.

"Kita mendapati fakta, di TNI yang nasionalismenya dianggap sudah paripurna itu ada 4 persen yang terpapar, sehingga bagaimana caranya harus dicegah dan dievaluasi," ucapnya.

Gus Najih juga mengatakan ada banyak faktor yang membuat instansi negara kerap 'kecolongan' yang telah menjadikan oknum penceramah dengan visi menyebarkan paham radikal sebagai narasumber dalam majelis.

"Ada banyak faktor, salah satunya adalah faktor ketidaktahuan. Mungkin hanya berdasarkan bahwa si penceramah itu populer atau mudah diundang. Kedua, bisa jadi karena memang sudah terpapar," jelas pria yang juga praktisi pesantren ini.

Untuk itu, kata dia, perlu ditanamkan kesadaran dan pengetahuan kepada khususnya anggota serta keluarga ASN, TNI, dan Polri untuk dapat mengenali para pemuka agama moderat yang membawa kepada konsep agama sebagai rahmat. (Ant/S-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya