Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
USTAZ Abdul Somad (UAS) mengisi ceramah di PLTD Apung Banda Aceh, salah satu lokasi terdampak tsunami Aceh pada tahun 2004. Ribuan umat Islam menghadiri tabligh akbar tersebut.
Ceramah UAS yang bertajuk "Meneladani Semangat Aceh Bangkit dari Tsunami" ini dihadiri oleh ribuan umat Islam dari di Banda Aceh. Mereka memadati lokasi PLTD Apung Banda Aceh sejak pukul 08.00 WIB.
Dalam ceramah tersebut, UAS menyampaikan pesan-pesan moral, khususnya umat Islam di Aceh. Ia mengajak umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Baca juga : SBY Mengenang Tsunami Aceh, Ujian Pertamanya sebagai Pemimpin
Ia juga mengajak umat Islam untuk senantiasa bersatu dan saling membantu, terlebih di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini.
UAS juga menyampaikan pesan untuk selalu mengenang peristiwa tsunami Aceh. Ia mengajak masyarakat Aceh untuk menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran untuk selalu waspada terhadap bencana alam.
"Mari kita jadikan peristiwa tsunami Aceh sebagai pelajaran untuk selalu waspada terhadap bencana alam. Kita juga harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT," kata UAS.
Baca juga : 5 Fakta Bencana Tsunami Aceh dalam Angka
Ceramah UAS di PLTD Apung Banda Aceh berlangsung selama dua jam. Ceramah tersebut ditutup dengan doa bersama untuk para korban tsunami Aceh.
Ceramah UAS di PLTD Apung Banda Aceh pun mendapat sambutan yang positif dari masyarakat Aceh. Salah seorang warga Banda Aceh, Zulfah Jasmina, mengatakan bahwa ceramah UAS sangat bermanfaat. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari ceramah tersebut.
"Saya sangat terinspirasi oleh ceramah Ustadz Abdul Somad. Beliau menyampaikan pesan-pesan yang sangat bermanfaat," kata Zulfah.
Baca juga : 7 Tempat untuk Mengenang Bencana Tsunami Aceh 2004
Ia mengaku sangat antusias dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh UAS karena ceramah yang disampaikan dengan gaya penyampaian yang humoris.
"Beliau mengajak kita untuk selalu mengingat para korban tsunami Aceh," ujarnya.
Untuk diketahui, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung merupakan saksi bisu akan tsunami dahsyat yang telah menerjang Aceh.
Baca juga : 19 Tahun Tsunami Aceh, Puluhan Ribu Nelayan Libur Melaut untuk Bertafakur
Sebuah kapal dengan panjang 63 meter dan berat 2.600 ton ini memiliki mesin pembangkit listrik yang kekuatan dayanya mencapai 10,5 megawatt.
Bagai menggunakan sihir, gelombang tsunami yang maha dasyat mampu menyeret kapal PLTD Apung terseret hingga 3 kilometer ke pusat kota Banda Aceh yang sebelumnya berada di laut tepatnya di pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Hingga saat ini kapal berlokasi di Desa Punge Blang Cut, Kota Banda Aceh. (MGN/Z-4)
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab).
Gempa berkekuatan skala menengah itu dideteksi mengguncang beberapa saat dengan skala intensitas II-III MMI.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik.
Gempa tektonik itu berkekuatan 5,6 magnitudo terjadi karena adanya aktivitas subduksi lempeng di wilayah pantai barat Sumatera.
BMKG menjelaskan aktivitas Sesar Besar Sumatera memicu gempa tektonik di Banda Aceh, Aceh, Selasa (13/8) malam.
GEMPA bumi tektonik berkekuatan M4.1 mengguncang wilayah Kabupaten Simeulue, Aceh, Rabu (19/6), pukul 09.39 WIB. Gempa bumi diawali dengan dua guncangan kecil secara beruntun.
Secara sosiologis, situasi ini berisiko menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat yang berada di wilayah perbatasan.
Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan polemik ini secara damai dan berkeadilan.
Penyelesaian konflik ini membutuhkan data dan informasi yang akurat dari berbagai pihak.
Pentingnya pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan aspek historis, sosiologis, yuridis, dan administratif.
Pada 2008-2009, Tim Rupabumi melakukan proses verifikasi terhadap pulau-pulau yang ada di Aceh dan Sumatra Utara.
Pertemuan itu bakal membuahkan berbagai rekomentasi, termasuk dapat tidaknya hasil kajian
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved