Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Ketua DPP KNPI Bantah Utang Jadi Motif Pengeroyokan Terhadap Dirinya

Rahmatul Fajri
23/2/2022 12:19
Ketua DPP KNPI Bantah Utang Jadi Motif Pengeroyokan Terhadap Dirinya
Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama melaporkan peristiwa pengeroyokan yang dialaminya ke Polda Metro Jaya, Senin (21/2) malam.(ANTARA/HO-dok pribadi )

KETUA DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama membantah memiliki utang sehingga dikeroyok oleh debt collector. Haris mengaku heran apabila tiga pelaku yang mengeroyoknya dilatarbelakangi oleh utang. Pasalnya, ia tidak pernah memiliki utang.

Haris menduga tiga pria yang berprofesi sebagai debt collector itu dibayar oleh seseorang untuk mengeroyoknya.

"Andaikan saya punya utang harusnya bukan dengan cara memukuli atau langsung mengikuti saya. Saya tidak pernah sama sekali terlibat utang. Silakan ditanya pelaku," ujar Haris dihubungi Rabu (23/2/2022).

Haris mengatakan jika tiga tersangka mengeroyoknya karena masalah utang, maka seharusnya para tersangka kenal dengan dirinya. Kenyataannya, ketiga pelaku tidak mengenal Haris dan mengaku dibayar untuk mengeroyoknya.

Baca juga: Polisi Periksa CCTV dan Selidiki Penyebab Ketum DPP KNPI Dikeroyok

"Buktinya mereka tidak tahu siapa saya, mereka main hajar dan mereka dibayarkan," jelas Haris.

Diketahui, Polda Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pengeroyokan terhadap Haris di daerah Tanjung Priok, Jakarta, dan Bekasi, Jawa Barat.

Tiga pelaku berhasil diamankan kepolisian. Mereka yakni MS (44), JT (43), SS (61). Sementara dua pelaku lainnya yakni Harfi alias Avice dan Irwan berstatus buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO).

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan bahwa empat pelaku yakni MS (44), JT (43), Harfi, dan Irwan merupakan eksekutor.

Sementara pelaku SS merupakan orang yang memerintahkan para pelaku untuk mengeroyok Haris di halaman Rumah Makan Garuda, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/2).

Para pelaku berprofesi sebagai debt collector. Namun kata Tubagus, pihaknya belum mengetahui motif para pelaku mengeroyok Haris.

"Motif masih kami dalami. Di antara tersangka mengaku tidak saling kenal. Tapi mereka mengetahui iya, dukung iya, tapi tidak ada masalah antara para tersangka dengan korban," jelas Tubagus.

Atas perbuatannya empat tersangka yang menjadi eksekutor dikenakan Pasal 170 KUHP terkait pengeroyokan dengan ancaman sembilan tahun penjara.

Sementara SS yang memerintahkan para pelaku dikenakan Pasal 55 Juncto Pasal 20 KUHP terkait penyertaan. Tersangka SS dikenakan pasal berbeda karena tidak ikut mengeroyok Haris lantaran ikut memerintahkan para pelaku. (Faj/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya