Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

JK Tegaskan Kemenag bukan Hadiah untuk NU

Emir Chairullah
25/10/2021 15:04
JK Tegaskan Kemenag bukan Hadiah untuk NU
Mantan Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla dalam sebuah acara.(Antara)

KETUA Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla membantah pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait Kementerian Agama (Kemenag) sebagai hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU). 

“Itu bukan hadiah. Itu keharusan karena negeri ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tentu semua agama sangat penting untuk dilindungi,” ucap JK, sapaan akrabnya, dalam keterangan pers, Senin (25/10).

Menurut mantan Wakil Presiden RI, pendirian Kemenag bukan hanya untuk kepentingan NU, melainkan semua agama dan semua organisasi keagamaan yang dinaungi pemerintah. “Didirikannya Kementerian Agama untuk melindungi kepentingan seluruh umat beragama di Indonesia,” tegas JK.

Baca juga: DPR Desak Jokowi Tegur Menag yang Lontarkan Pernyataan Tidak Patut

Diketahui, Menteri Agama yang biasa disapa Gus Yaqut, menyebut Kemenag merupakan 'hadiah negara' untuk NU. Pihaknya menegaskan hal tersebut dalam seminar virtual yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU. Pernyataan kontroversial itu berawal dari perdebatan kecil di kementerian, saat mendiskusikan soal Kemenag. 

Gus Yaqut memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kemenag, yakni 'Ikhlas Beramal'. Sebab, dirinya menilai tidak ada yang ditulis, melainkan dalam hati. “Ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas," pungkasnya.

Baca juga: Wapres: Fikih Islam Bisa Berkontribusi Atasi Tantangan Pandemi

Perdebatan kemudian berlanjut menyoal sejarah pendirian Kemenag. Gus Yaqut menyebut tentang ustaz yang kala itu tidak setuju jika Kemenag harus menaungi semua agama. "Ada yang tidak setuju, bahwa 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam', karena Kementerian agama itu hadiah negara untuk umat Islam," tutur Gus Yaqut. 

"Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang di Kementerian Agama, karena hadiahnya untuk NU," imbuhnya.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya