Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Presiden: Indonesia Jangan lagi Kehilangan Kesempatan

Andhika Prasetyo
13/10/2021 13:34
Presiden: Indonesia Jangan lagi Kehilangan Kesempatan
Ilustrasi(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh lagi kehilangan kesempatan dalam menggarap kekayaan alam yang sedang menjadi tren di pasar global.

Indonesia, menurutnya, sudah cukup banyak kehilangan momentum di masa lalu ketika komoditas kayu dan minyak menjadi primadona.

Saat itu, para pelaku usaha di Tanah Air hanya mengeruk keuntungan dari menjual barang mentah. Mereka tidak melakukan proses pengolahan terlebih dulu hingga akhirnya negara kehilangan nilai tambah.

"Ketika booming kayu, kita hanya tebang-tebang tanpa ada industri perkayuan. Kita memang dapat uang dari situ tapi nilai tambahnya tidak ada," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10).

Kesalahan di masa lalu itu, sambung kepala negara, tidak boleh lagi terulang di masa kini dan mendatang.

Baca juga : Presiden Diminta Tinjau Ulang Kepres Pembentukan Tim Seleksi KPU dan Bawaslu

Di era modern ini, salah satu komoditas yang sedang berjaya adalah nikel. Produk yang merupakan bahan baku baterai itu sangat diminati seiring berkembangnya industri kendaraan listrik.

"Kesempatan ke depan adalah mobil listrik. Jangan lagi kita kehilangan kesempatan. Jangan lagi ekspor nikel dalam bentuk mentah. Kita hentikan ekspor bahan mentah. Kita paksa, entah BUMN atau swasta, untuk mendirikan industri pengolahan di dalam negeri," tegas mantan wali kota Solo itu.

Nantinya, lanjut dia, industri olahan nikel itu akan diintegrasikan dengan industri turunan dari komoditas lain untuk mempercepat pengembangan mobil listrik di dalam negeri.

"Nanti Bapak Ibu bisa lihat, dua atau tiga tahun lagi, yang namanya mobil listrik akan mulai bermunculan dari negara kita. Entah itu hasil kerja sama BUMN dengan swasta luar maupun lokal. Intinya nilai tambah selalu ada di Indonesia," tegasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya