Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Polisi Respon Munculnya 'Grup Tenis Semarang' diduga Gerakkan Demo

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
24/7/2021 17:13
Polisi Respon Munculnya 'Grup Tenis Semarang' diduga Gerakkan Demo
Polisi melakukan sejumlah langkah mengantisipasi seruan demo 'Jokowi End Game'.(MI/ Moh Irfan)

SEBUAH grup di WhatsApp Bernama ‘Grup tenis semarang’ viral di media sosial dalam bentuk tangkapan layar. Isi dari tangkapan layar tersebut berisi percakapan mengenai arahan untuk aksi serentak 24 Juli 2021.

Disebut di dalam percakapan itu bahwa aksi mereka memiliki satu tujuan untuk menciptakan kekacauan untuk melumpuhkan perekonomian kota.

Menanggapi hal itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono sejauh ini kepolisian telah 'Grup tenis semarang' itu. P

Kini, lanjut Argo, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap sosok inisiator di balik aksi serentak 24 Juli 2021.

"Ya. Polri masih melakukan penyelidikan," papar Argo, Sabtu (24/7).

Bukan cuma itu, Argo juga meminta para peserta aksi agar mengurungkan niatnya untuk melakukan demonstrasi di tengah pandemi.

"Pada prinsipnya, Polri mengharapkan masyarakat tetap menerapkan 3M dan tetap di rumah kalau tidak ada yang urgent. Mengingat pandemi Covid masih tinggi," pungkasnya.

Baca juga: Tagar #KitaYakinJokowi jadi Trending di Twitter Saat Rencana Demo Jokowi End Game

Sebelumnya, beredar viral di media sosial tangkapan layar berisi percakapan 'Grup tenis semarang' yang diunggah oleh akun Twitter @xvidgmbk.

Di dalam tangkapan layar, seseorang dengan nomor WhatsApp +62-896-0188-0900 meminta perhatian kepada para member grup karena dirinya ingin memberi sosialisasi terkait aksi 24 Juli 2021.

"Salam semuanya. Mohon perhatiannya sebentar, mau sedikit memberikan sosialisasi singkat terkait aksi demonstrasi yang akan kita jalani mulai 24 Juli 2021 ini. Sebelumnya, terima kasih teman-teman sudah bergabung ke grup ini dan bersedia turut serta dalam aksi demonstrasi baik di lapangan atau pun di udara," tulis nomor tersebut.

"Perlu ditekankan kembali, demonstrasi ini merupakan bentuk luapan amarah masyarakat kepada pemerintah, bukan berupa tuntutan perubahan kebijakan atau menuntut pemerintah menjadi lebih baik. Harus kita sadari aksi yang menuntut kebijakan justru akan membuat gerakan bernafas pendek," ujar nomor tersebut.

"Target kita hanya satu: ciptakan kekacauan untuk melumpuhkan perekonomian kota. Berdasarkan aksi massa yang terdahulu, ditemukan bahwa pemerintah baru akan takut ketika ada guncangan terhadap ekonomi. Pemerintah baru akan memperhitungkan warga ketika titik kekuatannya, ekonomi-bisnis, diperlemah oleh masyarakat," paparnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya