Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA Corruption Watch (ICW) meminta pemerintah mewaspadai potensi korupsi dalam penyaluran bantuan sosial tunai (BST) di masa PPKM darurat. ICW menilai bansos tunai masih memiliki peluang untuk terjadinya korupsi kecil (petty corruption). Seperti, pungutan liar (pungli) di tingkat bawah.
"Korupsi kecil-kecilan atau petty corruption sangat mungkin terjadi di daerah. BST itu secara regulasi memang disalurkan melalui kantor pos. Tapi, untuk daerah terpencil masih disalurkan melalui kepala desa atau lurah," tutur peneliti ICW Almas Sjafrina dalam diskusi virtual, Selasa (6/7).
Sejak penyaluran bansos pada 2020, ICW menerima banyak laporan pungutan liar atau pemotongan dengan beragam modus. Laporan mengenai pungli biasanya terjadi di tingkat bawah perangkat pemerintahan daerah, seperti desa dan kelurahan.
Baca juga: Atasi Dampak PPKM Darurat, Kemensos Salurkan Bansos Tunai
"Di salah satu kecamatan di daerah Sumenep (Madura), jumlah pungutan liarnya mencapai ratusan ribu. Dengan modus pembuatan dokumen kependudukan pengganti KTP dan KK. Masyarakat mau tidak mau akhirnya membayar untuk dapat bansos," imbuh Almas.
ICW juga menyarankan agar penyaluran bansos tunai diperbaiki. Di tengah lonjakan kasus covid-19, penyaluran bansos secara langsung di kantor pos juga perlu diatur lebih baik. Sehingga, tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi penularan covid-19.
Baca juga: Presiden Perintahkan Perawatan Covid-19 di Asrama Haji Dimulai Lusa
"Kami sangat merekomendasikan Kementerian Sosial untuk menyalurkan bantuan ini lebih aman kepada warga. Mungkin bisa mencontoh di Jawa Timur dalam memberikan bansos tunai. Itu diatur waktunya, ada jadwalnya. Jadi, lebih diatur sehingga kerumunan terminimalkan," pungkasnya.
Pemberian bansos tunai juga dinilai minim potensi korupsi besar, dibandingkan bansos sembako yang pengadaannya sangat rawan diselewengkan. Meski pemerintah pusat sudah menggelontorkan bantuan secara tunai, ICW menyoroti masih adanya tren daerah yang memberikan bansos sembako.
Apalagi dalam situasi darurat, pengadaan bansos berbentuk barang dilakukan penunjukan langsung tanpa tender. Tidak hanya sembako, ICW juga menyebut pengadaan lain terkait penanganan covid-19 juga rawan penyelewengan.(OL-11)
Para kandidat pemimpin Jakarta belum menunjukkan gagasan dan rencana mereka untuk melawan korupsi.
Egi mengungkapkan para kandidat yang terkait kasus korupsi meliputi tersangka, terdakwa, terpidana, saksi, terlapor, dan yang disebut dalam persidangan.
ICW ungkap dari 103 pasangan calon (paslon) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, rata-rata menerima dana sumbangan untuk kampanye sebesar Rp3,8 miliar.
"Ada kurang lebih 20 pertanyaan yang disampaikan tadi, semua sudah terjawab. Seperti menghadapi situasi itu,"
Dewi juga meminta agar seluruh pihak bisa transparan mengusut kasus ini. Perkara bansos, kata dia memang selalu ada masalah karena banyak pihak tidak mau transparan.
ICW menyebut perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan Singapura yang mulai berlaku perlu diikuti pemetaan ulang pelaku koruptor yang buron ke luar negeri.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved