Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

KPK Limpahkan Perkara Eks Direktur Garuda ke Pengadilan

Dhika Kusuma Winata
19/1/2021 17:11
KPK Limpahkan Perkara Eks Direktur Garuda ke Pengadilan
Mantan Direktur Teknik dan Pengelola Armada Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno.(Antara/M Risyal Hidayat)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) merampungkan penyidikan dan penyusunan dakwaan perkara mantan Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Hadinoto Soedigno.

Adapun perkara Hadinoto dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat dan segera disidangkan.

"JPU KPK melimpahkan berkas perkara terdakwa Hadinoto Soedigno ke Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat. Selanjutnya, menunggu penetapan penunjukan majelis hakim dan penetapan sidang perdana dengan agenda pembacaan surat dakwaan," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Selasa (19/1).

Baca juga: Mangkir, KPK Jemput Paksa Mantan Direktur Garuda Indonesia

KPK mendakwa Hadinoto dengan dua dakwaan. Pertama, Pasal 12 huruf a Undang-Undang (UU) Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP atau Pasal 11 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Dakwaan kedua, yakni Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Hadinoto ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC. Sebelumnya, kasus ini juga menyeret mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan Beneficial Owner Connaught International Pte Ltd Soetikno Soedarjo.

Baca juga: Dugaan Korupsi Bombardier-Garuda Indonesia Diselidik KPK Inggris

Hadinoto diduga menerima UANG dari Soetikno dalam valuta asing senilai US$2,3 juta dan EUR477 ribu. Uang itu dikirim ke rekening Hadinoto di Singapura.

KPK menjeratnya dengan bukti penempatan dan penukaran uang suap. Adapun uang itu ditarik tunai dan dikirimkan ke rekening lain. Seperti, ke istri dan anaknya, serta rekening investasi di Singapura.

Dalam kasus itu, Emirsyah sudah divonis 8 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta. Dia sempat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, namun ditolak. Sementara itu, Soetikno Soedardjo juga sudah divonis dengan hukuman 6 tahun penjara.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik