Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Polri Tepis Penyataan Napoleon Bonaparte Seret Kabareskrim

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
25/11/2020 15:40
Polri Tepis Penyataan Napoleon Bonaparte Seret Kabareskrim
.(ANTARA/Reno Esnir)

POLRI menepis pernyataan mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte yang menyeret Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. Dalih Polri, itu tidak ada fakta hukumnya.

Napoleon bersaksi di sidang perkara dugaan suap terkait pengurusan penghapusan nama Joko Soegiarto Tjandra (Djoko Tjandra) dari daftar red notice Polri. Napoleon Bonaparte bersaksi untuk terdakwa Tommy Sumardi.

"Fakta-fakta hukumnya tidak ada (pernyataan Napoleon soal Kabareskrim dan Azis)," papar Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/11). Awi menyebut Napoleon tak menyebutkan isu tersebut ketika diperiksa oleh penyidik sebagai tersangka.

"Terkait isu yang dilemparkan oleh terdakwa NB sudah kami sampaikan jauh-jauh hari bahwa tidak ada di BAP. Sama pengacaranya tersangka TS sudah dijawab juga kan? Sudah dijawab juga," ungkapnya.

Sebelumnya, Napoleon menceritakan pertemuannya dengan pengusaha Tommy Sumardi pada April 2020. Napoleon mengaku bahwa Tommy mendatangi ruangannya didampingi dengan Kabiro Korwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo.

Dibeberkan Napoleon, Tommy Sumardi sempat meminta Prasetijo untuk keluar ruangan. Alhasil, Tommy menceritakan soal status red notice Djoko Tjandra kepada Napoleon.

"Pada saat itu terdakwa menjelaskan maksud dan tujuan untuk minta bantuan mengecek status red notice Joko Tjandra. Lalu saya bertanya kepada terdakwa, 'Saudara ini siapanya joko Tjandra? Lawyer-nya? Bukan. Keluarga? Bukan. Saudara apanya Joko?' 'Saya temannya,' jawab terdakwa," ucap Napoleon di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Selasa (24/11).

Napoleon awalnya heran dengan sosok Tommy Sumardi lantaran bisa mengajak Prasetijo Utomo yang berpangkat Brigjen untuk menemui Napoleon. Tak hanya itu, Napoleon menuturkan bahwa Tommy menyeret-nyeret nama Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Bahkan, kata Napoleon, Tommy menawarkan diri untuk menelepon Kabareskrim. "Lalu dia bercerita, terdakwa yang mengatakan, ini bukan bahasa saya, tapi bahasa terdakwa pada saya, menceritakan kedekatan beliau, bahwa ke tempat saya ini sudah atas restu Kabareskrim polri. 'Apa perlu telepon?' Saya bilang tidak usah," papar Napoleon. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya