Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
JANJI-JANJI manis soal kinerja legislasi selalu ke luar dari mulut pimpinan DPR dari masa ke masa. Ketua DPR 2019-2024
Puan Maharani tak absen dengan menyatakan akan memperbaiki mutu undang-undang.
Sejak dilantik pada Oktober 2019, DPR telah menggelar lima kali masa persidangan, termasuk satu masa persi dangan tahun sidang 2020-2021 yang saat ini sedang berjalan. Namun, persidangan DPR RI sejak Maret 2020 dihadapkan pada situasi pandemi covid-19.
DPR telah menetapkan 248 RUU dalam Prolegnas 2020-2024 dan 37 RUU Prioritas 2020 sebagai penyesuaian dengan situasi pandemi covid-19. Meski DPR menyatakan tidak mengurangi komitmen kinerja, hasil kerja legislasi masih jauh dari target.
Sejauh ini baru 6 RUU yang disahkan menjadi UU, 10 RUU sedang dalam pembicaraan tingkat I, dan 19 RUU sedang dalam tahap penyusunan.
“Paradigma yang harus dikembangkan dalam mengukur kinerja fungsi legislasi DPR RI ialah pada kualitas produk le gislasi. Oleh karena itu, kinerja fungsi legislasi merupakan kerja bersama DPR RI dan Presiden,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyampaikan laporan pertanggungjawaban DPR, pekan lalu.
Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Agil Oktaryal menilai, sejak awal kerja legislasi DPR periode sekarang telah bermasalah. Parlemen mestinya merujuk pada capaian legislasi DPR dari 2014-2019 yang menyelesaikan tiap tahunnya kurang dari 20 undang-undang. Terhitung jumlah undang-undang yang telah diselesaikan paling sedikit ada pada 2018 yang hanya 8 undang-undang.
Bukannya belajar dari pengalaman, DPR justru menetapkan 50 RUU dalam Prolegnas Prioritas 2020 yang kemudian dipangkas menjadi 37 RUU karena pandemi. Hasilnya, sejauh ini baru 6 RUU yang disahkan menjadi undang-undang, ditambah UU Mahkamah Konstitusi (MK) yang disahkan pada hari yang sama dengan Rapat Paripurna Pertanggungjawaban DPR.
“Dua UU yang ditetapkan pun bermasalah dan kontroversial, seperti UU Minerba dan UU MK. Bahkan, sekarang DPR malah terfokus pada omnibus law Cipta Kerja yang tidak ada urgensinya,” cetus Agil.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati menilai kinerja legislatif dalam menyelesaikan tunggakan undang-undang sangat dipengaruhi tarik- menarik kepentingan partai. Sangat sulit bagi para wakil rakyat bekerja tanpa mengakomodasi kepentingan tersebut.
“Sebetulnya mana rancang an yang urgen itu yang didahulukan, tetapi tidak lepas dari hitungan untung rugi,” ujarnya, kemarin.
Kondisi ini, menurut Khoirunnisa, akan terus terjadi jika masyarakat tidak bersikap kritis ikut mengawasi kinerja wakil rakyat.
Obesitas regulasi
Loyonya kinerja DPR akan menambah banyak aturan yang sudah ketinggalan zaman, celah penyelewengan, hingga tumpang-tindih regulasi. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM Benny Riyanto mengatakan beberapa tahun belakangan pemerintah fokus menata regulasi.
Diakuinya, salah satu yang diperlukan ialah proses le gislasi. “Reformasi hukum mengamanatkan tiga hal, yakni penguatan pembentukan peraturan perundang-undangan, evaluasi peraturan perundang-undangan, dan pembuatan database per aturan perundang-undangan yang terintegrasi,” ujarnya.
Menurut Benny, kondisi obesitas regulasi saat ini juga berdampak pada upaya pemerintah untuk menarik investasi seluas-luasnya. Salah satu upaya untuk mengatasi tumpang-tindih aturan ialah dengan RUU Cipta Kerja yang diharapkan dapat menghi langkan disharmoni regulasi, meningkatkan efisiensi, dan menghilangkan ego sektoral. (Sru/Dhk/P-2)
Megawati memperingatkan agar revisi UU Pemilu tidak boleh dilakukan hanya untuk mengubah substansi demokrasi.
Pekerja migran Indonesia adalah wajah negara di luar negeri. Sehingga, ia menilai pekerja migran tersebut harus memiliki kompetensi serta jasmani dan rohani yang sehat.
Saat ini anggota DPR RI masih menjalani masa reses. Setelah reses berakhir, Rifqi memastikan pihaknya bakal melakukan rapat dengan pimpinan DPR RI.
Hal ini penting agar kinerja DPR nantinya bisa secara tepat menjawab permasalahan di masyarakat.
Hal itu diungkapkan Yasonna saat mengikuti rapat kerja perdana dengan Komisi XIII DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
Revisi itu dapat dimulai dari revisi UU Pemilu. Selain itu, UU MD3 juga perlu direvisi.
SETELAH melalui polemik internal dan aksi massa yang menuntut pembenahan, Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pergantian dalam struktur pengurus
Penempatan jumlah prajurit TNI bakal menyesuaikan kebutuhan masing-masing satuan kejati dan kejari.
Diharapkan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dapat memberikan atensi mengingat pesan Presiden Prabowo yang menekankan setiap pejabat harus berperilaku hidup sederhana.
Yusril menjelaskan, Prabowo tidak mengintervensi nama-nama capim KPK yang sudah diberikan Presiden RI Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) ke DPR
Objek sengketa yang dibatalkan sesuai hasil banding PTUN merupakan SK AHU yang secara hukum tidak berlaku lagi.
KEMENTERIAN Kesehatan mengungkapkan rasa syukurnya karena polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof. Budi Santoso selesai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved