Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pandemi Covid-19 Mengubah Tatanan Politik Global

Muhamad Fauzi
27/8/2020 22:40
Pandemi Covid-19 Mengubah Tatanan Politik Global
Webinar FISIP Unas bertema Politik Global Pasca Pandemi Covid-19” di Jakarta, kemarin.(Istimewa)

PANDEMI Covid-19 telah mengubah tatanan global dan hubungan internasional antar negara di Dunia. Adanya pandemi Covid-19 banyak negara yang harus menutup wilayahnya. Aktivitas transportasi dan pergerakan masyarakat pun dibatasi. Hubungan bilateral dan multilateral antar negara terganggu akibat pandemi ini.

"Persoalan etis, moral, keadilan, kesehatan, pemerataan akses vaksin, dan pertarungan negara-negara besar mewarnai politik global saat ini pada kondisi pandemi,” ujar Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D. dalam Webinar Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional, di Jakarta, kemarin

Dengan kondisi saat ini terdapat tiga tren utama politik global yaitu rasa nasionalisme yang menguat. Hal itu disebabkan adanya gerakan gotong royong untuk saling membantu satu dengan lainnya. Namun hal itu juga dibarengi melemahnya sikap multilateralisme sehingga negara tidak lagi berharap dengan program kerjasama dengan negara lain.

"Kemudian ditengah kondisi pandemi, ada persaingan bisnis global produksi vaksin diantara negara-negara. Mereka berlomba lomba menemukan vaksin penyakit ini yang harus diatasi sehingga didalamnya ada aspek bisnis yang tidak dipungkiri meskipun negara yang bayar tapi tetap perusahaan dapat diuntungkan,”kata Aleksius.

Selain itu, menurut Aleksius, kondisi politik global saat ini adanya kecurigaan publik terhadap aktor-aktor yang bermain di dalamnya. Sehingga dengan situasi pandemi covid19 ada berbagai kepentingan dan keuntungan yang ingin didapat.

“Ada hasrat-hasrat yang berkecamuk yakni hal-hal yang diuntungkan, ada kepentingan kepentingan tersembunyi dibalik aktor yang tersembunyi, ada agenda-agenda yang terselubung jadi ada kepentingan yang berkecamuk saling berbenturan satu dengan yang lain itu adalah kondisi global saat ini,” jelasnya.

Sementara itu, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Dr. Adi Suryadi Culla, M.A. menyatakan bahwa situasi politik global akibat pandemi menimbulkan suatu persaingan di antara negara-negara di dunia. Persaingan tersebut terlihat adanya perlombaan antara negara dalam menemukan vaksin covid-19.

“Ada dampak global yang radikal yang sangat masif dari dinamika politik global yang kita hadapi, sehingga kondisi global akibat covid menciptakan suatu persaingan,” ucap Adi.

Selain, negara-negara lain, Amerika dan China juga semakin menunjukan rivalitas antar kedua negara akibat pandemi Covid-19. “Munculnya China sebagai negara yang berhasil dalam menghadapai krisis pandemi dan perannya yang sangat penting dalam memberikan bantuan internasional, menandai semakin mencuatnya rivalitas dengan Amerika serikat,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Nasional Dr.(c) Hendra Maujana Saragih, S.IP., M.Si. menjelaskan bahwa Covid-19 sebagai babak baru dunia dimana munculnya virus ini membuat dinamika politik internasional sangat berfokus pada upaya penanganan.

“Sehingga logis jika pandemi Covid-19 bisa dijadikan sebagai babak baru dalam periodisasi politik global,” jelasnya. Alasannya, menurut hendra, karena semua negara sangat terpengaruh karena pandemi ini.

Dinamika politik global yang terjadi ditengah pandemi harus diwaspadai oleh negara-negara dan hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. Sehingga diperlukan proteksi terhadap warga negara.

“Resposibility to protect yakni negara hadir untuk memproteksi dan lebih hati hati dalam menjalankan kebijakan, harus lebih detil jadi bukan soal kesepakatan antar negara negara tapi manfaatnya harus dirasakan oleh warga negara,” tuturnya. (OL-13)

Baca Juga: Jokowi: ASEAN Jangan Jadi Objek Pertarungan Politik Global



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya