Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PANDEMI Covid-19 telah mengubah tatanan global dan hubungan internasional antar negara di Dunia. Adanya pandemi Covid-19 banyak negara yang harus menutup wilayahnya. Aktivitas transportasi dan pergerakan masyarakat pun dibatasi. Hubungan bilateral dan multilateral antar negara terganggu akibat pandemi ini.
"Persoalan etis, moral, keadilan, kesehatan, pemerataan akses vaksin, dan pertarungan negara-negara besar mewarnai politik global saat ini pada kondisi pandemi,” ujar Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D. dalam Webinar Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional, di Jakarta, kemarin
Dengan kondisi saat ini terdapat tiga tren utama politik global yaitu rasa nasionalisme yang menguat. Hal itu disebabkan adanya gerakan gotong royong untuk saling membantu satu dengan lainnya. Namun hal itu juga dibarengi melemahnya sikap multilateralisme sehingga negara tidak lagi berharap dengan program kerjasama dengan negara lain.
"Kemudian ditengah kondisi pandemi, ada persaingan bisnis global produksi vaksin diantara negara-negara. Mereka berlomba lomba menemukan vaksin penyakit ini yang harus diatasi sehingga didalamnya ada aspek bisnis yang tidak dipungkiri meskipun negara yang bayar tapi tetap perusahaan dapat diuntungkan,”kata Aleksius.
Selain itu, menurut Aleksius, kondisi politik global saat ini adanya kecurigaan publik terhadap aktor-aktor yang bermain di dalamnya. Sehingga dengan situasi pandemi covid19 ada berbagai kepentingan dan keuntungan yang ingin didapat.
“Ada hasrat-hasrat yang berkecamuk yakni hal-hal yang diuntungkan, ada kepentingan kepentingan tersembunyi dibalik aktor yang tersembunyi, ada agenda-agenda yang terselubung jadi ada kepentingan yang berkecamuk saling berbenturan satu dengan yang lain itu adalah kondisi global saat ini,” jelasnya.
Sementara itu, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Dr. Adi Suryadi Culla, M.A. menyatakan bahwa situasi politik global akibat pandemi menimbulkan suatu persaingan di antara negara-negara di dunia. Persaingan tersebut terlihat adanya perlombaan antara negara dalam menemukan vaksin covid-19.
“Ada dampak global yang radikal yang sangat masif dari dinamika politik global yang kita hadapi, sehingga kondisi global akibat covid menciptakan suatu persaingan,” ucap Adi.
Selain, negara-negara lain, Amerika dan China juga semakin menunjukan rivalitas antar kedua negara akibat pandemi Covid-19. “Munculnya China sebagai negara yang berhasil dalam menghadapai krisis pandemi dan perannya yang sangat penting dalam memberikan bantuan internasional, menandai semakin mencuatnya rivalitas dengan Amerika serikat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Nasional Dr.(c) Hendra Maujana Saragih, S.IP., M.Si. menjelaskan bahwa Covid-19 sebagai babak baru dunia dimana munculnya virus ini membuat dinamika politik internasional sangat berfokus pada upaya penanganan.
“Sehingga logis jika pandemi Covid-19 bisa dijadikan sebagai babak baru dalam periodisasi politik global,” jelasnya. Alasannya, menurut hendra, karena semua negara sangat terpengaruh karena pandemi ini.
Dinamika politik global yang terjadi ditengah pandemi harus diwaspadai oleh negara-negara dan hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. Sehingga diperlukan proteksi terhadap warga negara.
“Resposibility to protect yakni negara hadir untuk memproteksi dan lebih hati hati dalam menjalankan kebijakan, harus lebih detil jadi bukan soal kesepakatan antar negara negara tapi manfaatnya harus dirasakan oleh warga negara,” tuturnya. (OL-13)
Baca Juga: Jokowi: ASEAN Jangan Jadi Objek Pertarungan Politik Global
Kerja sama biosekuriti yang kuat tidak hanya membantu melindungi masing-masing negara, tetapi juga kesehatan, stabilitas, dan ketahanan seluruh kawasan.
Dalam konteks 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, kedua negara bersiap melangkah ke babak baru melalui penandatanganan kemitraan strategis pada September mendatang.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang jadi saksi penandatanganan 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam kunjungan resmi
Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non- proliferasi, dan pengendalian senjata.
Tugas negara adalah menyelenggarakan kehidupan bersama yang berkeadilan dan menyejahterakan warganya.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
Dalam psikologi, strategi politik wajah ganda dikenal sebagai reverse psychology.
Mantan Presiden AS Barack Obama serukan Partai Demokrat lebih tegas n berani hadapi tantangan politik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Survei CfDS terhadap 400 pemilih pemula menunjukkan bahwa digital image lebih berpengaruh daripada sejarah politik, menggeser gagasan ke estetika dan perasaan.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved