Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

GMNI: Tanggulangi Korona Butuh Kerja Bersama

Cahya Mulyana
15/8/2020 13:53
GMNI: Tanggulangi Korona Butuh Kerja Bersama
Ilustrasi(Medcom.id)

WAKIL Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Rival Aqma Rianda mengajak semua pihak, termasuk organisasi masyarakat, untuk bekerja sama dan membantu pemerintah agar bangsa Indonesia bisa keluar dari pandemi. Tugas lain yang tak kalah penting yakni mengimbau untuk tidak melakukan kegaduhan yang dapat mengganggu pemerintah dalam mengatasi covid-19.

"Pada tiga bulan terakhir ini kita sudah menyaksikan bersama bahwa kita tidak dapat beraktivitas normal seperti biasanya. Seharusnya kelompok seperti mereka membantu pemerintah saat ini memberi solusi di tengah pasca-pandemi covid-19," ungkapnya.

Baca juga: DPR Optimistis Ekonomi Bangkit Dalam Momentum 75 Tahun RI Merdeka

Ia menjelaskan dampak pandemi covid-19 terasa di semua sektor di Indonesia mulai dari pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Terlebih jumlah kasus corona setiap harinya terus bertambah dengan terakhir jumlah kasus positif korona di Indonesia mencapai 135.123, naik 2.307 sehingga perlu diatasi serius lewat aksi semua pihak.

Hal yang sama juga diutarakan Ketua Umum Barisan Rakyat Satu Juni (Barak 106) Martin Siahaan. Menurut dia, di tengah situasi pandemi covid-19 masyarakat diharapkan bersatu dan memberi perhatian untuk bangsa Indonesia.

"Sudah seharusnya seluruh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk memulihkan keadaan bangsa kita yang sedang kacau karena pandemi covid-19. Bahwa saat ini kondisi bangsa saat ini dalam keadaan yang butuh perhatian. Butuh persatuan, sesama warga bangsa," paparnya.

Kritik utama terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) adalah produksi narasi bernuansa sentimen dan tidak metodologis seperti pemerintahan diktator, pemerintah yang menyeleweng, serta narasi pesimistik dan delegitimatif terhadap pemerintahan yang sah hasil pemilu yang menimbulkan dugaan bahwa KAMI kental dengan agenda praksis kekuasaan.

Sementara itu, Erik Hapedrik dari Komite Muda Nusantara (KMN) menolak segala upaya penggiringan opini publik untuk kepentingan politik sesaat, menolak provokasi dan propaganda isu-isu yang tidak relevan dengan kepentingan bangsa yang sedang fokus menghadapi pandemi covid-19.

"Kami meminta, mengimbau kepada masyarakat untuk tetap bijaksana dalam menerima dan mengelola isu-isu dan wacana yang berkembang, masyarakat harus memfilter upaya menimbulkan kekhawatiran dan keresahan masyarakat oleh pihak-pihak tertentu demi tujuan politik kekuasaan," pungkasnya. (RO/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik