Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

NasDem: Revisi PSN Perlu Pertimbangkaan Faktor Pertahanan

Cahya Mulyana
01/6/2020 08:10
NasDem: Revisi PSN Perlu Pertimbangkaan Faktor Pertahanan
Legislator dari Partai NasDem Willy Aditya (tengah)(MI/MOHAMAD IRFAN)

KETUA Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai pemerintah harus mempertimbangkan faktor pertahanan selain ekonomi dalam perubahan Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Menurutnya, kebijakan ini penting untuk memacu percepatan kesejahteraan namun juga harus mampu mengatasi berbagai ancaman keamanan.

“Penting memang proyek pemerintah harus dapat menciptakan lapangan kerja dan punya dampak labor intensif besar. Namun hal itu harus juga dengan pertimbangan strategi pertahanan menghadapi ancaman. Jika pertimbangan mengganti proyek pesawat dengan drone berada dalam ranah pertahanan, maka itu harus di dukung,” katanya kepada Media Indonesia, Senin (1/6).

Hal itu menanggapi keputusan Kementerian Koordinator Perekonomian mengusulkan penggantian Proyek pesawat R80 dan N245 menjadi proyek drone dalam usulan PSN. Pergantian tersebut merupakan bagian dari 89 rekomendasi PSN baru yang meliputi 56 proyek usulan baru, 10 proyek perluasan dan 15 proyek dikelompokkan dalam program baru dan delapan proyek ketenegalistrikan.

Menurut Willy yang menjabat Anggota Komisi I DPR ini, pertimbangan dampak ekonomi yang dikemukakan pemerintah harus juga diiringi dengan pertimbangan pelaksanaan strategi pertahanan yang komprehensif. 

Sebagai gambaran, negara-negara adidaya ekonomi mengembangkan industri mereka dengan mempertimbangkan faktor pertahanan dari ancaman bangsa lain, dari kelaparan, dari bencana dan lainnya.

“Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari pandemi covid 19 ini bagaimana industri yang hanya mengedepankan ekonomi terguncang hebat, dan dampaknya sangat besar bagi pertahanan dalam negerinya. Kawasan industri, sumber enegeri, konektivitas, industri pangan, industri telekomunikasi itu semua tidak bisa dilepas dari sisi pertahanan. Maka penting pertimbangan pertahanan ini,” jelasnya.

Baca juga: Jokowi Minta 245 Proyek Strategis Dikaji Ulang

Dalam kondisi ekonomi dunia yang sedang terdisrupsi saat ini, Willy menegaskan pentingnya pemerintah untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. 

Karena itu dia menyarankan agar pertimbangan penggunaan sumber daya lokal menjadi prioritas pertama. Untuk itu industri-industri yang sarat bahan baku impor harus benar-benar dipilih sebagai proyek strategis jika memang berdampak pada ekonomi dan stragis juga dalam sisi pertahanan.

“Mengganti industri pesawat menjadi drone itu bisa jadi strategis dengan mempertimbangkan bahwa drone dengan teknologi tinggi akan dapat berguna bagi pertahanan, pertanian, dan aktivitas ekonomi kelautan. Dia bisa jadi PSN dengan pertimbangan bahwa bahan bakunya juga sudah ada di dalam negeri dan SDM kita sangat mumpuni untuk mengembangkannya, serta biaya ekonomisnya juga tinggi. Tidak harus dipertentangkan diantara pesawat atau drone. Bisa jadi nanti setelah ekonomi dunia juga membaik proyek pesawat ini kembali dikembangkan dalam kecepatan maksimum,” paparnya.

Willy menekankan situasi dunia dan Indonesia yang terdisrupsi saat ini perlu dipelajari lebih jauh dan menjadi pertimbangan kebijakan negara. Ada banyak kelemahan dan kekurangan dari pola, metode dan cara-cara lama berbangsa secara global yang akhirnya terbuka pada saat pandemi menghantam hampir semua negara. 

Maka itu menurutnya Indonesia perlu menegaskan jalan untuk merestorasi nilai-nilai kebangsaaan dalam situasi kebaruan.

“Proyek Strategis Nasional ini bukan semata untuk pembangunan fisik untuk ekonomi. Dia adalah juga tentang bagaimana kita memandang bangsa ini dan mau kemana bangsa ini mengarah. Ini kita perlu dialogkan lebih jauh sebelum kita merayakan 100 tahun sumpah pemuda sebagai aktualisasi integrasi kebangsaan,” pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik