Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Joko Widodo bersama rombongan terbatas bertolak menuju Singapura dalam rangka kunjungan kerja, Selasa (8/10) siang. Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara diagendakan menghadiri Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong untuk menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang dilakukan kedua negara pada sore nanti.
Setidaknya, terdapat sejumlah hal utama yang akan dibahas oleh kedua pihak dalam pertemuan itu. Di antaranya tindak lanjut Leader’s Retreat tahun 2018 termasuk pembahasan seputar Kendal Industrial Park dan Nongsa Digital Park.
Kendal Industrial Park merupakan kawasan industri terbesar di Jawa Tengah yang menjadi proyek kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Singapura. Saat peresmian awal di tahun 2016, Presiden Jokowi menyebut bentuk kerja sama tersebut merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama kedua negara.
Sementara Nongsa Digital Park merupakan kawasan yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau, yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital. Kawasan yang diresmikan pada 2018 lalu tersebut menjadi jembatan digital antara Indonesia dengan Singapura.
Selain itu, Presiden Jokowi juga akan membicarakan soal penguatan kerja sama pembangunan dan pendanaan infrastruktur serta kerja sama pembangunan sumber daya manusia, khususnya pendidikan vokasi, dengan PM Lee.
Baca juga: Presiden Angkat Didik Madiyono Jadi Dewan Komisioner LPS
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang telah berada di Singapura untuk mempersiapkan kehadiran Presiden Jokowi dan pertemuan tersebut, mengatakan hubungan antara Indonesia dan Singapura dalam beberapa tahun ini semakin menguat. Kedua negara juga berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik tersebut.
"Oleh karena itu opsi kita adalah hanya satu, memelihara hubungan ini sehingga menjadi sebuah hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan rakyat dari dua negara," ujarnya.
Untuk diketahui, Presiden dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandar Udara Internasional Changi, Singapura, sekira pukul 12.20 WIB dan tiba di Singapura pada pukul 14.52 waktu setempat.
Mendampingi Presiden dalam keberangkatan tersebut di antaranya ialah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.
Selain itu, turut serta Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andri Hadi, dan Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika.(OL-5)
Kerja sama biosekuriti yang kuat tidak hanya membantu melindungi masing-masing negara, tetapi juga kesehatan, stabilitas, dan ketahanan seluruh kawasan.
Dalam konteks 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, kedua negara bersiap melangkah ke babak baru melalui penandatanganan kemitraan strategis pada September mendatang.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang jadi saksi penandatanganan 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam kunjungan resmi
Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non- proliferasi, dan pengendalian senjata.
Penyidik sudah tiga kali memanggil Riza Chalid untuk diperiksa dalam perkara ini, namun tidak dipenuhi.
Menko Kumhamipas Yusril Ihza Mahendra mengatakan proses ekstradisi tersangka kasus e-KTP, Paulus Tannos perlu waktu. Singapura menganut hukum anglo saxon, berbeda dengan Indonesia
PERSIDANGAN ekstradisi buron dalam kasus dugaan korupsi proyek KTP-E, Paulus Tannos alias Tjhin Thian Po, belum menghasilkan putusan.
Suryopratomo mengatakan, perlawanan Tannos membuat proses ekstradisi tidak akan berjalan cepat. Sidang dimulai lagi dengan agenda mendengarkan saksi dari kubu Tannos, pada 7 Juli 2025.
Jika mengacu pada jadwal persidangan, Supratman memperkirakan m pada 25 Juni seharusnya sudah keluar hasil putusan sidang.
Percepatan pemulangan Tannos itu merupakan komitmen perjanjian ekstradisi yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia dan Singapura.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved