Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Kini Musuh TNI/Polri Radikalisme

Media Indonesia
15/8/2019 09:10
Kini Musuh TNI/Polri Radikalisme
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat tiba di Sekolah Staf dan Komando AL di Jakarta.(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

TUGAS anggota TNI dan Polri saat ini bukan hanya terbatas pada menjaga keamanan dan ketertiban, melainkan juga turut terlibat dalam mengatasi masalah pemberantasan radikalisme dan kebakaran hutan lahan (karhutla).  

Hal itu ditegaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan pembekalan kepada 1.189 perwira TNI dan Polri yang tergabung dalam Program Kegiatan Bersama Kejuangan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir Jakarta Selatan, kemarin.

"TNI dan Polri bukan hanya menjaga pertahanan dan keamanan bangsa, tapi juga mengatasi masalah-masalah bangsa, seperti radikalisme apakah itu di Poso, Papua, dan beberapa tempat lain. Juga kalau terjadi bencana, yang di depan adalah TNI dan Polri seperti kemarin Panglima dan Kapolri ditugaskan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan," papar Wapres.       

Jusuf Kalla berharap dalam pendidikan tinggi tersebut, para perwira menengah dapat mewujudkan tujuan negara secara bersama-sama, yakni menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi rakyat.

Wapres menekankan pula tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini bukan lagi ancaman perang fisik antarnegara atau invasi dari asing, melainkan penguasaan ekonomi dan teknologi secara global.   

"Di regional, kita lebih banyak tantangan ekonomi. Semua penelitian atau perkiraan dikatakan kita tidak mempunyai musuh antarnegara untuk invasi atau menyerang kita, mungkin sampai 20-30 tahun yang akan datang," ucap JK.   

Serangan dari negara lain yang paling memungkinkan dihadapi Indonesia ialah menyangkut kemampuan ekonomi, terutama dalam hal meningkatkan produksi industri untuk diekspor.

Wapres mencontohkan negara dengan produksi ekspor terbesar yang menjadi saingan berat bagi produk Indonesia saat ini ialah Tiongkok. 'Negeri Tirai Bambu' itu menyerang dengan banyak produknya yang dijual murah.   

Dengan meningkatkan pertahanan ekonomi, menurut Wapres, tidak hanya dilakukan untuk melawan serangan dari negara asing, tetapi juga menjaga stabilitas sosial dan keamanan di dalam negeri. (Ant/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya