Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemimpin Emosional Cenderung Otoriter

Mediaindonesia.com
11/4/2019 22:41
Pemimpin Emosional Cenderung Otoriter
Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago(MI/Susanto)

POLITIKUS Partai NasDem Irma Chaniago berpendapat kemarahan seorang pemimpin, dengan mengkedepankan faktor emosional dan tempramental merupakan contoh pemimpin yang tidak stabil dalam mengambil keputusan.

Hal itu dia sampaikan untuk menanggapi pernyataan Amien Rais yang mengatakan seorang pemimpin harus bisa marah. Pernyataan Amien merujuk kepada tindakan capres 02 Prabowo Soebianto yang kerap emosional dalam setiap kampanyenya.

Menurut Irma kemarahan pemimpin cenderung membuat pengambilan keputusan yang melewati batas dan cenderung otoriter. "Dan terbuka kemungkinan menjadi pemimpin yang antikritik," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/4).

Seperti diwartakan, anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Amien Rais ikut mendampingi Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berkampanye di Solo, Jawa Tengah, Rabu, (9/4).

Baca juga : PDIP: Watak Kampanye Prabowo Jauh dari Politik Kebaikan

Dalam kesempatan tersebut Amien sempat memberikan pidato singkat kepada ribuan pendukung Prabowo-Sandi yang memadati lapangan Sriwedari. Ia mengatakan bahwa seorang pemimpin itu harus bisa marah. "Saya melihat pemimpin sejati itu harus bisa marah," kata Amien.

Menurut Irma pernyataan Amien justru keliru. "Kami melihat pihak BPN tidak dapat memahami mana pemimpin tegas dan pemimpin yang tempramental. Adalah sebuah kecelakaan berpikiran ketika tegas dan marah dianggap menjadi satu sikap yang sama, karena dua hal tersebut berbeda jauh," ujarnya.

Menurut Irma yang juga anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, dalam leadership program di negara manapun, tempramental dan emosi harus bisa dikontrol bukan untuk diluap-luapkan apalagi di depan umum.

"Kemarahan pemimpin dapat mengakibatkan instabilitas organisasi yang dipimpinnya sekaligus dapat membuka kemungkinan pengambilan keputusan yang terburu-buru karena emosi sesaat yang berpotensi sangat merugikan bagi organisasi tersebut," tutupnya. (RO/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya