Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Jauhi Calon Pemimpin yang Tebar Pesimisme

Dero Iqbal Mahendra
10/3/2019 07:20
Jauhi Calon Pemimpin yang Tebar Pesimisme
(MI/ROMMY PUJIANTO)

CALON wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin mengimbau agar masyarakat jangan memilih calon pemimpin yang pesimistis terhadap  masa depan Indonesia. Dirinya selalu menekankan bahwa Indonesia tidak boleh bubar, apalagi punah.

“Indonesia tidak boleh bubar, tidak boleh punah. Karena Indonesia dibangun dengan susah payah, bukan dari hadiah. Indonesia harus kita jaga, kita pertahankan, dan kita bangun,” ujar Ma’ruf di Medan, Sumatra Utara, kemarin.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu tengah menghadiri acara deklarasi relawan Jokma Sumut di Lapang­an Gajah Mada, Babura, Medan Baru, Medan. Acara tersebut dihadiri 1.000-an masyarakat Sumut.

Menurut Ma’ruf, masyarakat Indonesia harus optimistis menatap masa depan bersama pasangan nomor urut 01 yang mengusung jargon Indonesia Maju.

“Jangan ikut orang pesimis, yang mau Indonesia bubar, tapi kita harus bersama membangun Indonesia Maju,” pinta dia.

Ia menambahkan, Presiden Jokowi sudah banyak melakukan pembangunan dan peduli dengan masyarakat berpenghasilan rendah, yakni melalui kartu-kartu sakti, seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Di era pemerintahan Jokowi, pembangunan di seluruh wilayah merata.

“Bukan hanya di Jakarta, melainkan juga di Sumatra Utara, di Aceh, hingga di Papua sana. Rata seluruh Indonesia. Karena itu, sudah saatnya kita optimistis untuk Indonesia Maju,” tutup ketua umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Selain menghadiri deklarasi relawan Jokma Sumut, Ma’ruf juga menggelar pertemuan dengan berbagai tokoh lintas agama di Pesantren Al-Kautsar, Medan, yang diasuh Syekh Ali Marbun. Hadir di antaranya Uskup Agung Pius Batubara dan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Mujianto.

Jangan hoaks
Ayah angkat Presiden Joko Widodo, Nurdin Aman Tursina, 73, merespons fitnah yang ditujukan kepada anaknya. Menurut dia, tindakan itu tak beradab.

“Kalau kamu enggak pilih dia enggak apa-apa. Asal jangan fitnah,” kata Nurdin di kediamannya, Bener Meriah, Aceh, kemarin.

Menurutnya, pihak yang memfitnah itu tidak mengenal Jokowi sama sekali. Ia memastikan bahwa kabar Jokowi anti-Islam merupakan fitnah keji sekaligus pembunuh­an karakter.

Nurdin sejak 1987 telah mengenal sang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ketika itu, Jokowi bekerja di Aceh.

Bahkan, kata Nurdin, Jokowi rela berkorban demi pembangunan musala. Saat 1988, Jokowi diminta menyumbang untuk membangun sarana ibadah.

Saat itu, Nurdin dibebaskan mengambil material dari toko bangunan dan semuanya dibayar Jokowi.

“Selama Jokowi di sini, 50% dia imam magrib di musala. Terakhir berpisah dengan saya, sudah ada Gibran Rakabuming (anak pertama Jokowi). Dia tinggalkan kurban di sini tiga kambing,” kenang Nurdin. (AD/LN/Medcom/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya