Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sosiolog UI Nilai Robet Tak Punya Niat Jahat, Hanya Mengingatkan

Micom
07/3/2019 21:31
Sosiolog UI Nilai Robet Tak Punya Niat Jahat, Hanya Mengingatkan
(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

SOSIOLOG Universitas Indonesia Kastorius Sinaga menegaskan, orasi yang dilakukan Robertus Robet dalam aksi Kamisan pekan lalu bukanlah bertujuan untuk menghina institusi TNI.

Namun sebaliknya, Robet justru ingin mencegah kembalinya dwifungsi ABRI ke dalam kehidupan bernegara seiring dengan kontroversi pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan tentang polemik pengisikan jabatn sipil di Kementerian/Lembaga oleh perwirra TNI aktif.

"Dapat kita pahami bahwa kekhawatiran masyarakat sipil yang sepertinya direpresentasikan oleh Robertus Robet, akan kembalinya dwifungsi ABRI didasarkan pada komitmen yang tinggi dari kalangan ini untuk tetap mengawal proses demokratisasi yang memang mensyaratkan netralitas dan profesionalitas TNI sebagaimana juga diatur dalam ketentuan UU bidang TNI dan UU Pertahanan," kata Kastorius dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3).

Meski demikian, pelesetan Mars TNI yang dinyanikan Robet dalam orasi tersebut diakui Kastorius merupakan upaya kurang antisipatif dari Robet di tengah situasi politik yang memanas jelang Pemilihan Presiden 2019.

"RR kurang antisipatif dan tidak waspada bila penggalan plesetan mars yang dia nyanyikan di acara Kamisan di depan istana tersebut akan dapat memicu masalah bagi dirinya dan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3).

Baca juga : TNI Serahkan Kasus Hukum Robertus ke Polri

Kastorius justru menilai tepat upaya penyidik Polri yang dengan cepat memanggil Robet untuk dimintai keternagan. Tindakan proaktif itu menurutnya bertujuan sebagai upaya preventif agar insiden pelesetan Mars TNI tidak menimbulkan ekses dalam keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

"Robertus Robrt telah meminta maaf secara terbuka khususnya ke pihak institusi TNI dan ke masyarakat umum. Dalam konteks ini, Kapuspen TNI juga sudah memberi keterangan resmi di media massa dan mengatakan dengan arif bahwa insiden tersebut tidak berdampak kepada penistiaan institusi TNI saat ini," ujarnya.

Kastorius mengimbau semua pihak untuk menampatkan kasus yang menjerat Robet secara adil, berimbang, dan disertai kepala dingin dengan melihat berbasi aspek

"Termasuk menjaga agar kelompok masyarakat sipil (civil society) tetap bersemangat, tanpa dicekam rasa takut berlebihan untuk mengawal proses demokratisasi dan kebebasan berpendapat di depan umum. Tentu rambu2 hukum perlu diperhatikan sebagai acuan di dalam upaya memajukan demokrasi di negara ini," ujarnya.

Di sisi lain, Kastorius juga meminta Polri berdasarkan penyelidikan yang sudah dilakukan untuk memberikan klarifikasi secara komprehensif atas kasus tersebut dengan menyebut, tidak adanya niat jahat (mens rea0 dari Robet untuk menistakan institusi TNI.

"Karenanya juga, saya berharap agar pihak kepolisian tidak memilih pendekatan represif dalam bentuk penahanan atas  Robertus Robet dan lebih mengutamakan pendekatan ADR (alternative dispute resolution) berupa upaya mediasi penyelasaian masalah secara damai termasuk dengan melibatkan stakeholder TNI yang dipandang dirugikan dalam insiden ini," tandasnya. (RO/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya