Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
ITULAH tema besar yang diusung untuk peringatan HUT ke-72 kemerdekaan Republik Indonesia. Kita ingin mengajak semua komponen bangsa untuk sama-sama membangun negeri ini. Hanya dengan kebersamaan dan kekompakan kita akan mampu menghadapi semua tantangan. Bukan perkara mudah melakukan kolaborasi di Indonesia. Kita cenderung untuk menempatkan semua hal sebagai kompetisi. Akhirnya kita selalu menempatkan semua masalah antara menang dan kalah.
Sulit sekali menciptakan kemenangan bersama. Padahal banyak sekali yang bisa dikolaborasikan. Ketika kita melakukan kolaborasi justru hasilnya bisa lebih optimal dan manfaatnya dirasakan banyak orang. Sekarang zamannya sistem supply chain. Industri tidak lagi dilakukan sendiri-sendiri. Industri penunjang hadir untuk memasok kebutuhan industri utama.
Sistem produksi just in time memberikan efisiensi luar biasa karena semua bergerak pada irama yang sama sampai produk bisa dipergunakan konsumen. Pada kita sering kali yang muncul sikap ingin menang sendiri. Salah satu contoh di industri karet. Petani karet selalu berupaya untuk mendapatkan hasil yang lebih berat agar pendapatannya lebih besar.
Namun, caranya bukan dengan meningkatkan produktivitas, melainkan memasukkan segala macam ranting, akar, dan batang ke karet produksi mereka. Hasilnya, bukan pendapatan lebih besar yang diterima, malah produk mereka ditolak pembeli. Hampir di semua lini kita menghadapi masalah buruknya kolaborasi. Bahkan antarkementerian pun begitu sulit untuk melakukan koordinasi. Bahkan sering ketika sudah diputuskan Presiden sekalipun, tidak bisa dilaksanakan di tingkat operasional.
Tidak usah jauh-jauh lihat saja 15 paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah. Apakah setiap kementerian sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya? Apakah kemudian keinginan untuk menarik investasi, membangun industri, dan menggerakkan ekonomi sudah terjadi? Kita harus berani mengatakan paket kebijakan itu tidak sepenuhnya berjalan di lapangan.
Tidak usah heran apabila industri tidak berkembang seperti yang diharapkan. Dampak dari amnesti pajak belum mengimbas ke sektor riil karena tidak mudah untuk berinvestasi di Indonesia. Keberpihakan kepada industri dalam negeri pun tidak terlihat. Ambil contoh pembangunan pembangkit listrik 35 gigawatt. Seharusnya pemerintah berani mengatakan 50% dari pembangkit itu dikerjakan industri dalam negeri.
Apakah kita bisa? Pasti bisa karena produk PT Boma Bisma Indra dipakai Alsthom, Prancis, untuk 27 pembangkit listrik di Eropa, AS, Afrika, dan Amerika Latin. Mengapa itu tidak terjadi? Bukankah pemerintah sudah menetapkan aturan tentang tingkat komponen dalam negeri? Jawabannya, karena kita sulit melakukan koordinasi, tidak mau berkolaborasi. Kita cenderung hanya memikirkan kepentingan sendiri.
Beberapa hari lalu kita memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Di industri dirgantara kita lihat bagaimana PT Dirgantara Indonesia memperkenalkan CN 219. Kita melihat juga Ilham Habibie memperlihatkan pesawat terbang karyanya, R-80. Kita bangga putra-putra Indonesia mampu menghasilkan karya besar.
Namun, pertanyaannya, apakah kita mendukung pengembangan pesawat tersebut, dan apakah maskapai penerbangan nasional mau memesan pesawat-pesawat tersebut karena pemesanan itu akan mendorong berkembangnya industri dirgantara nasional. Banyak di antara kita yang lebih kagum kepada produksi luar negeri. Kita tidak pernah mau menjadikan produk nasional menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Lihat saja produk kapal perang PT PAL dipakai Angkatan Laut Filipina, sebaliknya TNI-AL lebih suka menggunakan kapal buatan Belanda. Sepanjang tidak ada kemauan untuk memberi kesempatan kepada putra-putra Indonesia membuat karya besar, kita tidak akan pernah menjadi bangsa besar.
Presiden Korea Selatan Park Chung-hee ketika pertama membangun negaranya mengatakan tidak pernah ada bangsa yang akan mau memajukan Korea kecuali bangsa Korea sendiri yang melakukannya. Peringatan hari kemerdekaan RI harus menjadi momentum untuk bertanya, Indonesia seperti apa sebenarnya yang kita inginkan. Kerja bersama jangan hanya menjadi slogan, tetapi harus menjadi sikap dan perilaku kita kalau ingin meraih kemajuan.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved