Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menunggu Balon Menggelembung

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
11/8/2017 05:31
Menunggu Balon Menggelembung
(ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)

SINGAPURA didirikan Thomas Stamford Raffles karena sakit hati; Batam yang dikomandani BJ Habibie dibangun karena semangat kompetisi. Syahdan, Raffles kecewa karena pada 1816 dicopot sebagai Letnan Gubernur Jawa. Ia sedih tak terkira karena harus meninggalkan Pulau Jawa sebagai 'tambatan hati'. Ia pun ingin menunjukkan tanpa Pulau Jawa ia bisa punya 'nama' dengan mendirikan Singapura pada 1819.

Di Pulau Jawa ia memang beroleh kehormatan tinggi. Namanya besar, karena selain sebagai pemimpin negara, ia punya minat pada ilmu pengetahuan. Ia punya perhatian tinggi pada tumbuhan, hewan, dan kebudayaan. Ketika ditugaskan di Bengkulu itulah ia dirikan Singapura yang ia nujum akan mengalahkan Jawa. Tentu karena Lee Kuan Yeew yang keras hati itulah yang membuat negera kota itu maju.

Batam dibangun karena ada kehendak kuat pulau ini menjadi kota industri dengan teknologi tinggi. Pulau yang hanya sepelemparan batu dari Singapura itu tak boleh menerima takdirnya menjadi saksi yang sepi. BJ Habibie yang ditunjuk Presiden Soeharto memimpin Otorita Batam pada 1978 semula sesungguhnya tak mafhum Batam berada di mana. Waktu itu Batam hanya dihuni sekitar 6.000 nelayan Bugis. Kini Batam berpenduduk 1,3 juta jiwa.

Ada 2.000 lebih perusahaan bertumbuh di Batam, sepertiga di antaranya industri. Ada 110 industri galangan kapal. Namun, lahan industri tergerus permukiman yang menghabiskan area 28,5%, sedangkan kawasan industri hanya 16,6%, pariwisata 6,7%, perdagangan plus jasa 5,8%, dan hutan lindung 21,3%. Sementara itu, industri yang berteknologi tinggi hanya 7%, menengah 14%, dan menengah-rendah justru 78%.

Meskipun berada di Provinsi Kepulauan Riau, Batam ialah wilayah melting pot, tempat berbagai suku hidup bersama. Batak, Minangkabau, Melayu, Jawa, dan Tionghoa termasuk etnik dominan. Inilah yang oleh Gusmardi Bustami diamsalkan 'Batam di Persimpangan Jalan' (Media Indonesia, 8/8). Habibie mengikhtiarkan Batam serupa sebuah balon yang akan bertumbuh manakala balon (utama) Singapura sudah penuh.

Singapura sebagai negara kota tak akan mampu sendirian menghadapi abad yang berlari. Ia minta diberi kewenangan dua pulau, yakni Rempang dan Galang, digabung dengan Batam. Maka jadilah Barelang (Batam, Rempang, Galang), dengan luas 692,8 km2, 17% lebih luas jika dibandingkan dengan Singapura. Batam digadang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di wilayah barat.

Namun, setelah reformasi, Batam jadi tak jelas. Dua perppu dibuat, yakni No 1 Tahun 2000 (menjadi UU No 36/2000) dan Perppu No 1 Tahun 2007 (menjadi UU No 44/2007), untuk mengatur kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Ini bukti betapa ada kegentingan memaksa dalam soal Batam. Ia tak hanya soal ekonomi, tetapi juga soal pertahanan-keamanan. Keberadaan UU No 22 Tahun 1999, terakhir menjadi UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, melemahkan Batam sebagai kawasan khusus.

Otonomi daerah menyetarakan Batam dengan daerah lain. Akhirnya balon-balon itu pun tumbuh di Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Batam yang dibangun 'untuk menyelesaikan masalah' tetap 'menjadi masalah'. Batam ialah balon kita bersama, mimpi kita bersama. Ia terlalu lama berada di simpang jalan, sulit menentukan jalan mana agar lekas sampai tujuan. Batam seperti berada di antara masa silam yang kian menjauh dan masa depan yang belum pasti.

Ada banyak persoalan memang, selain mengembalikan Batam kepada rencana awal ('kembali ke khitah'), harus pula membereskan lahan yang telah jatuh ke para spekulan. Masalah agraria pasti akan menyita energi, tapi negara memang punya tugas menyelesaikan segala urusan. Dalam menghadapi persaingan ASEAN dan Asia Pasifik, sesungguhnya tak ada waktu untuk terlalu lama berdiskusi soal Batam.

Ia bisa dikembalikan ke rencana awal, tetapi juga perlu dilihat apakah rencana awal masih relevan dengan perkembangan masa depan. Singapura juga bukan tanpa kelemahan. Seperti menurut sebuah survei online yang dirilis tahun lalu, 42% dari 1.050 orang ingin bermigrasi ke luar negeri. Survei ini dilakukan perusahaan riset global Ipsos pada Desember 2015.

Mereka mengakui keamanan, pendidikan, dan perekonomian Singapura cukup bagus, tetapi hidup yang mahal dan kebebasan berbicara yang terkekang menjadi penyebab mereka ingin bermigrasi. Presiden Jokowi mesti cepat dan cermat untuk memulai menggelembungkan kembali balon bernama Batam. Kondisi persimpangan jalan yang dilukiskan Gusmardi Bustami dan beberapa rekomendasi dari FGD yang digelar Media Indonesia (8/8) tentu layak dipertimbangkan.

Jangan dilupakan aspek kultural. Museum, gedung pertunjukan seni, galeri seni, dan stadion olahraga kelas dunia harus menjadi bagian yang menyatu untuk kota yang sibuk. Ia harus banyak punya ruang oasis agar manusia tak menjadi zombi.*



Berita Lainnya
  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.