Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MANTAN Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sekarang memang tidak bebas untuk bisa bepergian ke luar Surabaya. Namun, ia masih memiliki kebebasan untuk menyampaikan pemikirannya. Dengan gayanya yang khas, tulisan wartawan senior ini menarik untuk disimak. Tulisan terakhir yang disampaikan berkaitan dengan kondisi ekonomi kita sekarang ini.
Menurut Dahlan, jantung dari perekonomian negara itu ada di tangan pengusaha karena merekalah yang melakukan investasi, menanggung risiko, dan membuka lapangan pekerjaan. Ia mengibaratkan pengusaha itu seperti ayam petelur. Ayam itu tidak akan bertelur kalau sering dibuat stres. Kalau sekarang ini kita merasakan ada kelesuan ekonomi, salah satu penyebabnya menurut Dahlan ialah kita tidak bersahabat dengan pengusaha.
Pengusaha sekarang selalu ditakuti-takuti dan dicari kesalahannya. Contohnya Direktur PT Indo Beras Unggul yang dijadikan tersangka oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia. Meski menteri perdagangan sudah mengoreksi peraturan tentang harga eceran tertinggi beras yang kurang tepat dan Ombudsman Republik Indonesia menilai ada malaadministrasi dalam penggerebekan gudang beras PT IBU, polisi bergeming.
Seorang pengusaha mengatakan, sebenar apa pun seorang pengusaha, pasti bisa dicari kesalahannya ketika berhubungan dengan polisi. Apalagi dalam kasus PT IBU, Kapolri sudah telanjur datang meninjau tempat kejadian perkara dan menyampaikan tindak pidana yang terjadi sehingga tidak akan mungkin polisi mau kehilangan muka. Setelah peristiwa yang terjadi di Bekasi, polisi di daerah berlomba-lomba melakukan penggerebekan.
Ada yang berkaitan dengan beras, tetapi ada pula yang berkaitan dengan pupuk. Mungkin ada beberapa kasus pidana yang memang terjadi, tetapi tidak semua pasti berkaitan dengan kriminalitas. Namun, ekses yang menakutkan pengusaha sudah terjadi. Tentu menjadi pertanyaan kita bersama, apa sebenarnya yang kita ingin cari?
Sidang Kabinet secara khusus sempat membahas bagaimana menggairahkan kembali perekonomian kita.
Potensi yang kita miliki untuk bisa berkembang maju begitu besarnya. Diskusi panel yang dilakukan UOB Indonesia di Surabaya pekan lalu menggambarkan betapa menariknya Indonesia sebagai bagian dari ASEAN. Penasihat Grup Investasi Langsung Luar Negeri UOB Singapura Sam Cheong Chwee Kin mengatakan ia paling tidak sudah membawa sekitar 1.200 pengusaha yang ingin menanamkan modal di Indonesia.
Semua itu disebabkan Indonesia mempunyai sumber ekonomi yang beragam dan pasarnya yang besar. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Johannes Nangoi mengatakan sektor otomotif bisa menjadi tolok ukur menariknya Indonesia. Jumlah kepemilikan mobil per 1.000 penduduk di Indonesia baru sekitar 50. Jumlah ini kecil jika dibandingkan dengan Thailand yang sekitar 80 atau Malaysia yang di atas 100.
Kalau Indonesia ingin menaikkan menjadi 51 per 1.000 penduduk saja, artinya jumlah mobil baru yang terjual harus bertambah 250 ribu unit. Dengan ekonomi Indonesia sebesar ini, seharusnya tidak sulit bagi Indonesia untuk menyamai perbandingan Thailand. Pertanyaan mengapa itu tidak bisa terjadi? Karena aturan perpajakan Indonesia yang tidak umum. Aturan perpajakan kendaraan bermotor Indonesia dihitung berdasarkan kendaraan niaga (2 boks) dan sedan (3 boks).
Apa akibatnya? Karena pajak sedan jauh lebih mahal daripada kendaraan niaga, kendaraan niaga dijadikan kendaraan penumpang. Orang Indonesia lebih suka menggunakan kendaraan serbaguna. Akibat lebih jauh, industri kendaraan bermotor di Indonesia tidak berkembang karena produknya tidak bisa mendunia. Untuk masyarakat Indonesia yang naik kelas dan ingin memiliki sedan, kebutuhannya terpaksa diimpor dari luar.
Apalagi mobil yang diimpor secara utuh tidak dikenai pajak, sedangkan mobil yang dirakit di Indonesia dikenai pajak. Semua itu membuat keinginan untuk berinvestasi di Indonesia menjadi menurun. Akibat tidak optimalnya investasi di sektor otomotif, lapangan kerja pun terbatas. Terbatasnya lapangan kerja membuat pengangguran meningkat dan akhirnya membuat banyak masyarakat kehilangan daya beli.
Ketakutan-ketakutan baik karena ketidakjelasan aturan maupun perpajakan membuat pengusaha enggan mengembangkan usaha. Sekarang ini pengusaha lebih suka berkutat dengan bisnis yang sudah ada saja. Keuntungan yang didapat dari usahanya lebih banyak disimpan daripada diinvestasikan lagi. Itu tecermin dari data Otoritas Jasa Keuangan yang menunjukkan meningkatnya simpanan di bank.
Dana pihak ketiga pada Mei 2017 tumbuh lebih dari 11% menembus Rp5.000 triliun, sedangkan kredit yang dicairkan hanya sekitar Rp4.400 triliun. Tantangan kita sekarang bagaimana menggairahkan kembali para pengusaha. Seperti dikatakan Dahlan Iskan, pemerintah harus berani mengubah sikap. Janganlah pengusaha dibuat stres. Kalau ayam petelur itu stres, telur emas yang diharapkan pasti tidak pernah akan datang.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved