Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Swasta

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
29/7/2017 05:13
Swasta
(ANTARA)

PERNYATAAN Presiden Bank Dunia Kim Jim-yong menarik untuk disimak.

Indonesia membutuhkan pembangunan infrastruktur besar-besaran karena terlalu lama menelantarkannya.

Namun, pembangunan yang membutuhkan anggaran sekitar US$500 miliar dalam lima tahun ke depan tidak mungkin mengandalkan anggaran negara dan investasi dari badan usaha milik negara saja.

Harus ada peran serta dari swasta agar pembangunan infrastruktur bisa terealisasi.

Tidak ada yang baru sebenarnya dari pernyataan Presiden Bank Dunia tersebut.

Dalam kolom ini beberapa kali kita membahas soal pentingnya pelibatan swasta dalam pembangunan.

Hanya saja kita masih tetap cenderung melihat swasta seperti 'hantu'.

Kita takut dalam mengikutsertakan swasta dan sepertinya ada dosa besar apabila swasta bisa berhasil dan mendapatkan keuntungan.

Rektor Universitas Prasetya Mulya Dr Djisman Simandjuntak mengatakan perusahaan justru harus mampu mengapitalisasikan modal.

Keuntungan dari kegiatan usaha bukanlah diperlukan untuk memperkaya pemegang saham, melainkan justru untuk membuat perusahaan menjadi lebih sehat sehingga bisa mengembangkan usaha dan menyejahterakan juga karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut.

Seorang pengusaha menambahkan, kekuatan dari ekonomi Indonesia ialah pasarnya yang besar.

Apalagi dengan jumlah kelas menengah yang mencapai 100 juta, Indonesia merupakan pasar yang menarik untuk dimasuki.

Untuk membuat pasar itu bermanfaat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan hadirnya pengusaha.

Kalau pemerintah tidak mendorong dan menghargai keberadaan pengusaha, pasar Indonesia yang besar ini akan dibanjiri barang-barang impor.

Pemerintah memang sering mengatakan pentingnya peran pengusaha dan mendorong lahirnya entrepreneur baru.

Hanya saja dalam praktiknya, pemerintah selalu curiga kepada pengusaha dan akhirnya ragu-ragu untuk memberikan peran kepada pengusaha.

Padahal, motor utama pembangunan ekonomi semua negara ialah dunia usaha.

Bahkan Tiongkok yang menerapkan sistem politik yang sentralistis menjadikan dunia usaha sebagai pendorong utama pembangunan negara mereka.

Menjadi pengusaha dan bahkan kaya tidak lagi dilihat sebagai sebuah dosa besar.

Kita sungguh berharap kehadiran Presiden Bank Dunia di Jakarta bisa mengubah paradigma para pejabat kita dalam melihat peran pengusaha.

Apalagi latar belakang presiden dan wakil presiden Indonesia sekarang ini murni pengusaha sehingga pasti tahu peran yang sebenarnya dijalankan pengusaha itu.

Janganlah kita melihat pengusaha dari sisi buruknya.

Memang, tidak semua pengusaha itu malaikat, tetapi bukan juga semua pengusaha itu setan.

Pemerintah harus pintar-pintar menggunakan pengusaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan pribadinya dan peran yang harus dijalankan untuk ikut membangun negeri ini.

Kita tidak boleh kalah dari Malaysia dalam melihat peran dari pengusaha. Malaysia melihat semua perusahaan swasta yang menanamkan modal di negeri mereka sebagai perusahaan milik Malaysia.

Mengapa? Karena setidaknya 25% saham mereka otomatis dimiliki pemerintah Malaysia sebab tanpa harus mengeluarkan modal satu ringgit pun, ketika perusahaan itu mendapatkan keuntungan, 25% bagian keuntungan itu akan masuk kas negara sebagai pajak.

Di Indonesia bahkan persentase pajaknya lebih besar.

Pajak badan yang harus dibayarkan perusahaan setiap tahun sebesar 30% dari keuntungan yang diperoleh.

Belum pajak lainnya seperti pajak dividen dan pajak pertambahan nilai dari proses yang dilakukan perusahaan itu.

Sayang, pemahaman yang terjadi pada banyak pejabat kita tidak seperti itu.

Semangat yang lebih menonjol ialah sikap tidak percaya kepada pengusaha.

Ketidakpercayaan itu sebenarnya disebabkan ketidakmampuan melakukan pengawasan dan ketidakpahaman tentang pengelolaan perusahaan.

Salah satu contohnya penggerebekan terhadap perusahaan penggilingan beras PT Indo Beras Unggul.

Gudang beras langsung disegel dan pegawainya dipanggil ke kantor polisi.

Tuduhannya berubah-ubah mulai memperjualbelikan beras untuk orang miskin, memperjualbelikan beras subsidi, melakukan pemalsuan kualitas beras, sampai yang terakhir mengambil keuntungan terlalu besar.

Dalam sidang kabinet pekan lalu, Presiden Jokowi mengkritik para menteri yang senang mengeluarkan peraturan menteri yang merepotkan pengusaha.

Padahal, yang kita butuhkan sekarang ialah investasi dan pembukaan lapangan kerja.

Yang bisa melakukan itu ialah pengusaha.

Seperti dikatakan Presiden Bank Dunia, kita harus sadar bahwa kemampuan anggaran negara untuk membiayai pembangunan itu sangat terbatas.

Pinjaman dari lembaga keuangan internasional pun kontribusinya terhadap pertumbuhan hanya sekitar 0,5%.

Apalagi dalam kasus Indonesia ada ketidakmampuan negara mengumpulkan pajak dan ada aturan batasan defisit anggaran maksimal 3% dari produk domestik bruto.

Kita memang diingatkan, kemajuan sebuah negara ditentukan tiga pilar, yaitu pemerintah termasuk lembaga politiknya, dunia usaha, dan masyarakat madani.

Tiga pilar itu harus mampu bersinergi, bukan malah saling menegasi.

Hanya negara yang mampu mengolaborasikan ketiga kekuatan itu yang bisa membangun bangsa dan negara.



Berita Lainnya
  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.