Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

38 Oxley Road

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
29/6/2017 05:31
38 Oxley Road
(AFP PHOTO / TOH Ting Wei)

JUDUL itu alamat rumah bapak bangsa Singapura, Lee Kuan Yew, yang kini heboh karena anak-anaknya bersengketa mengenai rumah itu. Sengketa warisan itu tidak pernah terbayangkan menimpa anak-anak Lee Kuan Yew secara terbuka, terlebih karena melibatkan anak sulung, Lee Hsien Loong, PM Singapura (2004-sekarang).
Lee Kuan Yew punya tiga anak.

Semua lulus dari universitas terkemuka. Yang tertua, Lee Hsien Loong, alumnus Universitas Cambidge dan John F Kennedy School of Government, Universitas Harvard. Ia mengikuti jejak ayahnya menjadi perdana menteri. Anak kedua, Lee Wei Ling, perempuan, dokter spesialis saraf. Orang juga mengenalnya melalui tulisannya di The Straits Times, perihal kedokteran.

Jarang ia menulis tentang kehidupan keluarga Lee. Yang pernah ditulisnya, antara lain, bagaimana ayahnya merawat ibunya yang menderita stroke. Ling tidak menikah dan tinggal bersama orangtuanya. Anak yang ketiga Lee Hsien Yang. Ia lulusan Universitas Cambridge dan Universitas Standford. Ia berpangkat brigadir jenderal. Ia lalu bekerja selaku eksekutif puncak di Singtel, yang mayoritas sahamnya dimiliki Temasek Holdings, yang dinakhodai Ho Ching, istri Lee Hsien Loong, kakak iparnya. Lee Hsien Yang kemudian memilih berkiprah di perusahaan swasta.

Istrinya, Lim Suet Fern, lawyer terkemuka, juga lulusan Universitas Cambridge. Semua latar belakang yang cemerlang itu tiba-tiba tercela gara-gara harta warisan. Kehebohan itu pecah ke publik melalui media sosial (14/6). Dengan menggunakan akun Facebook-nya, Lee Hsien Yang melansir pernyataan publik bahwa ia dan kakaknya, Lee Wei Ling, 'tidak percaya kepada PM Lee Hsien Loong dan khawatir dengan masa depan Singapura'.

Di bawah pernyataan itu publik diberi dua link (tautan), yaitu tautan untuk pernyataan yang lengkap dan untuk pernyataan yang telah diringkas. Pernyataan lengkap terdiri atas 6 halaman, sedangkan pernyataan pendek 2 halaman, untuk pers. Ada tiga perkara pokok dalam pernyataan itu. Pertama, sejak wafatnya Lee Kuan Yew pada 23 Maret 2015, PM Lee Hsien Loong menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya.

Dalam hal itu berperan istrinya, Ho Ching. Untuk apa? Jawabnya ialah pokok yang kedua, yaitu agar rumah di 38 Oxley Road dijadikan monumen. Padahal, itu tidak disukai ayah mereka. Ketiga, mereka tidak percaya kepada kakaknya, baik sebagai pribadi maupun sebagai perdana menteri, karena ia merusak nilai-nilai Lee Kuan Yew. Menurut pernyataan itu, pada 17 Desember 2013, Lee Kuan Yew membuat wasiat agar rumah itu diruntuhkan.

Bapak bangsa Singapura itu penentang monumen, terlebih buat dirinya. Satu-satunya yang boleh memakai namanya Lee Kuan Yew School of Public Policy. Ada juga yang menambahkan alasan lain, sang negarawan tidak ingin rumahnya menjadi beban keuangan pemerintah. Alasan lain, ia menghormati tetangga yang demi keamanan perdana menteri telah berkorban. Pemerintah tidak mengizinkan mereka membangun rumah tingkat.

Akan tetapi, PM Lee Hsien Loong justru ingin menjadikan rumah itu monumen. Dengan itu, menurut adik-adiknya, ia menangguk popularitas atas legacy ayahnya. Untuk apa popularitas itu? Demi kekuasaan, yaitu untuk anaknya, Li Hongyi, agar kelak terjadi 'aristokrasi alamiah'. PM Lee Hsien Loong membantah tuduhan. Ia menyesali adik-adiknya membawa urusan pribadi ke ranah publik.

Katanya, berkaitan dengan wasiat, Lee Hsien Yang dan Lee Suet Fern telah memainkan peranan yang tak patut. Bahkan, katanya, sang ayah tidak tahu detail apa yang ditandatanganinya. Lee Kuan Yew dan istri, Kwa Geok Choo, menempati rumah di 38 Oxley Road sejak 1950 hingga wafat (2015). Pada 1954, di tempat itulah PAP (People's Action Party) rutin rapat. Luasnya 1.120,5 m2. Letaknya dekat Orchard Road, pusat belanja tersohor. Nilainya mencapai S$30 juta (sekitar Rp288,2 miliar).

Survei dengan 1.000 responden, yang dipublikasikan 22 Desember 2015, menunjukkan 77% responden setuju dengan keinginan Lee Kuan Yew agar rumah itu diratakan dengan tanah. Para tetangga tentu happy rumah itu dirobohkan. Lee Hsien Yang setuju agar di situ dijadikan taman yang tenang. Kita tidak tahu siapa yang benar. Apakah anak sulung yang berkuasa ataukah adik-adiknya warga biasa. Yang kita tahu legacy sang ayah kini cacat. Sesungguhnya tidak ada moral baru di situ. Bukankah ribut warisan umumnya terjadi setelah orangtua meninggal? Yang 'baru' ialah rupanya perkara itu tidak kecuali menimpa keluarga negarawan. Dalam hal warisan, mereka manusia biasa.



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.