Headline

Kemenlu menyebut proses evakuasi WNI mulai dilakukan via jalur darat.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Krisis Qatar

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
13/6/2017 05:32
Krisis Qatar
(AP Photo/Kamran Jebreili)

QATAR kini tengah menghitung hari. Negeri kecil tapi kaya-raya itu tengah dikeroyok beberapa negara tetangga dan sesama saudara (Islam). Motornya ialah Arab Saudi. Apakah krisis diplomatik akan segera dipulihkan atau bahkan meningkat menjadi konflik bersenjata? Dunia menunggu dengan spekulasi dan kecemasan masing-masing. Prasangka itulah penyebabnya sehingga Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir lalu disusul beberapa negara lain langsung menjatuhkan ‘talak diplomatik’.

Mereka juga menutup seluruh perbatasan darat, laut, dan udara dengan Qatar. Karena posisinya di tengah, negeri ini memang tengah diisolasi. Kita bisa bayangkan, Qatar bisa jadi akan kolaps. Iran-lah yang kemudian jadi dewa penolong, juga Turki. Sudah pasti tensi akan kian meninggi. Bukankah Iran dan Arab Saudi tak pernah ‘satu hati’? Resiprokal klaim dan tuduhan pun tak bisa dihindari.

Arab Saudi dan kelompoknya menuduh Qatar mendanai ekstremisme dan terorisme. Arab juga menuduh Qatar menggunakan media untuk menghasut. Tentu saja negeri itu menampiknya. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menegaskan negerinya ramai-ramai dimusuhi karena alasan politis.
“Kami diisolasi karena kami sukses dan progresif. Kami adalah platform untuk perdamaian dan, bukan terorisme.

Perselisihan ini mengancam stabilitas seluruh kawasan,” kata Sheikh Mohammed seraya menambahkan bagaimanapun konflik harus diselesaikan dengan damai.
Sumber tuduhan itu berasal dari Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani yang kontroversial, bahwa “Tidak ada alasan permusuhan Saudi terhadap Iran, dan hubungan Doha dengan Israel baik.”

Komentar itu rupanya bukan berasal dari Syeikh Tamin, melainkan dari para peretas yang berhasil membajak kantor berita Qatar. Ia bertekad akan mengadilinya. Namun, media Saudi terus memainkan isu itu. Sheikh Mohammed merasa ‘kampanye media’ tengah menyerang negerinya. Jerman pun menuduh AS biang keroknya sebab isolasi itu terjadi setelah beberapa pekan Presiden Donald Trump berkunjung ke Arab Saudi dan meminta negara-negara muslim bersatu memerangi ‘ekstremisme’.

Trump mendukung tindakan Arab Saudi dan sekutunya terhadap Qatar. Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menegaskan apa yang dimainkan Trump dampaknya amat berbahaya. Masuk akal jika Qatar menjadi target. Ini negeri unik. Luasnya hanya 11.571 km2. Jumlah penduduknya 2,6 juta jiwa. Namun, hanya 313 ribu orang yang merupakan warga negara Qatar, mayoritas justru ekspatriat, termasuk para pekerja Indonesia yang berjumlah 43 ribu orang.

Qatar jelas negeri Teluk paling moncer bisnis dan ekonominya. Wajar jika jadi ‘surga’ bagi para tenaga kerja asing. Doha, ibu kota Qatar, ialah kota internasional tempat rupa-rupa pertemuan penting dunia digelar. Negeri ini pula yang akan menggelar Piala Dunia 2022, negeri Arab pertama yang menjadi tuan rumah pesta sepak bola terbesar di kolong langit ini. Kemajuan negeri monarki konstitusional yang dipimpin keluarga Al-Thani ini memang mencengangkan.

Dari beberapa laporan lembaga keuangan dunia, pendapatan per kapita penduduk Qatar pada 2016 ialah US$129.726 (setara Rp1,7 miliar per tahun atau sekitar Rp142 juta per bulan). Bandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya US$54.630. Wajarlah jika Qatar menggratiskan biaya pendidikan (semua jenjang), kesehatan, air, dan listrik. Qatar, selain mendapat berkah dari gas alam cair, juga mengembangkan bisnis di banyak negara seperti di Inggris, Ame­rika Serikat, dan Prancis.

Bidangnya pun beraneka macam, dari keuangan, properti, hingga olahraga. Qatar antara lain memiliki saham Shard di London, salah satu gedung tertinggi di Eropa dan toko serbaada Harrods. Blok apartemen mewah di Hyde Park dan sebagian kawasan keuangan di Canary Wharf juga milik negeri kecil ini. Doha juga menjadi markas jaringan televisi Al Jazeera yang mendunia dengan 3.000 karyawan dan wartawan di seluruh dunia.

Ia punya jasa besar mempromosikan Qatar. Namun, televisi ini juga mungkin tengah menunggu nasib. Ada sepekulasi jika perundingan dengan Qatar dilakukan, Arab Saudi dan sekutunya bisa jadi akan meminta Al Jazeera sebagai syarat, bisa jadi minta dilikuidasi. Bisa jadi, Qatar akan dipereteli satu per satu agar tidak menjadi nomor satu di jazirah Arab. Ini akan menguatkan bukti betapa negara-negara Arab memang sulit bersatu. Mereka rentan diadu (domba).



Berita Lainnya
  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.