Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

S&P

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
20/5/2017 05:31
S&P
(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

STANDART and Poor Global Rating mengeluarkan hasil kajian terbaru mereka. Peringkat Indonesia naik dari BB+ menjadi BBB-dengan outlook stable. Dengan kenaikan itu, Indonesia masuk kelompok investment grade, peringkat tertinggi pertama yang diberikan S&P kepada kita. Dampak penaikan peringkat itu langsung terlihat di pasar. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia naik 3,2% menjadi 5.825,2.

Dengan kenaikan itu, IHSG sudah naik 10% sepanjang 2017. Hal yang sama terjadi di pasar uang. Nilai tukar rupiah menguat 0,3%, atau menguat 1% sepanjang tahun ini. Penilaian positif terhadap perekonomian Indonesia terutama disebabkan pengelolaan anggaran yang dianggap baik. Di tengah keinginan pemerintah untuk membangun infrastruktur, pemerintah dinilai positif ketika akhir tahun lalu berani untuk memotong juga anggaran.

Akibatnya defisit anggaran bisa dikendalikan di bawah 2,5% dari produk domestik bruto. Selain itu, amnesti pajak dianggap berhasil karena membuat pemerintah bisa memperoleh penerimaan tambahan lebih dari Rp140 triliun. Akibat lebih lanjut cadangan devisa Indonesia bisa mencapai tingkat tertinggi, yakni sekitar US$123 miliar. Penilaian yang hampir sama terhadap kemampuan Indonesia untuk mengelola keuangan negara sebelumnya diberikan lembaga pemeringkat Fitch dan Moody.

Indonesia dianggap berhasil mengendalikan defisit anggaran sehingga keberlanjutan pengelolaan utang dianggap positif. Hasil pemeringkatan terbaru itu tentunya menjadi modal yang baik bagi kita untuk mendorong pertumbuhan. Itulah momentum yang seharusnya dimanfaatkan Presiden Joko Widodo untuk fokus pada pengelolaan ekonomi dan meminggirkan terlebih dahulu persoalan politik.

Terlalu lama sudah pemerintah terjebak kepada isu-isu politik. Padahal, ukuran politik sering kali serbatidak jelas. Semua pihak bisa memberikan interpretasi atas dasar kemauan sendiri dengan justifikasi yang bisa mereka buat. Akibatnya, persepsi yang ditimbulkan bisa menjadi multiinterpretasi. Lihat saja pernyataan Presiden di depan para pemimpin redaksi media massa untuk menindak tegas siapa pun yang bertindak di luar konstitusi.

Istilah 'gebuk' yang dipakai Presiden di satu sisi dinilai sebagai sebuah sikap tegas, tetapi di sisi lain dianggap otoriter. Mulai muncul komentar bahwa Presiden harus menggunakan jalur hukum ketika hendak bersikap tegas. Pada ekonomi ukuran keberhasilan bisa dilihat secara lebih pasti. Kalau pemerintah bisa menggerakkan ekonomi, bahkan manfaatnya bisa langsung dirasakan karena kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.

Sekarang ini begitu banyak modal yang ingin masuk ke Indonesia. Dari Jepang saja ada sekitar US$5 miliar dana yang siap untuk masuk. Tinggal seberapa sigap kita menyambut datangnya rencana investasi tersebut. Dari dalam negeri keinginan pengusaha untuk mengembangkan usaha juga demikian besarnya. Star Energy milik pengusaha Prajogo Pangestu, misalnya, tahun lalu mengambil alih pembangkit listrik panas bumi milik Chevron yang ada di Indonesia dan Filipina.

Nilai pembeliannya mencapai US$3,2 miliar. Kemampuan perusahaan nasional untuk mengambil alih aset perusahaan raksasa dunia bisa menjadi indikasi bahwa kualitas perusahaan nasional sudah sejajar perusahaan asing. Lebih dari itu, kepercayaan perbankan internasional untuk memberikan kredit skala besar kepada perusahaan dalam negeri menunjukkan perekonomian Indonesia bisa mereka percayai.

Di sinilah kita ingin mengajak semua pihak untuk kembali fokus kepada tujuan utama berbangsa dan bernegara. Kita sepakat untuk membentuk Republik Indonesia bukan untuk membuat kita terus berseteru. Tujuan utama kita ialah menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita ingin kembali mengingatkan pidato politik yang disampaikan Jokowi ketika membentuk pemerintah, yakni 'kerja, kerja, kerja'.

Sekarang ini kita sudah terlalu banyak omong jika dibandingkan dengan kerja. Kita lebih banyak berdebat dan saling menyalahkan daripada membangun negeri ini. Kesempatan emas untuk meraih kemajuan sekarang ada di depan mata. Jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan masyarakat dunia kepada kita. Mari kita bersama-sama memajukan negeri ini demi kesejahteraan kita bersama.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.