Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PANJANGNYA perjalananan rekapitulasi suara hasil pemilu diakui sebagai salah satu potensi kecurangan. Makin banyak tempat persinggahan rekapitulasi, makin banyak ‘kebocoran’. Karena itu, perlu diapresiasi rencana DPR untuk memperpendek perjalanan rekapitulasi suara. Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum mengajukan dua opsi.
Pertama, penyederhanaan yang paling sederhana, hanya satu saja terminal rekapitulasi suara yang dihilangkan, yaitu kelurahan. Akibatnya, tidak ada lagi Panitia Pemungutan Suara (PPS). Dari TPS rekapitulasi suara dilakukan langsung di kecamatan oleh PPK. Manakah yang lebih garang melakukan kecurangan rekapitulasi suara, kelurahan atau kecamatan? PPS atau PPK?
Opsi pertama itu kiranya berpandangan bahwa kecamatan merupakan terminal yang lebih ‘aman’. Padahal, hemat saya, potensi kecurangan di kecamatan jauh lebih besar. Opsi yang kedua lebih berani, yaitu rekapitulasi langsung dilakukan di tingkat kabupaten/kota. Dua tempat perhentian rekapitulasi, kelurahan dan kecamatan, dilikuidasi, sehingga perjalanan rekapitulasi suara menjadi sangat pendek.
Opsi kedua itu bukan hanya menyembelih dua tempat berpotensi terjadinya kecurangan, tetapi sekaligus sangat mempercepat rekapitulasi suara untuk DPRD kabupaten/kota. Suara rakyat dari TPS langsung dibawa ke kabupaten/kota sehingga rakyat setempat dalam waktu supercepat jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya dapat mengetahui hasil penghitungan suara untuk kabupaten/kota.
Pertanyaannya, kenapa proses supercepat itu tidak diberlakukan juga untuk provinsi? Suara untuk DPR provinsi langsung dikirim dari TPS ke KPUD provinsi. Tidak ada lagi rekapitulasi suara untuk provinsi yang ‘menginap’ di kelurahan, kecamatan, dan KPUD kabupaten/kota. Dengan jalan pikiran yang sama, rekapitulasi suara untuk DPR dan pilpres dapat dilakukan langsung ke KPUD provinsi.
Bahkan, di masa depan yang tidak terlalu jauh, kiranya suara dari TPS tidak lagi menginap di mana pun, tapi langsung ke KPU. Hal itu dimungkinkan dengan penggunaan e-voting. Penggunaan teknologi modern dalam penyelenggaraan pemilu seyogianya mulai direncanakan, dianggarkan, dan dilaksanakan dengan menjadikan dua atau tiga daerah pemilihan sebagai percobaan.
Sebagai gambaran, di awal Republik ini berdiri (November 1951), pemerintah berani menyelenggarakan pemilu di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipandang sebagai percobaan untuk provinsi-provinsi yang lain. Terbentuklah DPRD DIY yang pertama untuk seluruh Indonesia. Penggunaan e-voting, misalnya, dapat juga dilakukan di DIY, Bogor, dan Bandung.
Modernisasi penyelenggaraan pemilu, penggunaan e-voting khususnya, diharapkan bisa meminimalkan tingkat kekhilafan manusia. Sudah tentu, tingkat kecurangan yang dilakukan peserta ataupun penyelenggara pemilu bisa dikurangi. Penggunaan e-voting itu kelak dapat dibayangkan semudah dan seakrab warga, selaku nasabah bank, menggunakan ATM sekarang ini.
Investasi yang besar dari segi anggaran, termasuk untuk pengamanannya, tetapi besar maslahatnya demi tegaknya pemilu yang jujur dan bersih. Dengan kecepatan penghitungan suara berbasiskan teknologi modern itu, pileg dan pilres diselenggarakan serentak, hasilnya pun bisa serentak diketahui rakyat.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved