Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

100 Hari

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
03/5/2017 05:31
100 Hari
(AP Photo/Evan Vucci)

PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump, bereaksi keras terhadap kritik yang ditujukan kepada dirinya atas kinerja 100 hari pertama dalam pemerintahan. Ia menganggap penilaian itu terlalu mengada-ada dan tidak mencerminkan ukuran yang sebenarnya dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan presiden. Trump boleh tidak sepakat dengan penilaian terhadap kinerjanya.

Namun, ia dianggap masyarakat Amerika sebagai presiden berkinerja terburuk pada 100 hari pertama. Penyebabnya, apa yang dia lakukan tidak sejalan dengan janji yang disampaikan saat kampanye. Memang antara janji dan realisasi merupakan sesuatu yang jauh. Ketika rencana akan dilaksanakan, banyak faktor yang harus menjadi pertimbangan. Sering kali faktor yang tidak terlihat tiba-tiba harus mendapat perhatian.

Trump, misalnya, menilai jaminan kesehatan, Obamacare, yang diperkenalkan Presiden Barrack Obama ialah pemborosan. Ia berniat menghapus dan menggantinya dengan sistem yang dikelola masyarakat. Namun, ternyata banyak rakyat Amerika yang tidak memiliki akses kesehatan. Obamacare banyak membantu mereka yang tidak mampu. Tidak mengherankan apabila ide Trump untuk menghapusnya gagal di kongres karena ia tidak menawarkan pengganti yang lebih menjamin.

Karena itu, ahli pengendali kualitas, W Edwards Deming, mengingatkan pentingnya apa yang ia sebut PDCA, atau plan, do, check, action. Perencanaan itu harus dibuat dari kajian lapangan yang kuat, bahkan harus ditopang kajian ilmu agar unintended consequences bisa diminimalkan. Perencanaan yang matang akan memudahkan pelaksanaan, bahkan evaluasi agar faktor-faktor penghambat dapat diketahui bisa sekaligus dijalankan.

Dengan itulah rencana bisa ditindaklanjuti agar berhasil. Persoalan terberat ialah jika pemimpin impulsif. Apa yang ada dalam pikirannya, tanpa dikaji, langsung dilaksanakan. Sikap ‘asal bapak senang’ dari pelaksana membuat keadaan jadi lebih runyam karena kelayakan tidak jadi perhatian. Karena itu, yang dibutuhkan dari pemimpin bukan hanya kepandaian apalagi popularitas, melainkan kematangan.

Kemauan untuk mendengar dan menerima masukan menjadi faktor keberhasilan pemimpin. Dalam lomba inovasi pelayanan publik yang dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi, saya melihat banyak inovasi luar biasa yang dilakukan daerah. Faktor utama yang mendorong munculnya inovasi ialah pemimpin. Visi pemimpin yang diterjemahkan ke dalam sistem dan manajemen melahirkan ide-ide out of the box.

Salah satu contoh inovasi dilakukan Pemerintah Kota Sukabumi. Pemkot menyadari ada sekitar 129 ribu warga yang masuk kategori nyaris miskin. Kalau mereka dimasukkan ke program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), pemerintah kota harus membayar iuran sekitar Rp50 miliar per tahun. Padahal, pendapatan asli daerah mereka hanya sekitar Rp38 miliar.

Pilihan yang diambil ialah membuat rumah sakit untuk warga kota. Dengan investasi rumah sakit Rp12 miliar, ternyata tanggungan yang harus dikeluarkan pemerintah kota untuk kesehatan warga nyaris miskin hanya Rp6 miliar per tahun. Bahkan, rumah sakit bisa memperoleh pendapatan apabila menangani pasien yang bukan warga Kota Sukabumi. Pelajaran terpenting yang bisa kita petik ialah tugas utama pemimpin setelah terpilih ialah bekerja.

Kerja pemimpin yang paling utama ialah menyejahterakan rakyat. Karena itu, yang harus dipikirkan ialah bagaimana ekonomi pada tingkat masyarakat bisa bergerak. Dengan kewenangan yang dimiliki, pemimpin harus fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Persoalan politik juga harus diperhatikan. Namun, proporsinya jangan menjadi yang utama. Politik diperlukan hanya menjelang masa pemilihan kembali datang. Ukuran keberhasilan seorang yang paling mudah diukur ialah pada bidang ekonomi.

Hal yang paling ditakutkan pemimpin ialah bernasib seperti Trump. Kerja keras yang dilakukan dianggap tidak berarti dan dicap gagal. Karena itu, yang perlu dilakukan ialah menerapkan PDCA. Mumpung masih ada waktu, perbaikan evaluasi harus dilakukan dan tindaklanjuti untuk akselerasi. Dalam konteks Indonesia, tantangan terberat yang harus dijawab ialah pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan. Semua itu hanya bisa dipecahkan melalui kegiatan ekonomi, bukan basa-basi politik.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.