Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sepatu KPK

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
27/4/2017 05:31
Sepatu KPK
(MI/ROMMY PUJIANTO)

ADA permintaan aneh bin ajaib anggota DPR kepada KPK. Permintaan itu ialah agar KPK 'fleksibel'. Fleksibel terhadap apa? KPK bersedia memutar rekaman pemeriksaan Miryam Haryani, yaitu terbatas pada bagian yang menyebutkan ada tekanan dari anggota Komisi III DPR terhadap Miryam. Miryam ialah anggota DPR yang menjadi saksi dalam perkara KTP-E.

Di pengadilan, ia mencabut keterangannya dalam berita acara pemeriksaan. Alasannya keterangan itu dibuat atas tekanan tiga penyidik KPK, antara lain Novel Baswedan. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta kemudian menghadirkan ketiga penyidik KPK. Dalam persidangan juga diputar rekaman pemeriksaan KPK. Tidak terbukti bahwa ada tekanan. Dengan dasar itu, KPK menjadikan Miryam tersangka kesaksian palsu.

Persoalan tekan-menekan bertambah panjang karena penyidik KPK mengatakan Miryam justru mengaku ditekan anggota Komisi III DPR, yaitu Bambang Soesatyo, Azis Syamsudin, Desmon J Mahesa, Masinton Pasaribu, dan Syarifuddin Sudding. Benarkah? Bohong, kata anggota Komisi III. Untuk membuktikan bahwa KPK berbohong, DPR meminta KPK memutar rekaman keterangan Miryam, di bagian yang menyebutkan Miryam ditekan anggota Komisi III DPR.

KPK menolak permintaan itu. Bambang Soesatyo diberitakan menilai KPK tidak 'fleksibel'. Komisi III kemudian menjadikannya perkara besar, yaitu agar DPR menggunakan hak angket terhadap KPK. Seandainya KPK 'fleksibel', kira-kira urusan tidak menjadi 'sebesar' itu. KPK memang 'dilahirkan' untuk tidak 'fleksibel'. Takdirnya ialah menjadi lembaga negara yang kuat, bersih, berwibawa, dan tentu, kaku.

Bahkan kaku dalam kehidupan sosial, misalnya, haram hukumnya petinggi KPK menerima bingkisan Lebaran. Sebaliknya, DPR lembaga superfleksibel. Di situ dikembangkan dan dimenangkan lobi-lobi politik. Berdiplomasi, bernegosiasi, berkompromi, merupakan 'seni' yang harus dimiliki para politikus. 'Memberi' dan 'menerima' kiranya perkara kewajaran. 'Ukuran sepatu' DPR jelas amat berbeda dengan 'ukuran sepatu' KPK. 'Lucu' benar (untuk tidak mengatakan 'amat keterlaluan') bila ada yang mengajak saling tukar sepatu, terlebih membelikan sepatu.

Baguslah bahwa KPK berkukuh dengan 'ukuran sepatunya', tidak mengikuti permintaan DPR, berukuran sepatu 'fleksibel'. Hemat saya, bubarkan saja KPK kalau, atas permintaan DPR, KPK menjadi fleksibel, bersedia memutar rekaman pemeriksaan mereka di gedung parlemen. Bukankah rekaman itu pro justitia? Bukan propolitik.

Dari sudut pandang konflik kepentingan, DPR mestinya tahu diri dan tahu batas, bahwa tidak patut mempersoalkan perkara KTP-E. Perkara itu diduga melibatkan anggota DPR, bahkan sejumlah nama menjulang, antara lain Ketua DPR Setya Novanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Kelakuan DPR itu, bahkan hendak menggunakan hak angket, memperkukuh persepsi publik bahwa DPR memang bernafsu besar menghabisi KPK.

Urusan sebetulnya sederhana. Bila anggota Komisi III DPR menilai penyidik KPK berbohong, kenapa tidak membawanya ke muka hukum, seperti KPK membawa Miryam ke muka hukum memberi kesaksian bohong? Kenapa membawanya ke ranah politik?

Dugaan korupsi KTP-E harus dibongkar habis. Korupsi KTP-E merupakan kejahatan luar biasa, bukan hanya dalam besarnya anggaran yang digarong dan dirampok, tetapi juga dampak langsung kepada jutaan rakyat yang sampai hari ini tidak terpenuhi haknya untuk punya KTP-E. Rakyat, termasuk penulis, kembali entah ke zaman kapan, ber-KTP sementara, berupa selembar kertas.

Terus terang, sebagai warga negara, saya malu besar, ke mana-mana membawa selembar kertas itu sebagai bukti tanda penduduk. Karena itu, saya simpan saja di rumah, siapa tahu bisa menakut-nakuti tikus.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.