Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ulama

04/4/2017 05:31
Ulama
(MI/USMAN ISKANDAR)

BULAN-BULAN belakangan ulama menjadi amat populer. Sejak MUI memberikan pendapat keagamaan tentang pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyinggung Al Maidah 51, Oktober tahun silam, ulama menjadi kerap dibincangkan. Ulama memberikan pendapat keagamaan dan juga berdemonstrasi berseri, berkali-kali. Yang bersetuju dan yang berseteru pun merebak.

Ada beberapa tajuk yang disematkan pada demonstrasi itu: Bela Alquran, Bela Islam, dan teranyar Bela Pribumi. Judulnya macam-macam, tapi tujuannya satu: minta Ahok dipenjara; Ahok diberhentikan dari jabatannya. Padahal, Pasal 1 ayat (1) KUHP jelas menyebutkan, ‘Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada’. Tak ada orang bersalah sebelum vonis hakim dijatuhkan.

Dalam Ensiklopedi Islam Jilid 5 (PT Ichtiar Baru Van Hoeve: 1993), disebutkan kata ulama merupakan bentuk jamak dari alim atau alim, yang keduanya berarti ‘yang tahu’ atau ‘yang mempunyai pengetahuan’; baik ilmu agama (Islam) maupun ilmu pengetahuan kealaman (dunia). Kita percaya ulama punya tugas mulia. Ia mengayomi, membina, dan membimbing umat.

Di masa al-Khulafa’ ar-Rasyidin (empat khalifah pertama) tidak ada pemisahan antara orang yang memiliki pengetahuan agama, ilmu pengetahuan kealaman, dan pemimpin politik praktis. Pada masa itu, ulama umumnya memiliki pengetahuan keagamaan, pengetahuan kealaman, dan sekaligus juga pelaku politik praktis (Di Indonesia, istilah ulama atau alim ulama yang semua dimaksudkan sebagai bentuk jamak berubah menjadi bentuk tunggal; ulama pun identik dengan ahli fikih).

Baru pada masa pemerintahan Bani Umayyah dan sesudahnya, istilah ulama lebih ditekankan kepada orang yang memiliki pengetahuan keagamaan saja. Bahkan, karena ada pembidangan ilmu agama, istilah ulama lebih dipersempit lagi. Misalnya ahli fikih disebut fukaha, ahli hadis disebut muhaddisin, ahli kalam disebut mutakallim, ahli tafawut disebut mutasawif, dan ahli tafsir disebut mufasir.

Orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu kealaman tak lagi disebut sebagai ulama, tapi disebut ahli dalam bidang masing-masing. Di Indonesia, istilah ulama atau alim ulama yang semua dimaksudkan sebagai bentuk jamak berubah pengertiannya menjadi bentuk tunggal; ulama juga identik dengan fukaha. Di Indonesia pula ada beberapa istilah atau sebutan bagi ulama. Di Aceh disebut teungku; di Sumatra Barat disebut tuanku atau buya; di Jawa Barat disebut ajengan. Di Jawa Tengah dan Timur disebut kiai; di Kalimantan Selatan, NTB, lazim disebut tuan guru; dan ulama yang memimpin tarekat disebut syekh.

Dalam soal Ahok, ada Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI). Padahal, MUI menyebut dalam kasus Ahok, MUI menyebut tidak mengeluarkan fatwa, tetapi pendapat keagamaan. Kedua itu berbeda dalam segi proses. Fatwa mesti lengkap dihadiri seluruh komisi yang ada di MUI, sementara pendapat keagamaan lebih simpel.

Salah satu ulama yang kerap mengkritisi MUI ialah mantan Rois Am PBNU Mustofa Bisri (Gus Mus). Ia mempertanyakan eksistensi MUI. “MUI itu organisasi apa? Kepemudaan bukan, agama bukan, politik juga bukan. Tapi mendapat dana dari APBN,” kata Gus Mus. Ia mengatakan tidak semua orang yang ada di MUI ulama, tapi mereka menyebut ulama. Yang benar-benar ulama di MUI, katanya, sangat sedikit. Padahal, lembaga itu mengeluarkan fatwa dan melakukan sertifikasi halal. Ia mengusulkan agar MUI introspeksi diri, bagaimana merekrut ulama yang benar-benar ulama.

Saya setuju Gus Mus. Ulama mesti kembali pada posisinya yang mulia itu. Ia pembimbing dan memandu umat, tidak saja dengan kedalaman ilmu, tapi juga dengan akhlaqulkarimah (akhlak terpuji). Banyak yang melihat dari awal demonstrasi yang didukung beberapa ‘ulama’ itu bukanlah murni bela Islam. Ia aksi politik.

Itu kian tak terbantahkan setelah Sekjen Forum Umat Islam Muhammad Al-Khaththath, tersangka makar, mengaku akan mendapat bonus besar jika ‘Aksi 313’ berakhir ricuh dan berhasil melengserkan Jokowi. Jika benar, alangkah sedih ulama begitu mudahnya dimanfaatkan untuk kepentingan politik ‘sang penyandang dana’. Membela yang bayar. Masih ada waktu MUI untuk mengembalikan tugas mulia para ulama.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.