Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sahabat Membawa Sesat

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
14/3/2017 05:03
Sahabat Membawa Sesat
(AP)

MUSTAHILAH kita menubuat diri sendiri agar tragis hidupnya.

Juga Park Geun-hye, presiden perempuan pertama Korea Selatan.

Namun, inilah cerita pahit anak presiden yang mengawali karier politiknya sejak muda, penuh liku, lalu cemerlang, tapi akhirnya tumbang.

Skandal korupsi meluruhkan segala prediksi, juga puja-puji. Park harus angkat kaki dari 'Istana Biru' (Chong Wa Dae), kediaman resminya. Jumat pekan lalu Mahkamah Konstitusi mensahkan pemakzulan yang sebelumnya dilakukan parlemen, Desember tahun lalu.

Park kini tinggal menghitung hari untuk diadili, sebab kekebalan hukumnya telah pula dicabut.

Ia memang disambut ribuan pendungkungnya untuk kembali ke kediaman pribadinya di selatan Seoul, distrik Samseong.

Namun, apa artinya itu semua untuk seorang penguasa yang telah jatuh karena skandal korupsi?

Mereka tak akan mampu memulihkan posisinya yang hilang.

Yang mungkin mereka lakukan hanyalah menghiburnya untuk sementera.

Setidaknya pemakzulan meredakan demonstrasi yang digelar berkali-kali menuntut Park untuk berhenti.

Inilah pelajaran berharga dari Negeri Ginseng.

Salah satu negeri Asia Timur yang melesat ke pentas dunia menjadi negara industri maju dan amat serius memerengi korupsi.

Namun, justru terjerembab karena laku raswah sendiri. Adalah kawan karib Park Geun-hye, yakni Choi Soon-il, yang juga penasihat spiritual sang presiden, menjadi biang keladinya.

Dengan memanfaatkan posisi vitalnya, Choi menekan para pengusaha kakap hingga miliaran won untuk dua yayasan yang ia dirikan.

Choi telah dtangkap dan ditahan.

Kini giliran Park menunggu waktu.

Sejak skandal "Sahabat membawa sesat" ini terkuak, suara pemakzulan memang mulai menggema.

Park pun meminta nasihat parlemen, mengundurkan diri atau dimakzulkan.

Partai oposisi berkeras Park dimakzulkan, partai pemerintah berkeinginan mengundurkan diri.

Desember lalu parlemen pun memberikan suaranya, 234 setuju pemakzulan dan 56 menolak.

Park Geun-hye, lahir 2 Febuari 1952.

Darah biru politik mengalir dari ayahnya, Jenderal Park Chung-hee, presiden ke-3 Negeri Ginseng itu.

Namun, ia tak meniti hidup dengan lempang.

Sang ayah yang berkuasa karena kudeta militer, tewas dibunuh pada 26 Oktober 1979, setelah berkuasa selama 18 tahun.

Lima tahun sebelumnya, sang ibu, Young-soo, juga menemui ajal karena penembakan.

Sepeninggal sang ibu, ia pun menggantikan peran sebagai "ibu negara".

Sepeninggal sang ayah, Park Geun-hye menghilang dari publik.

Insinyur teknik ini kembali setelah 18 tahun absen dari panggung politik.

Pada 1998 ia menjadi wanita pertama di Majelis Nasional Korea Selatan.

Pada 2007, Park maju sebagai kandidat presiden bertarung melawan Lee Myung-bak, pengusaha sukses negeri itu, tapi kalah.

Kekalahan itu terbalas pada Pemilihan Presiden Desember 2012.

Park menang meyakinkan.

Partisipasi pemilih pun melonjak.

Janjinya yang akan tegas memberantas korupsi dan nepotisme, rupanya menjadi jualan politik yang manjur.

Hidup Park yang memilih tetap lajang, kian meyakinkan publik bahwa ia calon presiden paling menjanjikan.

Namun, seperti janji para politisi pada galibnya, ia bagai buih-buih lautan.

Teman sepermainannya sejak kecil, Choi Soon-il, justru jadi malapetaka karier politiknya.

Kita tahu Korea Selatan betapa keras memberantas korupsi, betapa keras memacu diri.

Adalah Samuel P Huntington yang mengidentifikasi Korea Selatan sebagai bangsa yang 'menghargai hidup hemat, investasi, kerja keras, pendidikan, organisasi, dan disiplin' sebagai kunci kemajuan.

Skandal koruspi tentu menjadi aib dan pukulan serius bagi negeri itu.

Terlebih Park Geun-hye menghipnotis massa karena janji memberantas korupsi.

Nyatanya, korupsi menjeret leher sendiri.

Skandal korupsi karena tak tegas pada sahabat dekat di Korea Selatan bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pemimpin di mana pun, juga di Indonesia.

Termasuk Presiden Joko Widodo yang tengah membereskan aneka persoalan.

Tak sedikit cerita pengkhianatan oleh teman dalam kekuasaan.

"Sokong membawa rebah," kata peribahasa Melayu.

Artinya, dikhianati oleh teman sendiri.

Inilah sahabat membawa sesat.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.