Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEMBANGUNAN proyek moda raya terpadu (mass rapid transit/MRT) di Jakarta sudah mencapai 66%. Terowongan dari Patung Pemuda hingga Bundaran Hotel Indonesia sudah tersambung sepenuhnya. Presiden Joko Widodo meminta pembangunan tahap dua dan tahap tiga dipercepat mulainya. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono menjelaskan tidak ada teknologi baru dalam pembangunan MRT, termasuk pembuatan terowongan.
Kementerian PU-Pera membuat terowongan dengan teknologi yang sama dalam membangun sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Lalu apa yang bisa kita pelajari dari pembangunan MRT? Menurut Menteri Basuki, manajemen pengelolaannya. Pembangunan MRT dilakukan dengan sistem yang rapi. Kendaraan proyek tidak keluar-masuk sehingga memperparah kemacetan. Jalan yang terpakai untuk proyek ditata tanpa harus mengurangi kenyamanan berkendara. Ratusan ribu ton tanah hasil pembangunan terowongan tidak ada satu pun yang tercecer di jalan.
Manajemen pengelolaan inilah yang diharapkan Menteri PU-Pera bisa dipelajari dan diterapkan dalam pembangunan infrastruktur yang lain. Perusahaan kontraktor dalam negeri harus bisa melakukan yang sama ketika membangun berbagai infrastruktur. Standar pengelolaan proyek harus bisa sama baiknya.
Inilah yang menjadi tantangan kita. Pengerjaan proyek MRT sebenarnya dilakukan orang Indonesia. Hampir 95% yang mengerjakan proyek ialah bangsa kita. Hanya supervisornya yang berasal dari Jepang. Namun, hasilnya bisa berbeda jauh dengan proyek yang sepenuhnya dilakukan kontraktor kita sendiri.
Saya jadi teringat cerita Bob Hasan tentang Jenderal Achmad Yani pada 1950-an. Sepulang dari mengikuti pendidikan militer di Fort Leavenworth, AS, Letkol Yani mulai gandrung main golf. Satu-satunya lapangan yang ada saat itu ialah Lapangan Golf Rawamangun.
Saat itu, Rawamangun masih dikelola orang Belanda. Sebelum diperkenankan main, sebagai calon anggota klub yang baru, Letkol Yani diminta mengikuti tes tertulis tentang tata cara bermain golf. Ternyata Yani tidak lulus sehingga harus mengikuti tes ulangan.
Karena merasa sebagai bangsa merdeka, Letkol Yani meminta Bob Hasan untuk mengganti pengelola. Lapangan Golf Rawamangun tidak perlu dikelola lagi oleh orang-orang Belanda, tetapi diambil alih oleh bangsa Indonesia sendiri. Begitu dikelola orang Indonesia, para caddy ternyata merasa tidak perlu lagi mengikuti aturan orang Belanda. Mereka tidak lagi datang ke lapangan dengan menggunakan seragam dan merasa tidak perlu juga memakai sepatu.
Bangsa Indonesia bukan tidak mengenal disiplin. Kalau sedang bepergian ke luar negeri, orang Indonesia sangat taat kepada aturan. Namun, ketika kembali ke Indonesia, kita menjadi pribadi yang lain dan berubah menjadi orang yang tidak peduli pada aturan.
Persoalan pada kita ialah ketaatan kepada sistem. Hal itu sepertinya mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Kita cenderung menganggap enteng dan tak peduli kalau bangsa sendiri yang mengaturnya. Kelemahan lain pada kita ialah kemauan untuk memahami persoalan secara detail. Kita jarang mau mendalami mengapa sebuah sistem itu bisa berjalan dengan baik. Kita hanya melihat dari jauh dan mau mendengar yang enak-enak saja. Ketika berkaitan dengan hal-hal yang lebih sulit, kita cenderung menghindar.
Akibatnya, kultur yang terbangun cenderung berprinsip ‘bagaimana nanti’. Jarang kita mau berpikir ‘nanti bagaimana’. Kita baru tergagap ketika kemudian muncul persoalan. Belajar dari pengalaman pembangunan MRT, kita harus mau berubah. Kita tidak boleh menggampangkan masalah.
Kita harus mengantisipasi berbagai persoalan jauh ke depan. Bahkan kita harus mampu mengidentifikasi berbagai masalah yang akan terjadi sehingga hal-hal yang akan merugikan bisa diantisipasi. Terutama pemimpin harus mampu melihat persoalan secara lebih holistis dan antisipatif ke depan. Apalagi tugas pemimpin ialah menyelesaikan persoalan, bukan hanya membuat masalah dan kemudian tidak tahu bagaimana menyelesaikannya.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved