Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tanah 30:30:30:10

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
09/1/2017 05:00
Tanah 30:30:30:10
(ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho)

ADA tiga hal penting mengenai kesenjangan terjadi di awal tahun ini.

Pertama, wafatnya Anthony B Atkinson, godfather studi ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin.

Bukunya yang pertama terbit pada usia muda (25), ketika itu (1969) ketimpangan masih rendah.

Pada 1 Januari 2017, Anthony tutup usia 72 tahun di Oxford, Inggris, ketika ketimpangan merupakan perkara besar.

Ia mewariskan 40 judul buku, terakhir (2015), Inequality: What Can be Done?.

Hal kedua, bagaimana negara menjawab kesejahteraan penganggur? Penganggur subjek ketimpangan.

Finlandia menjawabnya, mulai 1 Januari 2017, negara bereksperimen memberi penghasilan tetap kepada penganggur.

Sebanyak 2.000 penganggur berumur 25-58 tahun dipilih secara acak, diberi 560 euro per bulan bebas pajak, terhitung sejak jaminan sosial mereka dihentikan.

Apa tujuan eksperimen itu? Pemberian tunjangan sosial tidak mendorong orang keluar dari kemiskinan.

Anggaran tunjangan sosial diperkirakan turun karena hilangnya biaya birokrasi untuk menangani sistem kesejahteraan yang ruwet/kompleks.

Hal ketiga, ketimpangan di dalam negeri. Dalam rapat kabinet Rabu (4/1), Presiden Jokowi memerintahkan para menteri bekerja keras menurunkan kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.

'Jokowi Mati-matian Atasi Kesenjangan', tulis koran ini.

Mati-matian itu antara lain meredistribusi pemilikan tanah dan menjadikannya hak milik besertifikat.

Pertanyaannya, mau diapakan tanah itu?

Kritik laten ialah harga hasil pertanian tidak berpihak kepada petani sehingga petani tetap saja miskin.

Dengan program Presiden Joko Widodo mati-matian itu, terjadi peningkatan kekayaan petani, yaitu dari buruh tani menjadi petani pemilik lahan.

Namun, dari segi pendapatan, bisa-bisa tetap saja miskin, gara-gara kenaikan biaya produksi tidak disertai kenaikan harga hasil pertanian.

Kiranya penting pelajaran dari zaman Pak Harto, ketika pemerintah memberi insentif berupa subsidi terhadap input pertanian.

Berhasilkah meningkatkan kesejahteraan petani? Tidakkah petani gurem dengan rata rata pemilikan 0,25 ha tetap miskin?

Kiranya kita perlu juga belajar dari pikiran besar pertanian Raja Thailand, King Bhumibol Adulyadej, yang wafat 13 Oktober lalu.

Pokok pikiran besar itu ialah prinsip kebercukupan yang juga berisi mikromanajemen pertanahan.

Kata Raja, fase pertama, tanah harus dibagi dalam empat bagian.

Pertama, 30% luas tanah untuk kolam menampung air hujan sehingga di musim kering cukup air untuk pertanian dan ternak.

Kedua, 30% luas tanah untuk tanamam padi bagi konsumsi keluarga.

Ketiga, 30% luas tanah untuk tanaman tahunan, buah-buahan, sayur sayuran, tumbuh-tumbuhan bumbu, untuk konsumsi sendiri.

Bila ada surplus, dijual. Sisanya, 10% luas tanah untuk rumah, peternakan, jalan, dan infrastruktur lainnya.

Fase berikutnya mendorong petani bekerja sama dalam kelompok, baik menyangkut apa yang ditanam, memasarkannya, bahkan keuangan untuk kesejahteraan komunitas.

Fase selanjutnya mencari jalan agar kelompok petani mendapatkan akses keuangan untuk investasi dan memperbaiki hidup mereka.

Konsep 30:30:30:10 itu membutuhkan tanah, dalam ukuran Thailand seluas 15 rai, yaitu 15 x 1.600 m2 = 24.000 m2.

Pertanyaannya, apakah redistribusi pemilikan tanah yang diperintahkan Presiden Jokowi bisa membuat petani mencapai syarat luas tanah tersebut?

Bila tidak, jelaslah lebih dulu diperlukan langkah kolektivitas tanah, yaitu mendorong petani menggabungkan tanahnya dalam kelompok, sebelum melangkah ke fase berikutnya.

Raja Bhumibol berpandangan tidak penting negaranya menjadi macan ekonomi. Yang penting negara berkecukupan ekonomi.

Setiap desa atau distrik harus secara relatif mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Katanya, tidak ada kebercukupan diri sendiri yang mutlak, yang hanya terjadi di zaman batu.

Berkemampuan mencukupi diri sendiri itu juga membuat Jokowi senang, ketika ia mengatakan bahwa pada September lalu, tidak seperti biasanya, tidak ada rapat terbatas kabinet membahas impor beras.

Petani, rakyat terbanyak mencapai ekonomi berkecukupan itulah petunjuk dini bahwa ketimpangan mulai teratasi.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.