Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perempuan Korupsi

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
05/1/2017 05:31
Perempuan Korupsi
(MI/RAMDANI)

DALAM fungsi kepublikan, masihkah kuat pandangan bahwa perempuan lebih bisa dipercaya daripada lelaki? Bahwa perempuan lebih bersih dalam mengurus pemerintahan jika dibandingkan dengan lelaki yang cenderung korup? Pertanyaan itu mengganggu, bukan saja karena di dalam negeri, gara-gara seorang perempuan, Sri Hartini, Bupati Klaten, ditangkap KPK dengan tuduhan melakukan jual beli jabatan.

Namun, juga karena korupsi dilakukan perempuan dengan kekuasaan jauh lebih besar, yaitu Presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang sedang menjabat, dan yang sudah mantan, Cristina Fernandez de Kirchner, presiden Argentina dua periode (2007-2015). Apakah karena nila setitik, rusak susu sebelanga?

Tiga perempuan itu bukan setitik. Kekuasaan mereka sebelanga. Namun, saya tetap masih percaya bahwa perempuan lebih jujur, lebih bersih daripada lelaki. Kiranya saya tidak sendirian di kolong langit. Pandangan bahwa perempuan lebih bersih, misalnya, membuat perempuan ditugaskan menjadi polisi lalu lintas di Meksiko. Mereka ditengarai 'lebih kuat imannya'.

Di Indonesia, mereka terlihat kinclong di televisi, menyampaikan informasi kepadatan jalan raya, tetapi tidak tampak didesain untuk membasmi sogok-menyogok di jalanan. Pemegang buku tilang didominasi polantas lelaki. Tak percaya? Periksalah sepatunya!

Dalam konteks besar bernegara, tentu memperbanyak polantas perempuan untuk memberantas suap di jalan raya lebih mudah ketimbang memperbesar partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan politik, sekalipun dipercaya hal itu dapat menurunkan korupsi.

Untuk cabang kehidupan tertentu mestinya itu dapat diterapkan. Contohnya, kredit macet perbankan mungkin lebih rendah bila dari awal sampai posisi puncak, direktur kredit didominasi perempuan. Presiden Jokowi menuai pujian ketika ia mengangkat panitia seleksi komisioner KPK, semuanya perempuan.

Hasilnya, untuk pertama kali seorang perempuan, Basaria Panjaitan, menjadi pemimpin KPK. Sebuah eksperimen penegakan hukum kiranya perlu dilakukan, yaitu sejumlah perkara sensitif ditangani sepenuhnya dan seutuhnya oleh kaum perempuan. Polisi, jaksa, hakim (sampai hakim agung), panitera, advokat, semuanya perempuan. Terdakwanya tidak pandang bulu, tidak pandang jenis kelamin. Masihkah terjadi jual beli hukum dan keadilan?

Contoh lain, tidakkah lebih sejuk suasana kebatinan politik bila hal itu diterapkan pada perkara Ahok yang kini tengah diadili? Sejujurnya, kepercayaan kepada perempuan sempat goyah ketika anggota DPR, Damayanti, ditangkap KPK. Goyah, padahal Damayanti cuma setitik di tengah sebelanga anggota Komisi V DPR yang korup.

Hanya parlemen yang bersih yang layak dipercaya melakukan checks and balances. Bukan semata dalam perspektif persamaan, melainkan agar parlemen bersih, perlu dan penting memperbanyak kursi untuk perempuan. Sayangnya, kuota 30% baru sebatas pencalonan. Manis dalam teks undang-undang, pahit dalam realitas politik. Hasil pileg menunjukkan sedikit yang dipilih rakyat.

Karena itu, kuota perempuan tidak dapat dipakai untuk menguji apakah lebih banyak perempuan duduk di parlemen berpengaruh besar terhadap pengurangan tingkat korupsi di DPR. Tesis besar ialah di dalam negara demokratis relasi gender itu kuat. Sebuah studi di Eropa menunjukkan lebih banyak lelaki (25,4%) jika dibandingkan dengan perempuan (19,6%) yang tetap memilih partai yang orangnya malingan.

Sebaliknya, lebih banyak perempuan (44,2%) daripada lelaki (38,4%) yang sama sekali tidak akan memilih partai macam itu. Sama banyaknya (36,2%) pilih partai lain saja. Bagaimana dengan kita yang sedang melakukan konsolidasi demokrasi yang sepertinya tiada kunjung selesai?

Ada harapan endemik korupsi dapat ditekan lebih cepat bila temuan studi tersebut diterapkan, yaitu 6% saja pemilih perempuan di negeri ini tidak mencoblos partai yang orang-orangnya nyolongan. Rasanya dalam tiga pemilu partai jenis itu punah, masuk lubang kubur. Saya pikir KPK harus punya strategi tajam dan mendalam agar gerakan pencegahan korupsi dengan dukungan masyarakat warga, berani memasuki tesis besar itu.



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.