Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Belajar dari Bola

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
20/12/2016 05:31
Belajar dari Bola
(MI/RAMDANI)

TAK ada sejarah tercipta di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12). Yang ada hanyalah peristiwa ulangan, tahun-tahun ketika timnas ‘Garuda’ ditaklukkan tim ‘Gajah Perang’ pada 2000 dan 2002. Tahun berikutnya pada 2004, Laskar Garuda juga menyerah kepada Singapura dan pada 2010 takluk kepada Malaysia. Memang takdir yang menyakitkan, lima kali masuk final sejak Piala AFF dihelat pada 1996, lima kali pula konsisten di posisi kedua.

Kemenangan 2-1 di leg pertama di Stadion Pakansari, Bogor, 14 Desember 2016, tak bisa menjadi modal berharga yang mampu menghambat laju timnas Thailand di kandang mereka sendiri. Malam itu, tim ‘Garuda’ takluk 0-2 atau kalah dengan agregat 2-3. Pupuslah bola yang dinujum menjadi puncak kegembiraan di tengah keterbelahan bangsa dengan berbagai ‘aksi’ belakangan ini.

Jika ingin menghibur diri, inilah juara tanpa mahkota. Sebutan untuk timnas kita. Seperti Belanda yang mendapat predikat serupa karena beberapa kali masuk final Piala Dunia, tapi tak pernah menjadi juara pertama. Akan tetapi, pencapaian timnas dengan senarai persiapan jauh dari ideal, inilah capaian yang luar biasa. Apa pun, ia telah menjadi oasis di tengah kondisi politik kita yang panas menjelang pilkada Jakarta pada Februari 2017.

Kami sekeluarga menonton putaran final leg kedua Piala AFF 2016 di tiga tempat berbeda. Me lalui grup WA keluarga, kami terus menyemai harapan, bahkan hingga menit-menit akhir. Padahal, gawang Kurnia Mega dua kali dirobek striker bertubuh gempal Sirod Chatthong pada menit ke-37 dan 47. Penantian yang muskil memang. Namun, bukankah keajaiban kerap hadir di waktu-waktu akhir? Antiklimaks!

Sejarah pun mencatat, sejak 1957 dari 75 kali pertemuan, Indonesia hanya menang 24 kali, sedangkan Thailand menang 37 kali, dan imbang 14 kali. Kekompakan, semangat tinggi, modal kemenangan, yang sebelumnya kami banggakan, tidak terlihat di Stadion Rajamangala. “Tak ada hasil maksimal tanpa segala persiapan yang memadai. Tak ada yang instan,” kata seorang komentator televisi.

Gagallah bola yang kita bicarakan berhari-hari menjadi penghiburan kami yang sempurna. Benarlah kata sebuah adagium, jangan berharap memanen jika tak menanam dengan baik. Pada 2012 dan 2014, tim ‘Garuda’ tak lolos di fase grup. Sepak bola kita kacau. Perhelatan antarklub penuh masalah, hingga tak direstui pemerintah. Perseteruan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti, waktu itu, dan Menpora Iman Nahrawi, berujung dibekukannya PSSI oleh FIFA.

Memang kegagalan itu menyesakkan dada. Indonesia yang pernah digdaya pada era 1960- an hingga 1980-an, negeri berpenduduk hampir separuh jumlah penduduk Asia Tenggara, takluk berkali-kali di ajang olahraga rakyat ini. Thailand lima kali juara AFF. Singapura, negara kota berpenduduk 5,5 juta, empat kali juara. Vietnam dan Malaysia masing-masing satu kali.

Bola di Indonesia yang mempunyai daya magis luar biasa yang kerap menjadi barometer nasionalisme harus berbenah total. Terpilihnya Ketua Umum PSSI yang baru Edy Rahmayadi, menggantikan La Nyalla Mattalitti yang tersangkut kasus pidana, benar-benar harus menjadi momentum pembenahan. Reformasi di tubuh PSSI, pembinaan usia dini, pemilihan pelatih, kompetisi antarklub, perwasitan, distribusi tiket, dan hal-hal lain yang menyangkut industri sepak bola tak bisa menunggu waktu.

Karena bola di negeri ini teramat penting, mestinya ditangani amat serius sebagai kepentingan bangsa dan negara. Aneh jika ada aturan klub hanya membolehkan dua pemain untuk timnas. Ini harus ditinjau ulang. Bicara bola ialah bicara manusia, niaga, dan bangsa. Bermain bola ialah bicara kerja sama dengan syarat utama sportivitas.

Sportivitas ialah sikap adil terhadap lawan; mengakui keunggulan lawan, dan mengakui kelemahan diri sendiri. Politik mestinya belajar dari bola. Kita semua harusnya belajar dari bola.***



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.