Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bola Kita

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
09/12/2016 05:31
Bola Kita
(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/)

ADA hening cipta dan munajat doa di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Rabu malam lalu. Kedua skuat yang hendak berlaga, yakni timnas Indonesia dan Vietnam, penonton di dalam palagan bola berkapasitas 40 ribu orang itu, menundukkan kepala. Pada pertandingan semifi nal sebelumnya di Stadion Pakansari, Bogor, kedua tim dan seluruh penonton juga khusyuk berdoa untuk korban para pemain klub Chapecoense, Brasil, yang nahas karena kecelakaan pesawat udara.

Timnas Indonesia pun mendedikasikan kemenangan atas Vietnam dan ke fi nal untuk bangsa yang tengah berduka karena gempa di Aceh. Bahkan, Indonesia telah menyiapkan pita hitam yang hendak disematkan di lengan. Kapten timnas Boaz Solossa dan Manahati Lehtusen yang menyarangkan satu gol ke gawang Vietnam kompak mendedikasikan kemenangan itu untuk Aceh yang berduka. “Semoga mereka (rakyat Aceh) bisa cepat lebih baik,” kata Boaz seusai laga.

Sepak bola modern punya kultur menyatukan manusia yang beraneka ras, bangsa, warna kulit, ideologi, dan agama. Karena itu, setiap ada malapetaka yang merenggut nyawa manusia, sepak bola tampil ke muka. Di klub-klub bola, misalnya, keragaman disatukan dalam kata bernama profesionalitas. Tak pandang ia berwarna gelap atau terang, beragama Kristen, Islam, Buddha, Hindu, atau iman lain.

Di klub-klub besar Eropa, misalnya, kian banyak pemain beragama Islam, yang pada dekade-dekade sebelumnya tak tampak. Lihatlah di timnas Indonesia, ketika menyarangkan bola ke jala lawan, ada yang melakukan sujud bersama, membuat tanda salib di dada, mengangkat dua tangan seraya memanjatkan doa, atau ada yang bergoyang menari di tepian. Religiositas mereka bergerak spontan untuk bersyukur pada Sang Ilahi seusai mengukir sebuah prestasi. Dalam suasana duka Aceh itu, timnas kita yang tak diunggulkan melaju ke final Piala AFF 2016.

Indonesia akan menghadapi Thailand setelah tim itu dua kali menggunduli Myanmar 4-0 dan 2-0. Untuk kelima kalinya Indonesia melaju ke fi nal sejak Piala AFF diadakan pada 1996, tapi sekali pun belum pernah juara. Indonesia memang melaju agak tertatih, selalu menyarangkan dua gol ke jala lawan. Di babak penyisihan grup, Indonesia kalah dari Thailand 2-4, menahan seri 2-2 Filipina, dan mengalahkan Singapura 2-1. Di semifinal, menang atas Vietnam 2-1 pada pertemuan pertama dan seri 2-2 di laga kedua.

Timnas Indonesia memang baru bebas setelah satu setengah tahun terkena kartu merah FIFA. Pelatih Alfred Riedl hanya punya waktu tiga bulan membangun tim. Kepalanya pun perpendar memilih pemain yang terbatas itu karena klub-klub bola hanya membolehkan dua pemain yang bisa diambil untuk timnas. Sebuah aturan yang aneh! Kepentingan nasional dikalahkan kepentingan komersial klub. Karena itu, pencapaian ke final jadi istimewa.

Sudah bisa dibayangkan, stadion mana pun untuk laga kandang pasti akan menjadi megnet tiada terkira para pecinta bola kita. Antre tiket akan jadi pemandangan yang terulang setiap timnas berjuang. Tak usahlah laga final, di laga persahabatan saja, bola selalu punya sihir sendiri. Di negeri ini,permainan si kulit bundar ini memang seperti pelipur segala perkara.

Dalam situasi seperti apa pun, timnas selalu digilai para pecintanya. Sayang sebelumnya selalu jadi pecundang. Tak ada nubuat pasti siapa pecundang, siapa pemenang di fi nal nanti. Juara bertahan Thailand pasti banyak diunggulkan. Namun, dalam suasana duka Aceh, inilah momen terbaik bagi kita untuk menjadi terapi jiwa-jiwa yang berduka.

Kemenangan Indonesia juga akan menjadi ‘pembersih’ udara politik kita yang akhir-akhir ini penuh purbasangka. Sepak bola ialah pertandingan, tapi bukan permusuhan. Ia selalu memunculkan rivalitas, tapi juga mengundang solidaritas. Solidaritas untuk sepak bola. Solidaritas untuk Aceh. Solidaritas untuk Indonesia!



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.