Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Durjana

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
30/6/2016 05:31
Durjana
(ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

DUA kejahatan luar biasa, yaitu korupsi serta pembuatan/peredaran narkoba, belum teratasi. Kini, bertambah satu lagi, vaksin palsu. Jika tiga kejahatan luar biasa itu tiada kunjung dapat dibasmi, negara ini kiranya layak disebut negara durjana. Bayangkanlah, apakah jadinya anak bangsa ini di masa depan bila korupsi dan pembuatan/peredaran narkoba serta vaksin palsu tetap marak di negeri ini? Ketika balita, anak bangsa tertipu dikebalkan vaksin palsu.

Ketika remaja, pengguna narkoba. Setelah dewasa, korupsi. Negara macam apa NKRI? Masalah vaksin pada mulanya hanya vaksin yang telah kedaluwarsa yang ditemukan Badan POM pada 2008 dalam jumlah kecil. Baru lima tahun kemudian (2013), Badan POM mendapat laporan perihal vaksin palsu. Semua kasus itu, menurut Badan POM, telah diteruskan ke ranah hukum.

Akan tetapi, kenapa kini meledak menjadi masalah nasional? Kesadaran warga untuk memvaksinasi memang kian meluas. Pasar vaksin tumbuh, menggiurkan. Padahal, kebanyakan warga sensitif terhadap harga. Lahirlah barang palsu hasil kreativitas destruktif, hasil pikiran dan kelakuan ‘miring’, dengan harga yang juga miring.

Namun, sisi permintaan semata kiranya tidak cukup mendorong otak miring mana pun untuk nekat memproduksi massal vaksin palsu. Vaksin palsu ‘lahir’ dan ‘hadir’ di bumi pertiwi karena buruknya pengawasan. Terutama buruknya pengawasan internal di rumah sakit dan tentu pengawasan instansi pemerintah yang otoritatif mengontrol obat.

Dalam hal pengawasan itu ditengarai ada masalah kelembagaan yang serius. Badan POM tidak lagi berwenang. Kewenangan
pengawasan obat di rumah sakit dan apotek, sejak 2 tahun lalu, telah dipindahkan ke dinas kesehatan. Pusat korupsi bercokol di bagian pengadaan dan pembelian, tak kecuali di rumah sakit. Korupsi dapat terjadi karena penggelembungan harga obat, atau harga wajar di atas kertas, tetapi dengan diskon di bawah meja yang masuk kantong pribadi.

Semuanya bisa lolos, termasuk vaksin palsu, karena kontroler dapat, dan senang disogok. Korupsi vaksin palsu merupakan korupsi sadis. Bukan semata barang palsu dibayar seharga barang asli. Akan tetapi, berapa banyak orangtua balita tertipu telah mendapat vaksin polio (misalnya), ternyata kelak sang anak cacat kaki? Kiranya bayangan buruk itu hanya ramalan jelek penulis.

Selama korupsi masih menjadi darah daging, selama itu pula yang palsupalsu tetap bakal lahir dan hadir di negeri ini. Ia bisa berupa vaksin palsu yang masuk resmi/legal ke rumah sakit. Ia bisa berupa pemenang perkara yang asli, tapi sebetulnya palsu, karena membeli putusan hakim. Ia bisa pula pemenang tender palsu, dalam arti, proyek disubkontrakkan kepada kontraktor yang resmi kalah tender, tapi senyatanya dialah yang mengerjakannya.

Mengapa narkoba kian merajalela? Narkoba lolos masuk ke negeri ini patut ditengarai pun karena petugas dapat disogok. Pengedar tertangkap dilepas bila uang ‘bekerja’ dan ‘berperan’. Bagaimana narkoba bisa diperdagangkan di penjara bila tanpa suap-menyuap? Di negeri durjana, tak hanya mi instan yang laku, tapi juga kaya instan berkat korupsi dan produk palsu.

Celakanya, hal itu tidak dapat diatasi dengan instan. Sebagian karena masyarakat permisif, sebagian lagi karena kehilangan rasa malu dan kepantasan. Penyalahgunaan kekuasaan, contohnya, tidak sepenuhnya lagi dipandang sebagai kelakuan menyimpang. Buktinya, ada ketua pengadilan minta THR, ada pula Wakil Ketua DPR minta fasilitas kepada Konsulat Jenderal RI untuk melayani anaknya. Jangan heran bila di negeri durjana ada koruptor/ pengedar narkoba/pembuat vaksin palsu yang minta diskon dosa agar masuk surga.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.