Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Mimpi Jokowi dan Habibie

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
25/9/2021 05:00
Mimpi Jokowi dan Habibie
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MELIHAT Presiden Jokowi meresmikan pabrik baja di Cilegon, Banten, dengan teknologi paling canggih di dunia mengingatkan saya pada kisah seorang teman tentang BJ Habibie. Dua-duanya pemimpin negeri ini. Dua-duanya punya mimpi amat tinggi: membawa Indonesia terbang setinggi-tingginya, bergegas lari sekencang-kencangnya. Dua-duanya menerima cibiran yang sama sekaligus membuktikan hal yang sama pula.

Ihwal Habibie, kisahnya terjadi pada tahun 80-an. Ketika itu, Habibie baru beberapa tahun dipanggil pulang dari Jerman. Presiden Soeharto kepincut dengan kecemerlangan otak putra Parepare itu dalam hal teknologi. Pak Harto memanggilnya pulang ke Tanah Air karena tidak ingin kecerdasan Habibie dimanfaatkan habis oleh Jerman. Kecerdasan Habibie bahkan diabadikan Iwan Fals lewat lagu Oemar Bakri.

Begitu berkiprah di Tanah Air, si 'anak hilang' ini tidak pernah lelah mengampanyekan pentingnya teknologi. Bahasa umumnya, iptek, ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak ada tokoh lain yang mengumandangkan tanpa henti isu teknologi setandas Habibie. Namun, ia dicibir. Penyebabnya, semua orang, dari para pemimpin di semua tingkat hingga rakyat di lapisan terbawah, mafhum belaka bahwa kita memang negara pertanian yang masih cukup miskin. Maka itu, mustahillah kita mampu berlaga di kancah teknologi tinggi.

Pada kasus Habibie, perkaranya lebih ganjil lagi karena dia mau membangun pabrik pesawat terbang, bukan radio transistor atau sepeda motor. Teriakan keluhan dan ledekan pun datang dari berbagai penjuru mata angin. Kaum ekonom bahkan menganggap Habibie tidak terlalu paham tentang tahap-tahap kemajuan suatu bangsa.

Pesawat Habibie dicibir sebagai impian kosong yang tak patut, yang tidak berpijak di bumi agraris Indonesia. Khayalan Habibie dinilai kelewat zig-zag. Pokoknya, melanggar pakem tahap-tahap kemajuan industri yang mutlak harus diikuti setiap negara. Habibie jalan terus. Pak Harto pun menaruh kepercayaan sangat tinggi kepadanya. Habibie sukses mewujudkan impiannya: membuat pesawat terbang.

Akan tetapi, para pencibir tidak berhenti. Mereka, misalnya, bersorak riang ketika tahu dua pesawat Habibie dibarter dengan beras ketan oleh Thailand. Tak ada negara yang mau membeli pesawat buatan negeri agraris. Begitu kata mereka sambil tertawa sinis.

Salah satu jenis pesawat terbang produk Nurtanio (PT Dirgantara Indonesia) bernama Tetuko (nama Gatotkaca di masa kecil). Para pengejek Habibie pun segera memelesetkan Tetuko dengan: sing tuku ora teko-teko, sing teko ora tuku-tuku (pembeli pesawat tak kunjung datang, sedangkan yang datang tak kunjung membeli).

Tipe CN-235, pesawat generasi pertama, juga dipelesetkan menjadi 'capek nunggu'. Hingga waktu kemudian membuktikan bahwa Habibie-lah yang benar. Banyak negara terus memesan pesawat buatan Indonesia. Pula, beberapa negara lain, yang juga agraris, mengembangkan teknologi kedirgantaraan. Brasil, misalnya. Negeri tebu itu kini membuat banyak jenis pesawat, termasuk pesawat tempur.

Jokowi mengalami nasib serupa. Aksinya yang amat agresif dalam membangun infrastruktur dicibir tidak paham prioritas kebutuhan rakyat hari ini. Rakyat butuh makanan pokok, bukan makan semen dan besi, begitu cibiran para pengkritik. Begitu pula saat pembangunan jalur kereta cepat dilakukan, ada saja yang bilang: rakyat butuh makan cepat, bukan kereta cepat.

Hingga akhirnya, para pencibir itu ikut pula menikmati hasil percepatan infrastruktur. Saat meresmikan pabrik baja berteknologi supercanggih, Jokowi mengingatkan bahwa idustri baja merupakan sektor yang sangat strategis karena produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan industri-industri lain. Alhasil, bakal memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk jangka panjang.

Presiden Joko Widodo pun menandainya dengan meresmikan Hot Strip Mill-2 milik PT Krakatau Steel yang menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja. Hanya ada dua di dunia. Pertama, di AS dan yang kedua di Indonesia, di Krakatau Steel. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC alias baja gulungan hitam) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. Jokowi menarget pabrik tersebut nantinya mampu memproduksi HRC kualitas tinggi hingga 4 juta ton per tahun.

Dengan begitu, kebutuhan baja di dalam negeri yang meningkat hingga sekitar 40% dalam lima tahun terakhir bisa segera dipasok dari dalam negeri. Juga, otomatis akan menekan angka impor baja ke negara kita, yang saat ini berada pada peringat kedua komoditas impor Indonesia. Ujung-ujungnya, kita bisa menghemat devisa hingga Rp29 triliun per tahun. Maka itu, mimpi Jokowi untuk mewujudkan klaster 10 juta ton industri baja di Cilegon yang ditargetkan terealisasi pada 2025 bisa menjadi kenyataan.

Saya teringat pesan jelas Ricky Afrianto, Global Marketing Director Mayora, saat menjadi narasumber di Sharia Summit 2021 Media Group. Ia mengatakan bangsa ini jangan lagi minder, inferior. Jangan gampang ngeper dikatakan produknya kalah bersaing, tidak bakal diakui dunia. Sejarah telah membuktikan kita telah mengalahkan semua persepsi miring itu.



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.